Scroll untuk membaca artikel
Budi Arista Romadhoni
Kamis, 08 September 2022 | 09:48 WIB
Olah TKP di Pondok Pesantren Gontor. Seorang warganet yang curhat di kolom komentar akun instagram @pondok.modern.gontor bahwa anaknya juga pernah menjadi korban kekerasaan oleh oknum pengasuh pondok. [Foto: Beritajatim]

SuaraJawaTengah.id - Pondok Pesantren Modern Darussalam Gontor saat ini tengah jadi sorotan publik di media sosial.

Hal itu setelah terungkapnya ada seorang santri asal Palembang yang meninggal dunia diduga jadi korban penganiayaan.

Kasus penganiayaan santri itu pertama kali dibongkar oleh pengacara kondang Hotman Paris saat menerima aduan ibunda korban Soimah yang menemuinya.

Aduan ibu soimah ini kemudian diteruskan oleh Hotman Paris kepada Kapolda Jawa Timur.

Baca Juga: Soroti Tewasnya Santri Ponpes Gontor karena Dianiaya, MUI Dukung Langkah Tegas Ponpes ke Oknum Pelaku

"Halo bapak Kapolda Jawa timur. Di sini ada seorang ibu yang datang ketemu Hotman di Palembang. Katanya anaknya meninggal di Gontor satu," kata Hotman Paris dalam videonya.

"Meninggalnya diduga karena tindak kekerasan. Belum tahu pelakunya. Siapa namanya?," sambung Hotman Paris.

"Namanya Albar Mahdi," jawab sih ibu dengan menangis sesenggukan.

Usut punya usut, kasus kekerasan yang di Pondok Pesantren Gontor ternyata bukan pertama kali ini terjadi.

Pasalnya ada seorang warganet yang curhat di kolom komentar akun instagram @pondok.modern.gontor bahwa anaknya juga pernah menjadi korban kekerasaan oleh oknum pengasuh pondok.

Baca Juga: Kasus Gontor Harus Jadi Momentum Sahkan Permen Pencegahan Tindak Pidana Kekerasan di Lembaga Pendidikan

Bahkan warganet ini menceritakan anaknya sampai kabur dari pondok lantaran tidak kuat diperlakuan seperti itu.

Warganet yang ikut menceritakan anaknya menjadi korban kekerasan di Pondok Pesantren yang berada di Ponorogo Jawa Timur.

"Semoga ke depan Gontor senantiasa memperbaiki diri. Anak saya pernah mengalami kekerasaan dari oknum dan memilih melawan serta kabur," kata warganet tersebut.

Ia menambahkan kejadian yang menimpa anaknya sampai sekarang masih membekas dan jadi telah kenangan buruk bagi keluarganya.

"Sampai sekarang masih menyisahkan masalah psikologis bagi anak kami. Alhamdulillah, berjuang dan berbenah. Anak kami sudah kuliah sekarang," tandasnya.

Kontributor : Fitroh Nurikhsan

Load More