Scroll untuk membaca artikel
Ronald Seger Prabowo
Kamis, 29 September 2022 | 18:15 WIB
Puluhan seniman dan pegiat seni muda peserta program Belajar Bersama Maestro (BBM) 2022 di Wonosobo tampil apik dan memesona mementaskan tari Sekar Melati dan Lengger Banyumas Wonosobo (Banyusobo) menandai berakhirnya secara resmi kegiatan BBM di Kabupaten Wonosobo, Rabu (28/9/2022). [Dok]

SuaraJawaTengah.id - Puluhan seniman dan pegiat seni muda peserta program Belajar Bersama Maestro (BBM) 2022 di Wonosobo tampil apik dan memesona mementaskan tari Sekar Melati dan Lengger Banyumas Wonosobo (Banyusobo) menandai berakhirnya secara resmi kegiatan BBM di Kabupaten Wonosobo, Rabu (28/9/2022).

Direktorat Pembinaan Tenaga dan Lembaga Kebudayaan (Direktorat PTLK), Direktorat Jenderal Kebudayaan, Kementrian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi dari tanggal 22-28 September 2022 menyelenggarakan kegiatan BBM 2022 di Kabupaten Wonosobo dengan mengangkat Objek Pemajuan Kebudayaan (OPK) Lengger bersama maestro tari Lengger Sukarsih dan Sri Winarti.

"Para peserta, selama tujuh hari pelaksanaan belajar dan digembleng berbagai materi, mulai dari materi mengenai Lengger hingga praktik Lengger," kata Direktur Pembinaan Tenaga dan Lembaga Kebudayaan Kemendikbudristek, Judi Wahjudin, Kamis (29/9/2022).

"Sepanjang proses pembelajaran, di awal hari peserta diberikan siraman filosofi Lengger dari sang maestro Lengger, Sukarsih dan Sri Winarti serta seorang penari Lengger yang sudah mendunia, yaitu Rianto. Tak hanya itu, para peserta juga langsung melakukan praktik latihan Lengger, seperti latihan Lengger Gambyong, Lengger Sontoloyo, Lengger Sekar Melati, dan Lengger Banyusobo," tambah dia.

Baca Juga: Maha Sky Batu Angkruk, Kepingan Surga dengan Segudang Pesonanya

Judi menjelaskan lebih lanjut bahwa pelaksanaan program BBM juga diisi dengan sarasehan yang membahas mengenai Seni Tradisi Lengger Sarasehan dihadiri oleh pelaku seni, pamong budaya, guru dan pelatih sanggar tari di Wonosobo. Para peserta yang hadir berdiskusi mengenai Lengger di masa dulu dan akan mendatang dan dampaknya terhadap kehidupan sosial dan generasi pecinta seni di Wonosobo.

Hasil dari penggodokan selama tujuh hari, dua puluh seniman dan pegiat seni muda tampil dengan apik dan memesona di momen berakhirnya BBM yang dihelat di Pendopo Bupati Wonosobo, Jl. Pemuda, No. 25, Wonosobo Timur. Acara BBM di Kabupaten Wonosobo resmi ditutup oleh Direktur Pembinaan Tenaga dan Lembaga Kebudayaan (Dit. PTLK), Judi Wahjudin.

Dalam kesempatan istimewa tersebut, peserta BBM mementaskan dua tarian, yaitu tari Sekar Melati yang dibawakan oleh tujuh orang peserta. Kemudian, tari Lengger Banyusobo yang ditarikan oleh 20 orang peserta.

Lengger Sekar Melati adalah Lengger yang diciptakan oleh penari Rianto pada 2020 lalu. Ia menggagas tarian ini untuk mempersatukan semangat para pecinta budaya dari seluruh nusantara hingga mancangera.

Sedangkan Lengger Banyusobo adalah kreasi tari yang memiliki pesan bahwa perjalanan budaya pedesaan, yaitu kehidupan masyarakat Banyumas dan Wonosobo memiliki kesamaan tradisi.

Baca Juga: Wonoland, Mengunjungi Rumah Ala Belanda hingga Wisata Edukasi di Wonosobo

“Lengger Banyusobo adalah Lengger yang geraknya lahir dari kehidupan sehari-hari para petani. Lengger Banyusobo adalah ekspresi perayaan ketika tubuh menyatu dengan semestanya, gerak liuk tubuh menyerupai ikan, tumbuhan, tanaman padi dan eksotisme ritual tubuh-tubuh petani yang menyuburkan kehidupan tanah ibu pertiwi sebagai persembahan terhadap buminya” ujar Rianto.

Dalam momen penutupan ajang Belajar Bersama Maestro, dua maestro; Sukarsih dan Sri Winarti turut mementaskan tari Lengger, yaitu Gambyong Lengger dan Sontoloyo. Begitu juga dengan Rianto, menampilkan tarian Lengger Lanang.

Selain itu juga tampil empat maestro Lengger Lanang dari Wonosobo yang sudah puluhan tahun tidak aktif.

Para Lengger Lanang dari Wonosobo tersebut tampil begitu istimewa di acara penutupan BBM untuk memotivasi kaum muda dan menunjukkan bahwa Lengger Lanang Wonosobo masih eksis.

Load More