SuaraJawaTengah.id - Kasus Kekerasan terhadap perempuan dan anak-anak masih terjadi di Jawa Tengah. Bahkan kasus tersebut sempat dilindungi oleh oknum-oknum Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM).
Sosialisasi Non Perda tentang Perlindungan dan Pencegahan Dini Tindak Kekerasan Terhadap Perempuan dan Anak harus terus dilakukan.
Melindungi perempuan dan anak bisa memberikan rasa aman dalam pemenuhan hak-haknya dengan memberikan perhatian yang konsisten dan sistematis sehingga mengurangi kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak.
"Dengan memberikan perhatian kepada perempuan dan anak akan meningkatkan kualitas dalam pemenuhan haknya sehingga lebih baik serta memberikan perhatian lebih bisa mengurangi kemungkinan kekerasan terhadap perempuan dan anak," ujar Wakil Ketua DPRD Jateng H. Sukirman dikutip dari keterangan tertulis pada Kamis (26/1/2023).
Baca Juga: Pulang Ngaji Pria Ini Malah Siksa Ibu-ibu 72 Tahun di Surabaya, Kini Diburu Polisi
Dampak psikologis kekerasan pada perempuan dan anak kekerasan terhadap perempuan dapat memiliki dampak psikologis yang buruk seperti trauma, reaksi fisik, keinginan bunuh diri, dan berbagai reaksi negatif lainnya dan perlu butuh waktu yang lama untuk memulihkan.
"Sayangnya kekerasan terhadap perempuan baik secara verbal, seksual, maupun fisik penyembuhannya tak semudah luka akibat cedera bukan hanya fisik, tapi kehidupan psikologisnya juga menjadi taruhan," terangnya.
Sementara itu, Ketua Muslimat NU Kabupaten Pekalongan Hj. Sumarwati menambahkan sebagai bunda dari ibu-ibu muslimat tentunya tidak ingin adanya tindakan kekerasan terhadap perempuan dan anak.
"Upaya pencegahan harus benar-benar diutamakan dan diperkuat, misalnya, dengan menggalakkan sosialisasi tentang bentuk-bentuk kekerasan, pendidikan kritis tentang kesetaraan gender, edukasi tentang hak-hak perempuan dan anak. Selain itu para pemangku kebijakan harus membangun kepedulian dan partisipasi warga masyarakat dalam pencegahan dan memberikan perlindungan perempuan dan anak dari tindak kekerasan," tandasnya.
Baca Juga: Katakan "Tidak" pada Kekerasan Terhadap Perempuan dan Anak
Berita Terkait
-
Femisida di Indonesia, Budaya Patriarki dan Negara yang Abai?
-
Ketua Muslimat NU Khofifah Usul ke Prabowo, Masukan Raudhatul Athfal ke Program Makan Bergizi Gratis
-
Undang Prabowo Hadir di Kongres XVIII Muslimat NU, Khofifah Berniat Maju Ketum Lagi?
-
Dari 23 Ribu Kasus Kekerasan Terhadap Perempuan dan Anak Selama 2024, 52 Persen Terselesaikan
-
Dari Rumah ke Dunia Kerja: Tantangan dan Beban Ganda Ibu Pekerja Lepas
Terpopuler
- Sejak Dulu Dituntut ke Universitas, Kunjungan Gibran ke Kampus Jadi Sorotan: Malah Belum Buka
- Maharani Dituduh Rogoh Rp 10 Miliar Agar Nikita Mirzani Dipenjara, Bunda Corla Nangis
- Ditahan Atas Dugaan Pemerasan, Beredar Rekaman Suara Reza Gladys Sebut Mail Syahputra Tolak Transferan
- Kini Ngekos, Nunung Harus Bayar Cicilan Puluhan Juta Rupiah ke Bank
- Maharani Kemala Jawab Kabar Guyur Rp10 Miliar Biar Nikita Mirzani Ditahan: Kalian Pikir Gak Capek?
Pilihan
-
Harga Emas Antam Ngegaspol, Naik Tinggi Lagi Hari Ini
-
Rahasia Mudik Lebaran Lancar: Tips Pesan Tiket Bus Sinar Jaya Online Tanpa Ribet!
-
Dompet Aman, Perut Kenyang: 7 Rekomendasi Bukber Hemat di Jogja
-
Steve Saerang: Revolusi AI Setara Penemuan Mesin Uap!
-
Prediksi Nomor Punggung Pemain Timnas Indonesia: Emil Audero-Ole Romeny Saling Sikut?
Terkini
-
Curhat Nelayan Cilacap ke Gubernur Ahmad Luthfi: Rebutan Solar hingga Masalah Tambak Udang
-
Pertamina Sabet BUMN Terbaik CSR Jateng: Ungguli Perusahaan Lain dalam Atasi Kemiskinan Ekstrem!
-
Di Tengah Isu Efisiensi, Astra Daihatsu Optimis Capai Target Penjualan di Jateng
-
Semen Gresik Dukung Asta Cita ke-6 Presiden Republik Indonesia Melalui Program FMM
-
BRI Purwodadi Salurkan Bantuan CSR BRI Peduli untuk Anak Yatim di Grobogan