Untuk mencegah kasus bunuh diri, Sri meminta semua orang untuk menjadi lingkungan yang positif bagi siapapun. Caranya dengan memperhatikan perilaku orang-orang terdekat disekitar kita.
Misal ada teman yang tiba-tiba perilaku berubah yang tadinya ceria mendadak murung berhari-hari. Patut didekati dan tunjukkan rasa kepedulian dengan menjadi pendengar yang baik jika dia mau bercerita.
"Dengan kepedulian itu paling tidak bisa jadi penolong dan jadi suport sistemnya. Sehingga dia akan berpikir ternyata masih ada orang lain yang peduli dengan saya," tukas perempuan yang menjabat sebagai Dekan Fakultas Psikologi UKWS Salatiga.
Sependapat dengan Sri, Kepala Bagian Psikologi (PSI) Biro SDM Polda Jateng, AKBP Novian Susilo, mengkhwatirkan persoalan copycat suicide. Untuk itu, dia melarang kepada semua orang agar tidak menyebarkan konten-konten yang berkaitan dengan bunuh diri.
Dia juga meminta media-media untuk tidak menampilkan secara gamblang misalnya surat wasiat yang ditinggalkan para korban.
"Di ilmu psikologi ada perilaku meniru, jadi tolong jangan dieksploitasi," beber Novian.
Lelaki berkaca mata lalu mengungkapkan pencegahan kasus bunuh diri merupakan tanggungjawab semua pihak termasuk keluarga, lingkungan tempat tinggal, guru atau dosen, instansi pemeritah dan pihak-pihak lainnya.
"Misal di kalangan pendidik dia harus punya kompetisi konselor dan bisa melihat perubahan perilaku anak didiknya yang sedang punya masalah," ungkapnya.
Sementara itu, Kabid Humas Polda Kombes Stefanus Satake Bayu Setianto, sangat bersimpati dengan kasus dugaan bunuh diri yang menimpa dua mahasiswi di Kota Semarang tersebut.
Baca Juga: 5 Tips Jaga Kesehatan Mental Agar Hidup Tenang, Wajib Sering Healing?
Dia mengimbau pada masyarakat khususnya para netizen untuk tidak membesar-besarkan kasus bunuh diri di sosial media.
"Kita sering imbau kepada masyarakat yang melihat kejadian-kejadian yang cukup sadis atau apa itu jangan di viralkanlah. Karena itu bisa menimbulkan hal-hal yang kurang baik di masyarakat," ucap lelaki yang biasa disapa Bayu tersebut.
"Selain ada trauma keluarga, membesar-besar kasus bunuh diri juga takut dijadikan contoh dalam menyelesaikan masalah dengan jalan pintas," lanjutnya.
Selain itu, Bayu juga berpesan untuk masyarakat agar berpikir masak-masak sebelum memutuskan suatu hal. Jika sedang menghadapi permasalahan sebaiknya berkomunikasi dengan keluarga maupun orang terdekat.
"Bunuh diri tidak dibenarkan agama, kasian orang yang ditinggalkan. Kalau ada permasalahan mungkin disarankan bisa dikomunikasikan dengan keluarga," pungkasnya.
Kontributor : Ikhsan
Tag
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Rekomendasi Ban Motor Anti Slip dan Tidak Cepat Botak, Cocok Buat Ojol
- 5 Mobil Bekas Senyaman Karimun Budget Rp60 Jutaan untuk Anak Kuliah
- Jordi Cruyff Sudah Tinggalkan Indonesia, Tinggal Tandatangan Kontrak dengan Ajax
- 5 Shio yang Diprediksi Paling Beruntung di Tahun 2026, Ada Naga dan Anjing!
- 5 Sabun Cuci Muka Wardah untuk Usia 50-an, Bikin Kulit Sehat dan Awet Muda
Pilihan
-
6 Rekomendasi HP Rp 3 Jutaan Terbaik Desember 2025, Siap Gaming Berat Tanpa Ngelag
-
Listrik Aceh, Sumut, Sumbar Dipulihkan Bertahap Usai Banjir dan Longsor: Berikut Progresnya!
-
Google Munculkan Peringatan saat Pencarian Bencana Banjir dan Longsor
-
Google Year in Search 2025: Dari Budaya Timur hingga AI, Purbaya dan Ahmad Sahroni Ikut Jadi Sorotan
-
Seberapa Kaya Haji Halim? Crazy Rich dengan Kerajaan Kekayaan tapi Didakwa Rp127 Miliar
Terkini
-
SIG Dukung Batam Jadi Percontohan Pengembangan Fondasi Mobilitas & Pertumbuhan Ekonomi Berkelanjutan
-
Pertamina Patra Niaga Regional Jawa Bagian Tengah Kirim 29 AMT untuk Pemulihan Suplai di Sumatera
-
4 Link Saldo DANA Kaget Jumat Berkah: Raih Kesempatan Rp129 Ribu!
-
Skandal PSSI Jateng Memanas: Johar Lin Eng Diduga Jadi 'Sutradara' Safari Politik Khairul Anwar
-
8 Tempat Camping di Magelang untuk Wisata Akhir Pekan Syahdu Anti Bising Kota