Scroll untuk membaca artikel
Budi Arista Romadhoni
Minggu, 13 November 2022 | 22:12 WIB
Kelompok Pemuda di Desa Glonggong, Kecamatan Boyolali yang menamakn diri Dalipuk Channel. [Istimewa]

SuaraJawaTengah.id - Masa lalu yang tak bisa dilupakan, itulah ungkapan yang tepat bagi kelompok pemuda di Desa Glonggong, Kecamatan Nogosari, Kabupaten Boyolali. Masa kecil yang bahagia dari bermain, belajar, dan tentu saja melakukan kegiatan bersama teman-teman sebaya.

Hal itu rupanya kembali dihadirkan melalui tayangan video pada YouTube di Dalipuk Channel. Melalui media sosial tersebut, 11 orang pemuda di desa Glonggong itu memperlihatkan bagaimana asyiknya masa lalu mereka.

Salah satu Konten Kreator Dalipuk Channel, Isniawan mengungkapkan, tak mudah untuk menceritakan masa kecilnya yang indah ke generasi saat ini. Namun dengan kemajuan teknologi, mengenang masa lalu bisa digambarkan melalui tayangan audio visual.

Menariknya, mereka mengangkat cerita profesi yang kini sudah tidak ada. Hal itu dicoba untuk dihadirkan kembali.

Baca Juga: Malam 1 Suro, Warga Lereng Merapi Tetap Gelar Ritual Sedekah Gunung

Bukan tanpa alasan, beberapa profesi tersebutlah yang membuat kisah masa lalu mereka menjadi terkenang hingga sekarang.

"Dalipuk Channel menampilkan kembali karakter atau profesi pada masa lampau yang sekarang mungkin sudah jarang ditemukan seperti Tukang Rosok (Dalipuk) dan Tukang Kredit Perabotan Rumah Tangga (Mendring)," ujar Isniawan di Boyolali, Minggu (13/11/2022).

"Dan mungkin seiring dengan pengembangan cerita bisa menampilkan profesi profesi jadul lainnya seperti; Tukang Tambal Panci, Tukang Jual Jajanan dan lain sebagainya. Selain itu, Dalipuk Channel juga menampilkan permainan anak-anak dan jajanan tradisional di masa lalu (era tahun 90an)," imbuhnya.

Namun demikian, kegiatan para pemuda Desa Glonggong tersebut cukup menarik perhatian. Apalagi, mereka tak memiliki basic sebagai pembuat film atau konten kreator.

Tapi semangat untuk berkarya tak pernah surut. Ditambah, kini mereka mulai banyak dikenal oleh orang-orang yang merantau dan meninggalkan desa tersebut.

Baca Juga: Boyolali akan Terapkan PPKM Level 3, Ternyata Sudah Berstatus Zona Kuning

Peralatan seadanya, dengan kamera smartphone pun menjadi modal awal Dalipuk Channel berdiri.

"Dalam bercerita, kadang tersisip pesan meski kadang tidak berkesan. Juga sering mengangkat cerita-cerita lama supaya para kerabat yang sudah merantau nun jauh disana bisa kembali bernostalgia tentang cerita masa kecil mereka di desa," ujarnya.

Isniawan mengaku tak hanya menceritakan masa kecilnya. Melainkan juga tradisi dan budaya yang hingga kini masih dipertahankan.

"Mengupas tentang Tradisi dan Budaya pada kehidupan sehari-hari di lingkungan perdesaan dan tentunya dengan kemasan cerita yang sudah disesuaikan dengan perkembangan jaman," jelasnya.

Load More