Karena mulai dari persiapan lahan kemudian membangun dan membikin taman dan memelihara, karena tekad yang kuat sehingga ini bisa dilaksanakan.
"Kita lakukan kerja bakti mulanya di RW 4. Sehingga rel yang ada sekitar 210 meter kurang lebih, dibagi menjadi 7 RT, masing-masing RT mempunyai kewajiban untuk mengelola itu," kata dia.
Pola Pikir
Hanya butuh waktu kurang dari satu tahun bisa mengubah pola pikir masyarakat. Kemudian keberhasilan itu yang mampu mendorong masyarakat untuk terus peduli.
Dengan adanya taman, kenakalan remaja akhirnya hilang dengan sendirinya. Kemudian perlahan mindset masyarakat bisa berubah.
"Tadinya kan untuk membuang sampah dan tidak peduli. Adanya ini, masyarakat jadi merasa memiliki dan memelihara taman menjadi tempat berkumpul keluarga," ungkapnya.
Pertengahan tahun 2017, Kampung KB Kelurahan Tegalreja, lahir. Sebagai identitas diri, masyarakat menamai Kampung KB 'Gadis' akronim dari Guyub, Aman, Damai, Indah dan Sejahtera.
Sejak saat itu, Muhlasin dipercaya menjadi ketua kelompok. Keseriusan tersebut berbuah manis. Pada tahun 2017 kampung KB 'Gadis' mendapatkan penghargaan juara 3 tingkat provinsi kampung KB.
"Setelah tim penilai dari Jateng melihat lokasi sini, walaupun juara 3 berpotensi untuk dikembangkan. Maka justru kita jadi perwakilan Jateng ikut ditingkat nasional. Ditingkat nasional malah jadi juara 1 tahun 2019," ujarnya dengan bangga.
Dari prestasi tersebut kemudian warga menginisiasi membangun taman hidroponik agar lebih produktif. Bak gayung menyambut, PT Kilang Pertamina International (KPI) Unit Cilacap melalui dana Corporate Social Responsibility (CSR) membangun greenhouse untuk hidroponik.
Hidroponik
Ketua kelompok Petanik (Pegiat Tanaman Hidroponik), Kasiatun (55) warga RT 01/03 Kelurahan Tegalreja, Kecamatan Cilacap Selatan mengatakan manfaat dari greenhouse untuk pembibitan yang nantinya akan kita tanam di rangkaian hidroponik di sepanjang bantaran rel.
Taman hidroponik ini sudah 3 tahun berjalan. Ada 20 ibu-ibu yang terlibat. Masing-masing anggota memiliki tugas untuk menyirami bibit tanaman pokcoy, slada air, sledri dan cabai merah pada pagi dan sore hari.
"Sekarang sudah ada 10 rangkaian pipa. Satu rangkaian ada 128 lubang untuk ditanami sayur. Satu rangkaian hidroponik yang ada menghasilkan 30-40 ikat sayur dalam waktu satu bulan setengah," kata dia.
Atun mengaku meskipun sudah 3 tahun berjalan, belum ada keuntungan secara finansial. Sementara ini, hitung-hitung agar ibu-ibu yang terlibat bisa berkegiatan positif.
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Rekomendasi Ban Motor Anti Slip dan Tidak Cepat Botak, Cocok Buat Ojol
- 5 Shio yang Diprediksi Paling Beruntung di Tahun 2026, Ada Naga dan Anjing!
- Jordi Cruyff Sudah Tinggalkan Indonesia, Tinggal Tandatangan Kontrak dengan Ajax
- 5 Mobil Bekas Senyaman Karimun Budget Rp60 Jutaan untuk Anak Kuliah
- 5 Sabun Cuci Muka Wardah untuk Usia 50-an, Bikin Kulit Sehat dan Awet Muda
Pilihan
-
Orang Pintar Ramal Kans Argentina Masuk Grup Neraka di Piala Dunia 2026, Begini Hasilnya
-
6 Rekomendasi HP Rp 3 Jutaan Terbaik Desember 2025, Siap Gaming Berat Tanpa Ngelag
-
Listrik Aceh, Sumut, Sumbar Dipulihkan Bertahap Usai Banjir dan Longsor: Berikut Progresnya!
-
Google Munculkan Peringatan saat Pencarian Bencana Banjir dan Longsor
-
Google Year in Search 2025: Dari Budaya Timur hingga AI, Purbaya dan Ahmad Sahroni Ikut Jadi Sorotan
Terkini
-
SIG Dukung Batam Jadi Percontohan Pengembangan Fondasi Mobilitas & Pertumbuhan Ekonomi Berkelanjutan
-
Pertamina Patra Niaga Regional Jawa Bagian Tengah Kirim 29 AMT untuk Pemulihan Suplai di Sumatera
-
4 Link Saldo DANA Kaget Jumat Berkah: Raih Kesempatan Rp129 Ribu!
-
Skandal PSSI Jateng Memanas: Johar Lin Eng Diduga Jadi 'Sutradara' Safari Politik Khairul Anwar
-
8 Tempat Camping di Magelang untuk Wisata Akhir Pekan Syahdu Anti Bising Kota