SuaraJawaTengah.id - Habib Luthfi bin Yahya adalah seorang ulama kharismatik asal Pekalongan yang sudah tidak asing ditelinga masyarakat Indonesia.
Selain pimpinan pondok pesantren, Habib Luthfi juga diketahui merupakan Ketua Forum Sufi Internasional dan menjabat sebagai Dewan Pertimbangan Presiden.
Habib Lutfi juga dikenal sebagai pendakwah yang selalu mendengungkan nasionalisme dan rasa persatuan kepada NKRI.
Dalam sebuah pengajian, Habib Luthfi ternyata pernah curhat kalau dirinya merasa malu dipanggil habib oleh umat muslim.
Curhatan Habib Lutfi tersebut terungkap lewat unggahan video di akun TikTok @cinta_maulana1.
"Ini saya ngomong pribadi, bukan ngomong orang lain. Saya kalau dipanggil Habib itu malu, hati saya malu," kata Habib Luthfi.
Lebih lanjut, Habib Lutfi merasa dirinya belum pantas dipanggil habib. Sebab dia belum bisa mencontoh para pendahulunya.
"Malu bagaimana? Saya belum seperti datuk dan leluhur saya. Apalagi terkadang saking senangnya pembawa acara, "Shohibul Fadhilah", Ya Allah Kanjeng Nabi SAW lah yang Shohibul Fadhilah, bukan saya," beber Habib Luthfi.
Dimata Habib Lutfi, sebagai salah satu keturunan Nabi Muhammad bukan perkara mudah. Dia justru merasa berat dengan tugas dan tanggungjawabnya pada umat muslim.
Baca Juga: Tegangnya Kaesang Tampil Sarungan dan Berpeci saat Bertemu Habib Luthfi
"Kecepretan dari Fadhilah Kanjeng Rasulullah SAW, malu bukan enteng, tapi berat," pungkasnya.
Profil Habib Luthfi bin Yahya
Gelar lengkap Habib Luthfi adalah Maulana Al-Habib Muhammad Luthfi bin Ali bin Yahya. Habib Luthfi lahir di Kota Pekalongan, pada 10 November 1947. Tanggal lahirnya tersebut bertepatan dengan 27 Rajab 1367 H. Diketahui, Habib Luthfi memiliki silsilah Ayah hingga ke Nabi Besar Muhammad SAW dan ibu seorang Syarifah (keturunan Nabi) yang bernama Sayidah al Karimah as Syarifah Nur.
Habib Luthfi sempat mengenyam pendidikan di Pondok Pesantren Roudlotul Mubtadiin Balekambang, Jepara yang saat itu diasuh oleh KH Abdullah Hadziq bin Hasbullah.
Pendidikan pertamanya diterima dari sang Ayah al Habib al Hafidz Ali al Ghalib, kemudian dirinya belajar di Madrasah Salafiyah selama tiga tahun. Kemudian selanjutnya pada tahun 1959, Habib Luthfi melanjutkan studinya ke pondok pesantren Benda Kerep, Cirebon, lalu ke Indramayu, Purwokerto, dan Tegal.
Setelah itu melanjutkan ke Makkah, Madinah, hingga ke negara-negara lainnya. Selama menjalani masa studinya, Habib Luthfi banyak menerima ilmu syari’ah, thariqah, dan tasawuf dari para ulama-ulama besar, wali-wali Allah yang utama, serta guru-guru yang penguasaan ilmunya tidak diragukan lagi.
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Motor Matic Paling Nyaman Buat Touring di 2026: Badan Anti Pegal, Pas Buat Bapak-bapak
- Ingin Miliki Rumah Baru di Tahun Baru? Yuk, Cek BRI dengan KPR Suku Bunga Spesial 1,30%
- Sambut HUT ke-130 BRI: Nikmati Promo Hemat Hingga Rp1,3 Juta untuk Upgrade Gaya dan Hobi Cerdas Anda
- Meskipun Pensiun, Bisa Tetap Cuan dan Tenang Bersama BRIFINE
- 3 Pilihan Mobil Bekas Rp60 Jutaan: Irit BBM, Nyaman untuk Perjalanan Luar Kota
Pilihan
-
6 Mobil Bekas Paling Cocok untuk Wanita: Lincah, Irit, dan Punya Bagasi Cukup
-
OJK Awasi Ketat Pembayaran Pinjol Dana Syariah Indonesia yang Gagal Bayar
-
Jejak Emas Rakyat Aceh Bagi RI: Patungan Beli Pesawat, Penghasil Devisa & Lahirnya Garuda Indonesia
-
Pabrik Toba Pulp Lestari Tutup Operasional dan Reaksi Keras Luhut Binsar Pandjaitan
-
Kuota Pemasangan PLTS Atap 2026 Dibuka, Ini Ketentuan yang Harus Diketahui!
Terkini
-
BRI Perkuat Aksi Tanggap Bencana Alam, 70 Ribu Jiwa Terdampak Beroleh Bantuan
-
PSIS Semarang Gegerkan Bursa Transfer: Borong Tiga Pemain Naturalisasi Sekaligus
-
8 Wisata Terbaru dan Populer di Batang untuk Libur Sekolah Akhir 2025
-
5 Rental Mobil di Wonosobo untuk Wisata ke Dieng Saat Libur Akhir Tahun 2025
-
Stefan Keeltjes Enggan Gegabah Soal Agenda Uji Coba Kendal Tornado FC