Tak kunjung mendapat kabar dari Supardjo Rustam, akhirnya Jenderal Sudirman memutuskan untuk menemui Presiden Soekarno di Istana. Padahal, saat itu Sudirman dilarang untuk bepergian. Saat itu pula disiapkan dua mobil, satu sedan hitam dan satu mobil bak terbuka untuk membawa pasukan.
"Setelah itu, Pak Dirman menaiki mobil sedan hitam bersama supirnya, Dirman, yang namanya memang sama dengan beliau. Kemudian komandan pasukan pengawal Kompi I Kapten Cokropranolo berada di sisi kiri supir dan Pak Dirman bersama Mayor Suwondo di belakang," kata Abu yang saat itu berpangkat letnan dua.
Iring-iringan pengawal pun memasuki Istana Kepresidenan. Sayangnya, Jenderal Sudirman juga tak diperkenankan menemui Presiden Soekarno karena tengah menggelar rapat pejabat menteri di dalam ruang rapat Istana.
Sudirman yang sempat meminta dipapah keluar Istana, dan di taman ia menyaksikan pesawat bomber menembak membabi buta.
Kondisi ini membuat Sudirman marah, hingga akhirnya ia memanggil Noli, panggilan Cokropranolo untuk kembali menuju Bintaran Timur. Noli diperintah Sudirman untuk membakar semua dokumen di rumah dinas dan mengantar istri serta anak-anak Sudirman ke dalam benteng keraton.
Usai melaksanakan tugasnya, Noli kembali dan melapor kepada Sudirman. Dan Sudirman pun kembali ke rumah dinasnya.
Setibanya di rumah, Jenderal Sudirman membuat keputusan penting, yakni menyingkir keluar dari Kota Yogyakarta bersama pasukan pengawalnya untuk perang gerilya. Keputusan spontan ini membuat kaget beberapa pasukannya, namun diterima anggota pasukan yang menjadi pengawal setia Jenderal Sudirman.
"Karena saat itu terdengar kabar, Pasukan Belanda dibagi dua. Kedua pasukan tersebut bertugas menangkap Soekarno dan memerintahkan menangkap Sudirman, baik hidup atau mati," jelas Abu
Sekitar pukul 11.30 WIB, pasukan berjalan keluar wilayah Yogyakarta menuju wilayah selatan. Menurut Abu, banyak tentara yang tidak membawa perlengkapan. Banyak dokumen yang dimiliki mereka bakar untuk menghilangkan jejak. Saat berangkat, Sudirman menaiki mobil sedan hitam dan mobil compreng.
Baca Juga: Ganjil Genap Jakarta 2022 Mulai Kapan? Ini Jadwal dan Daftar Ruas Jalannya
"Pasukan saat itu menyusuri wilayah selatan Yogyakarta mulai dari Bantul hingga Parangtritis. Saat itu, saya ingat kali pertama istirahat dilakukan di tempat lurah Grogol namanya Pak Hadi. Di rumah Pak Hadi, sambil istirahat, petinggi-petinggi pasukan yang dekat dengan Pak Dirman berkumpul dan membuat rute perjalanan menuju Gunung Wilis di Kediri. Sedangkan Pak Dirman diperiksa denyut nadinya oleh dokter pribadinya, Dokter Suwondo," ujarnya.
Menurut Abu, pilihan menuju Gunung Wilis menjadi realistis karena ada perlengkapan komando, pemancar radio. Melalui pemancar itulah semua komando Sudirman disampaikan. "Namun itu tidak bertahan lama karena fasilitas pemancar ketahuan Belanda dan akhirnya markas tersebut dibombardir," katanya.
Dari Grogol, pasukan kemudian bergerak menuju Parangritis. Namun, adanya sungai yang membelah membuat dua kendaran yang digunakan tidak bisa melanjutkan perjalanan. Tidak ada jembatan di sungai itu. "Saya lupa namanya sungainya apa, tetapi yang jelas semua kendaraan tidak bisa melintasinya," ujarnya.
Sejak itu, perjalanan terus dilanjutkan dengan konsekuensi Jenderal Sudirman ditandu. Perjalanan itu kemudian berhenti di Desa Playen yang masih berada di wilayah Yogyakarta. Di sana, Sudirman dipinjami sado milik perkebunan. Meski dalam keadaan sakit, Sudirman tetap berjuang demi negara hingga titik darah penghabisan.
"Mungkin banyak yang bertanya, kenapa Sudirman memilih bergerilya dari pada ditangkap Belanda? Padahal kalau ditangkap Belanda, pasti diperlakukan baik," ujarnya.
Menurut Abu, pilihan Sudirman tersebut lebih dikarenakan memegang sumpah jabatan yang diucapkannya saat diangkat menjadi panglima besar kali pertama yang ditulis dalam sumpahnya dan diucapkan dalam lisan.
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Mobil Bekas Rp80 Jutaan: Dari Si Paling Awet Sampai yang Paling Nyaman
- 5 Sabun Cuci Muka Wardah untuk Usia 50-an, Bikin Kulit Sehat dan Awet Muda
- 5 Shio yang Diprediksi Paling Beruntung di Tahun 2026, Ada Naga dan Anjing!
- Timur Kapadze Tolak Timnas Indonesia karena Komposisi Pemain
- 19 Kode Redeem FC Mobile 5 Desember 2025: Klaim Matthus 115 dan 1.000 Rank Up Gratis
Pilihan
-
Kekuatan Tersembunyi Mangrove: Bisakah Jadi Solusi Iklim Jangka Panjang?
-
Orang Pintar Ramal Kans Argentina Masuk Grup Neraka di Piala Dunia 2026, Begini Hasilnya
-
6 Rekomendasi HP Rp 3 Jutaan Terbaik Desember 2025, Siap Gaming Berat Tanpa Ngelag
-
Listrik Aceh, Sumut, Sumbar Dipulihkan Bertahap Usai Banjir dan Longsor: Berikut Progresnya!
-
Google Munculkan Peringatan saat Pencarian Bencana Banjir dan Longsor
Terkini
-
Gubernur Ahmad Luthfi Ajak Para Perantau Bangun Kampung Halaman
-
Geser Oleh-Oleh Jadul? Lapis Kukus Kekinian Ini Jadi Primadona Baru dari Semarang
-
10 Nasi Padang Paling Mantap di Semarang untuk Kulineran Akhir Pekan
-
BRI Peduli Salurkan 5.000 Paket Sembako bagi Masyarakat dalam Program BRI Menanam Grow & Green
-
SIG Dukung Batam Jadi Percontohan Pengembangan Fondasi Mobilitas & Pertumbuhan Ekonomi Berkelanjutan