Scroll untuk membaca artikel
Budi Arista Romadhoni
Selasa, 27 Juni 2023 | 13:43 WIB
Suasana pembagian makanan di Kantin Kebajikan Gedung Rasa Dharma, Pecinan Semarang. Selasa, (27/6) [Suara.com/IKhsan)

SuaraJawaTengah.id - Jika kamu ingin melihat indahnya keberagaman di Kota Semarang bertandanglah saban hari Selasa ke Gedung Rasa Dharma Kampung Pecinan.

Gedung yang terletak di Gang Pinggir Nomor 31, Kelurahan Kranggan, Kecamatan Semarang itu menyediakan makan siang gratis bagi siapapun. Tanpa memandang ras, suku maupun agama.

Sekitar pukul 10.00 WIB, warga yang didominasi para lansia itu mulai berdatangan. Mereka kemudian langsung duduk di tempat yang telah disediakan.

"Kalau dihitung sudah sepuluh kali ke sini, menu makanannya enak. Tiap Selasa datang berdua sama teman," ucap Julan saat diwawancarai SuaraJawaTengah.id, Selasa (27/6/2023).

Baca Juga: Berjarak 90 Km dari Kota Semarang, Pantai Ini Menyimpan Surga Alam Tersembunyi

Tak hanya di Gedung Rasa Dharma, pemberian makanan gratis yang diberi nama "Kantin Kebajikan" tersebut rutin dilakukan di Kleteng Ling Hok Bio.

"Kalau di Klenteng setiap hari Jumat, tadi saya sebenarnya mau ajak cucu karena dia sekolahnya lagi libur. Tapi dianya nggak mau," papar perempuan berusia 70 tahun tersebut.

Selain Julan, Kasmani (67) sering menyempatkan diri saban Selasa untuk datang ke Gedung Rasa Dharma. Baginya, kantin kabijakan bukan sekedar acara makan-makan bersama.

"Disini saya bisa kumpul bareng teman-teman. Malah bisa dapat teman baru. Kalau di rumah terus sering merasa jenuh," ungkap Kasmani.

Menurut Kasmani, menu yang dihidangkan di kantin kebajikan berbeda-beda. Sehingga tidak membuatnya bosan untuk terus datang setiap hari Selasa.

Baca Juga: Keren, Siswa MAN 1 Kota Semarang Berhasil Menciptakan Media Pembelajaran Digital 'Trisakti'

"Kadang ada pidang, daging. Rasanya enak. Saya Jslam dan disini nggak memandang agama. Semuanya guyub," imbuhnya.

Demi Rasa Persatuan

Juru masak kantin kebajikan, Hok Joen, menuturkan kegiatan tersebut sudah berlangsung sedari tahun 2016. Penggasanya anak-anak muda di Kampung Pecinan.

"Ide ini dari anak-anak muda Konghucu kalau lagi ulang tahun kan biasanya mereka neraktir teman. Terus lama-kelamaan mereka berpikir kok mubazir gitu," kata perempuan berusia 61 tahun tersebut.

"Karena yang diteraktir kan bisa beli sendiri. Terus terciptalah ide seperti ini dibuka untuk kaum dhuafa. Jadi manfaatnya lebih kena sasaran daripada neraktir teman," tambahnya.

Kata Hok Joen, setiap Selasa dirinya menyediakan 100 porsi makanan. Menurutnya, kantin kebajikan ini bisa mempererat rasa persatuan umat beragama di kampung pecinan.

"Kita juga yang masak senang bisa membahagiakan mereka," tuturnya.

Sebelum menghidangkan makanan, selepas matahari terbit. Hoek Joen bersama beberapa kawannya sudah sibuk meracik hingga memasak bahan-bahan makanan yang sehari sebelumnya telah ia beli di pasar.

"Bagi relawan yang ingin menyisihkan rezeki kita sediakan kotak untuk kegiatan ini. Tapi kami tidak memaksa," pungkasnya.

Kontributor: Ikhsan

Load More