SuaraJawaTengah.id - Sebagai daerah yang kaya akan sejarah dan peradaban. Kota Semarang memiliki beberapa kampung yang kental dengan sejarah panjangnya. Salah satunya adalah Kampung Bustaman.
Berada di sebuah gang kecil Kelurahan Purwodinatan, Kecamatan Semarang Tengah. Siapa sangka Kampung Bustaman mempunyai cerita yang menarik dan unik untuk ditelusuri.
Garis singkatnya, sejarah Kampung Bustaman merupakan pemberian hadiah dari Belanda atas keberhasilan Kiai Kertoboso Bustaman mendamaikan orang Tionghoa dengan Belanda pasca peristiwa geger pecinan pada abad ke-18.
Berkat jasa besarnya itu Kiai Bustaman diberi sebidang tanah oleh Belanda. Lalu sebidang tanah tersebut sekarang dikenal dengan sebutan Kampung Bustaman.
Jika mata kita jeli saat berada di Kampung Bustaman tepatnya di lokasi MCK Plus. Di area tersebut dekat dengan cagak listrik legendaris terpampang sebuah tulisan "Wasiat Bustaman Dibuka 2030".
Menurut Sekertaris RW, Slamet Wahyudi, surat wasiat tersebut ditanam dibawah tanah oleh sesepuh kampung yakni Hari Bustaman. Dia mendapat surat wasiat itu dari Hartati seorang perempuan yang masih memiliki garis keturunan dengan Raden Saleh.
"Mungkin Bu Hartati dapat surat wasiat dari eyangnya. Lalu dikasihkan ke Pak Hari Bustaman dan ditanam didekat cagak listrik," ungkap lelaki yang akrab disapa Slamet tersebut pada Suara.com, Sabtu (4/11/2023).
Selama ini warga Bustaman belum ada yang apa isi surat wasiat tersebut. Yang dia tau surat wasiat itu berupa gulungan kertas yang dimasukkan ke botol lalu dikubur dibawah tanah.
"Baru boleh dibuka tahun 2030 nanti, semua warga pasti penasaran termasuk saya. Mungkin berisikan sejarah atau pesan-pesan dari sesepuh. Karena yang tau hanya bu Hartati," ungkap Slamet.
Baca Juga: Sinergi Bersama Forkopimda, Mbak Ita Siap Amankan Arus Mudik di Kota Semarang
Selain misteriusnya soal surat wasiat, Slamet menguturakan bahwasanya Kampung Bustaman memiliki sumur tua yang dibangun Kiai Bustaman. Meski di musim kemarau panjang, air sumur itu sama sekali nggak pernah mengalami kekeringan.
"Sumur itu kemudian menginisasi lahirnya tradisi gebyuran Bustaman. Tradisi itu jadi agenda tahunan yang rutin dilakukan sehari sebelum menjalani ibadah puasa," kata Slamet.
Sementara itu, Ketua RW, Ashar justru mengaku khawatir dengan eksitensi Kampung Bustaman di masa depan. Ia takut kampungnya seperti Sekayu yang semakin kecil karena tergusur oleh pembangunan.
Saat ini dia bersama Slamet selalu mengingatkan pada masyarakat agar tidak tergiur dengan uang sebesar apapun jika ada seorang pengusaha meminati rumah warga.
"Bustaman ini kan lokasinya strategis, kalau sekarang mungkin aman karena saya dan pak Slamet masih bisa menjaga. Tapi saya tidak tau nanti kalau kami sudah meninggal dunia," tuturnya.
"Anak atau cucu kami bisa aja tergiur. Misal harga rumah pasarannya ratusan juta. Terus ditawar milliar, siapa yang nggak mau," lanjutnya.
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Rekomendasi Ban Motor Anti Slip dan Tidak Cepat Botak, Cocok Buat Ojol
- 5 Mobil Bekas Senyaman Karimun Budget Rp60 Jutaan untuk Anak Kuliah
- Jordi Cruyff Sudah Tinggalkan Indonesia, Tinggal Tandatangan Kontrak dengan Ajax
- 5 Shio yang Diprediksi Paling Beruntung di Tahun 2026, Ada Naga dan Anjing!
- 5 Sabun Cuci Muka Wardah untuk Usia 50-an, Bikin Kulit Sehat dan Awet Muda
Pilihan
-
6 Rekomendasi HP Rp 3 Jutaan Terbaik Desember 2025, Siap Gaming Berat Tanpa Ngelag
-
Listrik Aceh, Sumut, Sumbar Dipulihkan Bertahap Usai Banjir dan Longsor: Berikut Progresnya!
-
Google Munculkan Peringatan saat Pencarian Bencana Banjir dan Longsor
-
Google Year in Search 2025: Dari Budaya Timur hingga AI, Purbaya dan Ahmad Sahroni Ikut Jadi Sorotan
-
Seberapa Kaya Haji Halim? Crazy Rich dengan Kerajaan Kekayaan tapi Didakwa Rp127 Miliar
Terkini
-
SIG Dukung Batam Jadi Percontohan Pengembangan Fondasi Mobilitas & Pertumbuhan Ekonomi Berkelanjutan
-
Pertamina Patra Niaga Regional Jawa Bagian Tengah Kirim 29 AMT untuk Pemulihan Suplai di Sumatera
-
4 Link Saldo DANA Kaget Jumat Berkah: Raih Kesempatan Rp129 Ribu!
-
Skandal PSSI Jateng Memanas: Johar Lin Eng Diduga Jadi 'Sutradara' Safari Politik Khairul Anwar
-
8 Tempat Camping di Magelang untuk Wisata Akhir Pekan Syahdu Anti Bising Kota