Scroll untuk membaca artikel
Budi Arista Romadhoni
Sabtu, 08 Oktober 2022 | 18:43 WIB
Orangtua Putri Laura, remaja yang tewas tertimbun material, saat mengungsi ke rumah nenek korban tak jauh dari lokasi kejadian tanah longsor di Desa Kalisari, Kecamatan Kebasen, Kabupaten Banyumas, Sabtu (8/10/2022). [Suara.com/Anang Firmansyah]

SuaraJawaTengah.id - Kejadian memilukan menimpa seorang remaja perempuan, Putri Laura (13) siswi kelas 8 SMP N 2 Kebasen, Kabupaten Banyumas. Ia ditemukan meninggal dunia tertimpa dinding rumahnya yang terkena material longsor di belakang kediamannya, Desa Kalisari, Kecamatan Kebasen, Kabupaten Banyumas, Sabtu (8/10/2022) dinihari.

Malam itu, tak pernah terbayangkan oleh Suwarni, harus kehilangan buah hatinya. Terlebih, kamar tidur Putri (anak kedua), menjadi tempat peristirahatan terakhirnya sebelum benar-benar tidur untuk selamanya.

Memang, sewaktu kejadian, hujan deras sedang melanda kediamannya. Tapi ia tak mengira longsor terjadi secara tiba-tiba. Apalagi saat tengah malam, disaat semua orang berada di rumah untuk istirahat.

Waktu menunjukkan pukul 01.00 WIB dinihari. Tiba-tiba material tanah dari tebing setinggi 10 meter menjebol dinding belakang rumahnya. Menimbun apapun yang ada tanpa terkecuali. Termasuk Putri Laura anak bungsunya yang sudah tertidur pulas.

Baca Juga: Masuk Musim Penghujan Bandung Barat Terkepung Longsor, Satu Pekerja Pabrik Home Industri Tewas

Begitu kejadian, ia yang sedang tertidur bersama suaminya secara spontan menyelamatkan diri lari keluar rumah. Ia kemudian masuk kembali menyadari anak bungsunya masih terjebak di dalam kamar.

"Pas pertama itu masih ada (hidup). Dia ngomong 'Mah, sikile lara' (Bu, kakinya sakit). Posisi lagi di kamarnya," katanya dengan nada gemetar menirukan ucapan anaknya, Sabtu (8/10/2022).

Menyadari akan adanya longsor susulan, ia kemudian langsung keluar bersama suaminya, Kemis. Nahas, tubuh Putri tertimbun material semakin dalam.

"Terus yang kedua kalinya, dia sempat ngomong 'aku ra kuat Mah' (aku tidak kuat Bu). Udah kena itu (tubuhnya) ditarik dibawa keluar. Masih hangat (suhu tubuh), langsung saya minta bawa ke rumah Pak Mustar, tapi kata dokternya sudah tidak ada (meninggal) waktu di rumah," ucapnya tertatih.

Kondisi rumahnya hancur berantakan. Material tanah yang sudah menjadi lumpur, membawa serta batang pohon hingga merangsek masuk ke kamar milik Putri.

Baca Juga: Bandung Barat Dikepung Bencana Longsor, Satu Pekerja Pabrik Basreng Tewas

Selain menjebol dinding kamar, longsor juga meluluh lantakkan ruangan dapur yang berada di sebelah selatan kamar anaknya dan juga merusak kamar anak sulungnya.

"Kamar dua itu jebol semua sama dapur juga. Yang di kamarnya ini (menunjuk anak sulung) juga jebol. Untung dia entah lari entah lompat tidak tahu. (Putri) tidak bisa langsung ketutupan tanah," akunya.

Selain anaknya, ia nyaris kehilangan suaminya. Seandainya terlambat sepersekian detik tubuh suaminya juga bisa saja terkubur material longsor susulan. Beruntung bisa selamat walau kedua kakinya terluka karena terkena sapuan material.

Hingga kini ia masih tak percaya. Saat ditemui di kediaman nenek korban (mertuanya), tatapannya kerap kosong. Suaminya hanya bisa tertidur di ruang tamu karena kondisi kakinya terluka. Sesekali menangis mengingat kejadian kelam semalam.

"Bagaimana ya, rumahnya bodol semua, cobaannya berat banget ya Allah," gumamnya.

Kasi Kesra Desa Kalisari, Marno sebenarnya tidak melihat lokasi tersebut menjadi titik rawan longsor. Karena tidak ada retakan dan pergerakan tanah sebelumnya. Lokasi tersebut juga menurutnya berpondasi batu.

"Sebetulnya disitu kalau dilihat tanah kuat karena berbentuk wadas hitam (batu hitam). Hanya saja daridulu saya juga paham lokasi tersebut, itu keluar seperti embun-embun air. Apalagi jika kondisi panas setelah hujan reda," tuturnya.

Saat proses evakuasi sekitar pukul 01.12 WIB dinihari, ia berada di lokasi untuk membantu. Namun ia tidak mengetahui persis kondisi Putri saat itu masih hidup atau sudah meninggal dunia. 

Kontributor : Anang Firmansyah

Load More