SuaraJawaTengah.id - Ada "dusun mati" di Desa Dlimas, Kecamatan Tegalrejo, Magelang. Dusun Puntingan secara misterius ditinggal pergi penghuninya satu per satu.
Menurut keterangan Kepala Desa Dlimas, Saebani, dulu Dusun Puntingan dihuni 10 kepala keluarga. Mereka terhitung saudara dekat yang lahir dan besar di Dusun Puntingan.
Mulai sekitar tahun 1985, satu per satu warga Puntingan keluar dari dusun. Ada yang merantau ke Sumatera, ada juga yang pindah dengan sebab-sebab tidak jelas.
"Penghuninya dulu kurang lebih 10 orang. Terus akhirnya pindah satu per satu hingga akhir tahun 2020an masih ada 1 keluarga yang dihuni oleh 2 orang," kata Saebani, Jumat (2/9/2022).
Penghuni terakhir Dusun Puntingan adalah keluarga Istiono. Rumah paling ujung sebelah timur dusun itu dihuni Istiono bersama istrinya.
Lama sekali Istiono dan istrinya menempati rumah terakhir di Dusun Puntingan. Rumah-rumah lainnya sudah tidak lagi berbentuk bangunan karena diselimuti tanaman liar merambat.
Sekitar tahun 2020, Istiono jatuh sakit dan meninggal. Rumah lalu dikosongkan karena istri Istiono kemudian ikut sakit dan diboyong anaknya yang tinggal di Koripan, Tegalrejo.
Meski kini tinggal puing-puing, masih bisa dilihat bekas bangunan rumah bercat putih dan hijau itu dulu tampak asri di bawah naungan rumpun bambu.
Tembok muka rumah dihiasi ornamen batu alam yang sebagian besar sudah terkelupas. Dari bentuk dan ukuran rumah yang besar, bisa ditebak penghuninya dulu adalah orang yang berkecukupan.
Baca Juga: Kuat Ma'ruf Sempat Ancam Brigadir J Pakai Pisau Saat di Magelang, Apa Penyebabnya?
Seingat Kades Dlimas, Saebani, rumah milik Istiono diwariskan kepada anaknya. Namun karena anaknya-anaknya tinggal jauh, tak satupun mau menempati rumah di Dusun Puntingan. "Nggak tinggal di situ lagi. Nggak ada teman begitu."
Dulu Dihuni 7 Keluarga
Dari Sakdan, Kepala Urusan Pelayanan Desa Dlimas, kami mendapat informasi siapa saja penghuni Puntingan sebelum menjadi “dusun mati”. Menurut Sakdan, Dusun Puntingan pernah dihuni oleh 7 kepala keluarga.
"Imam Mustajab, Basam, Piatun, Mundirman, Mbah Sidah, Istiono, sama Ismail anaknya Pak Basam," kata Sakdan.
Dari 7 rumah yang dulu pernah dihuni di Dusun Puntingan, hanya rumah milik Istiono dan Mundirman yang masih terlihat bentuk bangunannya. Rumah lainnya tinggal tersisa pondasi yang menyembul di sela-sela rumput liar.
Rumah Mundirman kata Sakdan sudah dijual kepada Pak Kumpul, warga Desa Dawung. Rumah besar memanjang ke belakangan berukuran 6x20 meter itu tampaknya masih dalam proses pembangunan saat ditinggalkan.
Berita Terkait
-
Rekomendasi Komnas HAM Soal Dugaan Kekerasan Seksual Brigadir J di Magelang, Mahfud MD : Itu Hanya Pelengkap Informasi
-
Komnas HAM Yakin Ada Perintah Cuci Baju untuk Hilangkan Residu Bekas Penembakan Brigadir J
-
Komnas HAM Akui Motif Pembunuhan Brigadir Joshua karena Dugaan Pelecehan Seksual Putri Sambo di Magelang
Terpopuler
- 3 Mobil Bekas 60 Jutaan Kapasitas Penumpang di Atas Innova, Keluarga Pasti Suka!
- 5 Sepatu Lokal Senyaman Skechers, Tanpa Tali untuk Jalan Kaki Lansia
- 9 Sepatu Puma yang Diskon di Sports Station, Harga Mulai Rp300 Ribuan
- Cek Fakta: Viral Ferdy Sambo Ditemukan Meninggal di Penjara, Benarkah?
- 5 Mobil Bekas yang Lebih Murah dari Innova dan Fitur Lebih Mewah
Pilihan
-
In This Economy: Banyolan Gen Z Hadapi Anomali Biaya Hidup di Sepanjang 2025
-
Ramalan Menkeu Purbaya soal IHSG Tembus 9.000 di Akhir Tahun Gagal Total
-
Tor Monitor! Ini Daftar Saham IPO Paling Gacor di 2025
-
Daftar Saham IPO Paling Boncos di 2025
-
4 HP Snapdragon Paling Murah Terbaru 2025 Mulai Harga 2 Jutaan, Cocok untuk Daily Driver
Terkini
-
Transformasi Berkelanjutan, BRI Catat Kinerja Gemilang dan Dukung Program Prioritas Nasional 2025
-
Revolusi Anti-Rob: Jateng Gunakan Pompa Tenaga Surya, Hemat Biaya Operasional hingga Jutaan Rupiah
-
Waspada! Malam Tahun Baru di Jateng Selatan Diwarnai Hujan dan Gelombang Tinggi
-
BRI Blora Gelar Khitan Massal, Meriahkan HUT ke-130 dengan Bakti Sosial
-
Mobilio vs Ertiga Bekas di Bawah Rp150 Juta: 7 Pertimbangan Penting Sebelum Membeli