SuaraJawaTengah.id - Nasdrun, istilah bermuatan negatif muncul setelah Partai Nasional Demokrat mendeklarasikan Anies Baswedan menjadi bakal calon presiden mereka.
Bagaimana reaksi Partai Nasdem dan pendukung Anies atas munculnya istilah nasdrun?
Partai Nasdem menyatakan bahwa mereka tidak terpengaruh sama sekali dengan istilah negatif itu.
Sebaliknya, Ketua Pemenangan Pemilu Partai Nasdem Effendi Choirie (Gus Choi) menyebut partainya akan terus "berlari sesuai dengan keyakinan dan pilihan politiknya."
Gus Choi menyebut pilihan politik Partai Nasdem akan terbukti pada pemilu presiden 2024.
"Setelah itu silakan rakyat yang memilih dan kita buktikan hasil pemilu 2024," kata Gus Choi.
Gus Choi tidak mempermasalahkan mereka yang menggunakan istilah itu. Bagi dia, dunia politik penuh dengan dinamika.
"Nggak apa-apa, dalam hidup ini tidak bisa cari orang baik semua. Pasti ada ada orang tukang usil, iri, dengki, sirik, sombong, tukang fitnah, merasa benar sendiri, dan lain-lain. Itu memang warna dunia, semua ada," kata Gus Choi.
Dia menyebut tindakan merupakan cerminan dari hati dan pikiran orang atau kelompok yang bersangkutan.
Jika narasi yang mereka buat baik, hal itu mencerminkan mereka orang baik. "Sebaliknya yang negatif cermin dari hati dan pikiran. Karena itu bagi Nasdem nggak ada masalah. Ngomong apapun mereka, buruk atau baik berakibat pada mereka sendiri," ujar Gus Choi.
Tanggapan lebih tegas disampaikan relawan pendukung Anies Baswedan yang tergabung dalam Sekretariat Kolaborasi Indonesia dengan menyebut pemakaian istilah nasdrun sebagai manifestasi sikap rasis, glorifikasi politik identitas, dan ekspresi kebencian bernuansa SARA.
Sekretaris Jenderal Sekretariat Kolaborasi Indonesia Raharja Waluya Jati berkata ”rasisme dan kebencian yang diumbar-umbar itu bertujuan untuk terus menciptakan segregasi politik guna menjaga kepentingan elektoral pihak tertentu pada pemilu 2024. Tindakan tersebut membahayakan persatuan bangsa dan menjadi ancaman bagi demokrasi Indonesia yang bermartabat.”
Jati mengimbau kelompok masyarakat sipil untuk melawan kejahatan moral seperti itu.
Jati mengatakan masyarakat sah-sah saja tidak mendukung tokoh tertentu atau partai tertentu, tetapi sebaiknya disampaikan melalui cara yang sehat.
Misalnya, seperti berargumen dan membantah atau mengkritik gagasan serta kebijakan yang tidak disepakati, bukan dengan membuat cap atau label bernuansa rasis.
Berita Terkait
-
Gus Choi: PKB Besar Seperti Sekarang karena PBNU dan Gus Dur
-
Soal Cak Imin Curi PKB, Gus Choi: Kalau Gus Dur yang Bilang Pasti 100 Persen Benar
-
Panas! Hari Ini PBNU Panggil Gus Choi, Ungkap Rahasia Cak Imin Rebut Kursi Gus Dur?
-
Gus Choi Ungkap Sejarah PKB, PBNU Berhak Evaluasi dan Tata Ulang?
-
Usut Sejarah Cak Imin Ambil Alih PKB dari Gus Dur, Pansus PBNU Panggil Gus Choi Hari Ini
Terpopuler
- 6 Rekomendasi Mobil Bekas Kabin Luas di Bawah 90 Juta, Nyaman dan Bertenaga
- 4 Daftar Mobil Bekas Pertama yang Aman dan Mudah Dikendalikan Pemula
- Dua Rekrutan Anyar Chelsea Muak dengan Enzo Maresca, Stamford Bridge Memanas
- 6 Shio Ini Diramal Paling Beruntung dan Makmur Pada 11 Desember 2025, Cek Kamu Salah Satunya?
- Kode Redeem FC Mobile 10 Desember 2025: Siap Klaim Nedved dan Gems Melimpah untuk Player F2P
Pilihan
-
Rencana KBMI I Dihapus, OJK Minta Bank-bank Kecil Jangan Terburu-buru!
-
4 Rekomendasi HP 5G Murah Terbaik: Baterai Badak dan Chipset Gahar Desember 2025
-
Entitas Usaha Astra Group Buka Suara Usai Tambang Emas Miliknya Picu Bencana Banjir Sumatera
-
PT Titan Infra Sejahtera: Bisnis, Profil Pemilik, Direksi, dan Prospek Saham
-
OJK: Kecurangan di Industri Keuangan Semakin Canggih
Terkini
-
Libur Nataru Dijamin Irit! Pertamina Tebar Cashback BBM 20 Persen, Diskon Gas hingga Hotel
-
Genjot Ekonomi Baru, Ahmad Luthfi Minta Kabupaten dan Kota Perbanyak Forum Investasi
-
Memperkuat Inklusi Keuangan: AgenBRILink Hadirkan Kemudahan Akses Perbankan di Daerah Terluar
-
15 Tempat Wisata di Pemalang Terbaru Hits untuk Liburan Akhir Tahun
-
10 Wisata Semarang Ramah Anak Cocok untuk Libur Akhir Tahun 2025, Pertama Ada Saloka Theme Park