Scroll untuk membaca artikel
Budi Arista Romadhoni
Sabtu, 29 Juli 2023 | 21:00 WIB
Suporter PSIS Semarang, Panser Biru saat menyaksikan klub kebanggaannya di Stadion Jatidiri Semarang. [Suara.com/Budi Arista Romadhoni]

SuaraJawaTengah.id - Mantan Ketua Umum Panser Biru Kepareng atau akrab biasa disapa Wareng mengkritik kebijakan pelarangan tandang (away) bagi suporter klub Liga 1 musim 2023/2024.

Wareng mengatakan alasan PSSI menegakkan aturan tersebut sebagai upaya transformasi sepak bola Indonesia kurang bijak.

Sebab menurutnya saat ini justru momentum yang tepat untuk bersama-sama memperbaiki sepak bola tanah air pasca tragedi kanjuruhan.

"Semua suporter sudah menyerukan perdamaian. Bibit permusuhan udah banyak berkurang, tragedi kanjuruhan benar-benar memukul kita semua," ucap Wareng pada SuaraJawaTengah.id.

Baca Juga: BREAKING NEWS! Laga di Sleman Membawa Sial, PSIS Semarang Kembali Mendapat Sanksi dari Komdis PSSI

Lelaki berusia 41 tahun ini meminta Ketua Umum PSSI untuk tidak menakuti-nakuti suporter perihal ancaman FIFA. Dirinya juga menantang pihak federa segera menyelesaikan kasus tragedi kanjuruhan seadil-adilnya.

"Tragedi kanjuruhan kan penyulutnya bukan kerusuhan suporter Aremania dengan Bonek. Tapi antara Aremania dengan kepolisian. Kenapa suporter lain yang malah jadi korban? PSSI nggak pernah melibarkan kami (suporter)," tegas Wareng.

"Sekarang segera selesaikan masalah tragedi kanjuruhan. Keluarga korban masih lantang bersuara mencari keadialan," lanjutnya.

Dia lantas mengingatkan suporter sangat militan dalam mendukung klubnya masing-masing. Wareng pun yakin tidak semua suporter mau taat dengan peraturan tersebut.

"Kalau tidak mau resiko tinggi, dibatasi saja kouta tiket untuk tim tamu. Meski dilarang saya yakin tetap jebol. Orang yang udah beli tiket, terus dilarang kan nggak mungkin," bebernya.

Baca Juga: Link Live Streaming Bali United vs Dewa United, BRI Liga 1 Segera Berlangsung

Wareng lantas berharap PSSI mau meninjau ulang terkait larangan away dan mau terbuka dengan segala masukan dari para suporter.

"Besok-besok kalau memutuskan sesuatu soal suporter. Libatkan kami. Orang kami tidak dilibatkan dan tidak setuju. Masa dilarang dan dihukum," herannya.

Kontributor: Ikhsan

Load More