SuaraJawaTengah.id - Politik identitas akan berdampak pada permasalahan bangsa dan negara. Untuk itu jelang Pemilu 2024 mestinya kita bisa hindari politik indentitas demi keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
"Jika terus-terusan politik identitas dikembangkan di Indonesia maka akan berdampak pada keutuhan bangsa dan negara," ujar Kepala Badan Litbang dan Diklat Kementerian Agama, Prof Dr Suyitno M,Ag di Semarang, dalam Seminar Pencegahan Penyebaran Politik Identitas di Lingkungan Pendidikan yang diselenggarakan Santriversitas harapan Indonesia bekerja sama dengan Badan Litbang dan Diklat Kementrian Agama di Semarang, Sabtu (20/5/2023).
Tidak menutup kemungkinan politik identitas juga akan masuk ke lembaga pendidikan sebagai tempat untuk mendulang suara dari kalangan pemilih milenial dalam pemilu 2024 mendatang.
"Maka perlu diwaspadai, upaya- upaya dengan sikap lebih mementingkan kepentingan bangsa dan negara," ujarnya.
Sementara itu Staf Ahli Bidang Hukum dan HAM Menteri Agama, Prof Dr Abu Rokhmad menyatakan kita perlu memvedakan antara identitas politik dan politik identitas.
"Identitas politik seluruh orang punya dan melekat dalam latar belakangnya misalnya partainya. Tetapi politik identitas ini yang membuat kacau situasi kesatuan bangsa negara," ungkapnya.
Kekecauan yang ditimbulkan dari politik identitas ini diantaranya akan adanya benturan sosial dari sebuah identitas yang diusung misalnya identitas kesukuan, ras, agama dan kedaerahan.
"Hal yang paling diwaspadai mereka yang mengusung politik identitas agama, dengan mengusung agama mereka berani untuk membunuh orang lain. Dengan embel-embel demi agama dan dijanjikan surga bagi mereka yang membela yang mereka usung. Pertikaian di kawasan Timur Tengah seperti Suria berawal dari politik identitas," ungkapnya.
Tempat ibadah apapun juga perlu dihindari untuk mencari suara dalam Pemilu 2024 mendatang, seperti sholat subuh keliling untuk menyapa konstituen. Penggunaan simbol-simbol agama sangat melekat untuk kepentingan politik praktis.
"Politik identitas tidak cocok untuk di Indonesia karena Indonesia berkebhinekaan. Mari kita lebih rasional dalam memilih calon, lihat latarbelakangnya, kwalitasnya, kawal orang-orang baik menjadi pemimpin agar cit-cita bangsa segera terwujud," ungkapnya.
Berita Terkait
-
Usai Kemenangan Telak di Pilpres AS, Apa yang Diharapkan Pendukung Donald Trump?
-
Akui Politik Uang di Pemilu Merata dari Sabang sampai Merauke, Eks Pimpinan KPK: Mahasiswa Harusnya Malu
-
Guru Besar UI Sebut UU Pemilu Perlu Selalu Dievaluasi dan Diubah, Kenapa?
-
Bawaslu Umumkan Hasil Investigasi Sore Ini, Prabowo Bakal Kena Sanksi Video Dukung Ahmad Luthfi?
-
Sudah 5 Tahun Gak Naik-naik, Bawaslu Minta Pemerintah Naikkan Gaji Panwascam hingga 100 Persen
Terpopuler
- Agus dan Teh Novi Segera Damai, Duit Donasi Fokus Pengobatan dan Sisanya Diserahkan Sepenuhnya
- Bukti Perselingkuhan Paula Verhoeven Diduga Tidak Sah, Baim Wong Disebut Cari-Cari Kesalahan Gegara Mau Ganti Istri
- Bak Terciprat Kekayaan, Konten Adik Irish Bella Review Mobil Hummer Haldy Sabri Dicibir: Lah Ikut Flexing
- Bau Badan Rayyanza Sepulang Sekolah Jadi Perbincangan, Dicurigai Beraroma Telur
- Beda Kado Fuji dan Aaliyah Massaid buat Ultah Azura, Reaksi Atta Halilintar Tuai Sorotan
Pilihan
-
7 Rekomendasi HP 5G Rp 4 Jutaan Terbaik November 2024, Memori Lega Performa Handal
-
Disdikbud Samarinda Siap Beradaptasi dengan Kebijakan Zonasi PPDB 2025
-
Yusharto: Pemindahan IKN Jawab Ketimpangan dan Tingkatkan Keamanan Wilayah
-
5 Rekomendasi HP Murah Rp 3 Jutaan dengan Chipset Snapdragon, Terbaik November 2024
-
Kembali Bertugas, Basri-Najirah Diminta Profesional Jelang Pilkada Bontang
Terkini
-
Deretan Tablet Redmi Terbaru 2024 dan Spesifikasinya
-
Diskon BRImo hingga Cashback Meriahkan OPPO Run 2024
-
Survei Pilkada Kota Semarang: Yoyok-Joss Unggul Tipis atas Agustina-Iswar
-
Jokowi Sampai Turun Gunung ke Semarang, Optimis Luthfi-Yasin Menang di Pilgub Jateng
-
Dramatis! Evandro Brandao Jadi Pahlawan, PSIS Curi Poin di Kandang Persik Kediri