SuaraJawaTengah.id - Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo mengatakan intervensi pemerintah untuk menekan angka inflasi Jawa Tengah akan terus dilakukan. Di antaranya adalah meminta semua pemangku kebijakan termasuk pemerintah kabupaten/kota untuk tertib melihat, memantau, dan menginput harga harian serta lebih rajin lagi untuk turun ke pasar.
"Hari ini kita lagi coba konsentrasi, lagi-lagi volatile food-nya bahan pokok ya. Kemarin cabai sehingga muncul di media satu biji cabai merah kemarin harganya Rp300 di Banjarnegara. Maka sebenarnya intervensi-intervensi yang kita coba lakukan saya minta semuanya tertib untuk melihat dan memantau harga harian melalui aplikasi SiHati," kata Ganjar dikutip dari keterangan tertulis Sabtu (14/1/2023).
Ganjar menjelaskan, setiap kabupaten/kota yang mendeteksi adanya beberapa komoditas, khususnya volatile food, yang berpotensi mengganggu atau inflasi agar segera dicarikan alternatif.
"Kadang-kadang kita berpikirnya hanya apa yang kita lihat, melihat potensi dari diri sendiri untuk menutupi diri sendiri. Tapi ketika kemudian beberapa komoditas itu memang jalan-jalan, pergi ke banyak tempat yang lain, ya kita musti siap mencari tempat yang lain," jelasnya.
Alternatif tersebut dapat dilakukan dengan menjalin kerja sama dengan daerah terdekat dengan Jawa Tengah. Misalnya kerja sama dengan Jawa Timur dan Jawa Barat. Kerja sama itu menurut Ganjar menjadi salah satu alternatif untuk bersama-sama menekan laju inflasi.
"Kita bisa bareng-bareng karena beberapa komoditas kita juga lari ke Kalimantan, ada beberapa yang ke Sumatra. Maka ini yang kita coba pantau terus menerus. Aplikasi SiHati itu bisa kita pakai untuk melihat harian," ungkap Ganjar.
Selain itu Ganjar juga mendorong tim pengendali inflasi untuk lebih rajin dan disiplin memantau ke pasar. Pemantauan harga pasar itu diperlukan kedisiplinan termasuk untuk mengunggah data real time ke dalam aplikasi. Sebab beberapa kali sempat kecolongan terkait harga komoditas di pasar.
"Tentu saja kita mendorong kawan-kawan yang memantau inflasi ini, tim pengendali inflasi ini, untuk rajin ke pasar. Kalau mereka memantau harga pasar itu disiplin, meng-upload terus di dalam sistem aplikasi sebenarnya kita bisa lebih cepat. Kadang-kadang kita banyak kecolongan," katanya.
Ia mencontohkan, harga minyak goreng beberapa waktu lalu sempat naik. Setelah di cek ternyata ada beberapa keterlambatan.
Baca Juga: 'Faksi Ganjar Vs Puan', Pengamat Nilai Ada Persaingan Keras di Internal PDIP dan Masih Terbelah
"Beberapa yang punya pemerintah kemarin agak telat. Agak telat ini musti dikejar sehingga just ini time itu betul-betul berjalan dan inflasi bisa terkendali, kan tidak ada hari besar juga," paparnya.
Sebagai informasi, per Desember 2022 inflasi Jawa Tengah tercatat pada angka 5,63 persen atau lebih tinggi dari inflasi nasional sebesar 5,5 persen. Angka itu menempatkan Jawa Tengah berada pada urutan keempat daerah dengan inflasi terbesar setelah Jawa Timur, Daerah Istimewa Yogyakarta, dan Jawa Barat.
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Rekomendasi Sepatu New Balance Diskon 70% Jelang Natal di Sports Station
- Analisis Roy Suryo Soal Ijazah Jokowi: Pasfoto Terlalu Baru dan Logo UGM Tidak Lazim
- Ingin Miliki Rumah Baru di Tahun Baru? Yuk, Cek BRI dengan KPR Suku Bunga Spesial 1,30%
- Meskipun Pensiun, Bisa Tetap Cuan dan Tenang Bersama BRIFINE
- Kebutuhan Mendesak? Atasi Saja dengan BRI Multiguna, Proses Cepat dan Mudah
Pilihan
-
UMP Sumsel 2026 Hampir Rp 4 Juta, Pasar Tenaga Kerja Masuk Fase Penyesuaian
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
-
Samsung PD Pasar Tablet 2026 Tetap Tumbuh, Harga Dipastikan Aman
Terkini
-
Danantara dan BP BUMN Hadirkan 1.000 Relawan, Tegaskan Peran BUMN Hadir di Wilayah Terdampak
-
Turunkan Bantuan ke Sumatera, BRI Juga akan Perbaiki dan Renovasi Sekolah
-
Pertamina Patra Niaga Gelar Khitan Massal di Cilacap, Wujud Syukur HUT ke-68 Pertamina
-
5 MPV Diesel Pilihan Rp150 Jutaan yang Worth It untuk Keluarga di Akhir 2025
-
BRI Perkuat Aksi Tanggap Bencana Alam, 70 Ribu Jiwa Terdampak Beroleh Bantuan