SuaraJawaTengah.id - Para nelayan tradisional di Kabupaten Probolinggo menanggung beban semakin berat setelah pemerintah menaikkan harga bahan bakar minyak.
Kusnadi, seorang nelayan dari kelompok Sekar Alami, Desa Randutatah, berkata dia membutuhkan sekitar 10 liter hingga 15 liter solar sekali melaut.
Bagi nelayan seperti Kusnadi, biaya untuk membeli solar sebanyak itu amat besar karena penghasilannya tak sebanding.
Sekali melaut, rata-rata Kusnadi hanya dapat menghasilkan uang sekitar Rp300.000.
Kusnadi menjelaskan bagaimana dia mengatur penghasilannya dengan ketat supaya semua kebutuhan tercukupi.
Penghasilannya mesti dipotong untuk menutup biaya makan selama melaut, perbaikan mesin perahu, dan pembelian solar. Jika tersisa, barulah dapat diberikan kepada keluarga.
Kusnadi menyebut harga ikan laut seharusnya juga naik seiring dengan kenaikan harga BBM. Padahal harga kebutuhan pokok sudah naik semua dan hal ini menambah beban lagi bagi keluarga nelayan tradisional.
“Harga BBM naik, tapi kenapa harga jual ikan masih tetap. Hasil jual tangkapan ikan itu saja hanya cukup untuk membeli solar. Lalu biaya untuk makan, nafkah keluarga, dan lainnya bagaimana?” kata Kusnadi dalam laporan Beritajatim.
Sulaiman, seorang nelayan dari kelompok Sumberantah, Desa Randutatah, berharap pemerintah memberikan bantuan kepada para nelayan.
Baca Juga: Sopir Angkot di Lebak Desak Dishub Sesuaikan Tarif Pasca Kenaikan Harga BBM Bersubsidi
Beberapa waktu yang lalu, nelayan dijanjikan pemerintah bakal mendapatkan bantuan, tetapi sampai sekarang belum mereka terima.
“Bantuan pemerintah tidak pasti kapan diberikan. Sementara BBM terus dinaikkan. Naikkan saja terus harga BBM sampai perahu ini nanti saya jual untuk makan,” kata Sulaiman.
Dia juga mengeluhkan kenapa harga ikan masih tetap, padahal harga BBM naik.
Menurut Sulaiman seharusnya pemerintah melakukan survei ke lapangan sebelum menaikkan harga BBM sehingga mengetahui realitas yang dihadapi masyarakat, khususnya nelayan tradisional.
“Kalau memang BBM mau dinaikkan, pemerintah harus memperjelas kartu nelayan dan kalau bisa, bantuan diberikan tiap bulan. Seperti bantuan kapal, jaring, dan lain-lain. Jangan semena-mena langsung dinaikkan harga BBM. Lihat kondisi di bawah dulu lah,” kata dia.
Kusnadi juga nelayan-nelayan yang lain berharap pemerintah memperhatikan nasib mereka, setidaknya harga jual ikan dinaikkan agar seimbang dengan pengeluaran untuk kebutuhan hidup.
Berita Terkait
-
BBM RI Dituding Mahal Dibandingkan Malaysia, Menkeu Purbaya Bongkar Harga Jual Pertamina
-
Antisipasi Harga BBM Naik: 10 Rekomendasi Mobil Bekas Super Irit, Pilihan Cerdas dan Turunkan Ego
-
Bensin Naik Jelang Bulan Puasa! Ini Harga BBM Terbaru Februari 2025 Pertamina, Shell, Vivo dan BP
-
Soal Harga BBM Naik Tiba-tiba, Dokter Tifa: Bener-bener Semua Jadi Tolol
-
Protes Harga BBM Pertamax Naik, Warga Jaksel: Gaji Aja Belum Ada Kenaikan
Terpopuler
- 5 Mobil Bekas Rp80 Jutaan: Dari Si Paling Awet Sampai yang Paling Nyaman
- 5 Sabun Cuci Muka Wardah untuk Usia 50-an, Bikin Kulit Sehat dan Awet Muda
- Timur Kapadze Tolak Timnas Indonesia karena Komposisi Pemain
- 5 Shio yang Diprediksi Paling Beruntung di Tahun 2026, Ada Naga dan Anjing!
- 19 Kode Redeem FC Mobile 5 Desember 2025: Klaim Matthus 115 dan 1.000 Rank Up Gratis
Pilihan
-
Kekuatan Tersembunyi Mangrove: Bisakah Jadi Solusi Iklim Jangka Panjang?
-
Orang Pintar Ramal Kans Argentina Masuk Grup Neraka di Piala Dunia 2026, Begini Hasilnya
-
6 Rekomendasi HP Rp 3 Jutaan Terbaik Desember 2025, Siap Gaming Berat Tanpa Ngelag
-
Listrik Aceh, Sumut, Sumbar Dipulihkan Bertahap Usai Banjir dan Longsor: Berikut Progresnya!
-
Google Munculkan Peringatan saat Pencarian Bencana Banjir dan Longsor
Terkini
-
Gubernur Ahmad Luthfi Ajak Para Perantau Bangun Kampung Halaman
-
Geser Oleh-Oleh Jadul? Lapis Kukus Kekinian Ini Jadi Primadona Baru dari Semarang
-
10 Nasi Padang Paling Mantap di Semarang untuk Kulineran Akhir Pekan
-
BRI Peduli Salurkan 5.000 Paket Sembako bagi Masyarakat dalam Program BRI Menanam Grow & Green
-
SIG Dukung Batam Jadi Percontohan Pengembangan Fondasi Mobilitas & Pertumbuhan Ekonomi Berkelanjutan