SuaraJawaTengah.id - Musim baratan disebut-sebu bakal terjadi di laut selatan Jawa Tengah. Masyarakat pun diminta meningkatkan kewaspadaannya.
Hal itu berdasarakan data dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika. Ia memprakirakan bagian wilayah Samudra Hindia, khususnya laut selatan Jawa Barat (Jabar), Jawa Tengah, hingga Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), memasuki musim angin baratan pada Desember 2023.
"Saat ini masih berlangsung musim angin timuran, pola angin masih dari tenggara hingga selatan dan kadang dari selatan hingga barat atau masih bervariasi," kata Kepala Kelompok Teknisi Stasiun Meteorologi Tunggul Wulung Cilacap Teguh Wardoyo di Cilacap, Jawa Tengah, Rabu (15/11/2023).
Secara klimatologis, dia mengatakan, angin baratan sudah mulai aktif pada Desember dan biasanya berlangsung hingga Maret.
Baca Juga: Waspada Gelombang Tinggi di Pesisir Selatan Jawa Tenggah, Hingga 4 Meter
Menurut dia, selama musim angin baratan dari Desember sampai Maret biasanya banyak bermunculan tekanan rendah atau bibit badai tropis di belahan bumi selatan.
"Hal itu berdampak terhadap peningkatan aktivitas cuaca di belahan bumi selatan seperti hujan lebat, petir, angin kencang, dan kombinasi dari tiga aktivitas cuaca tersebut," katanya.
Selain itu, kata dia, aktivitas tekanan rendah di belahan bumi selatan berdampak pada peningkatan tinggi gelombang di Samudra Hindia.
Ia mengatakan bahwa musim angin baratan lebih berbahaya dibandingkan dengan musim angin timuran karena peningkatan tinggi gelombang laut saat musim angin baratan sering kali terjadi tiba-tiba dan disertai hujan dan angin kencang atau badai.
"Oleh karena itu, kami mengimbau seluruh pengguna jasa kelautan untuk selalu memantau prakiraan cuaca serta memerhatikan risiko tinggi gelombang terhadap keselamatan pelayaran," kata Teguh.
Baca Juga: Jawa Tengah Berpotensi Diguyur Hujan hingga 9 Juli 2023, Ini Penjelasan BMKG
Berita Terkait
-
Alat Pendeteksi Gempa dan Tsunami di Sidrap Dicuri, BMKG: Sudah 4 Kali!
-
Efisiensi Anggaran Prabowo, BMKG Jamin Alat Pemantau Gempa Bumi dan Tsunami Tak Terdampak
-
Gempa M 5,2 Guncang Tanimbar Maluku, BMKG: Masyarakat Diminta Waspada
-
Pemotongan Anggaran BMKG: Deteksi Dini Gempa Bumi dan Tsunami Terancam?
-
Istana Bantah Anggaran BMKG Kena Pangkas 50 Persen Buntut Efisiensi: Tidak Benar
Tag
Terpopuler
- Ragnar Oratmangoen: Saya Mau Keluar dari...
- Rusuh Lagi! Indonesia Siap-siap Sanksi FIFA, Piala Dunia 2026 Pupus?
- Apa Sanksi Pakai Ijazah Palsu? Razman Arif dan Firdaus Oiwobo Diduga Tak Diakui Universitas Ibnu Chaldun
- Aset Disita gegara Harvey Moeis, Doa Sandra Dewi Terkabul? 'Tuhan Ambil Semua yang Kita Punya...'
- Lolly Kembali Main TikTok, Penampilannya Jadi Sorotan: Aura Kemiskinan Vadel Badjideh Terhempas
Pilihan
-
Dukungan Penuh Pemerintah, IKN Tetap Dibangun dengan Skema Alternatif
-
Perjuangan 83 Petani Kutim: Lahan Bertahun-tahun Dikelola, Kini Diklaim Pihak Lain
-
Persija vs Persib Bandung, Ridwan Kamil Dukung Siapa?
-
Jordi Amat Bongkar Dugaan Kasus Pencurian Umur: Delapan Pemain..
-
Sejarah dan Makna Tradisi Nyekar Makam Sebelum Puasa Ramadan
Terkini
-
Tanpa Anggaran Daerah, Retret Kepala Daerah di Akmil Magelang Ditanggung APBN
-
BRI Semarang dan PSMTI Jateng Gelar Aksi Donor Darah
-
Waspadai Leptospirosis di Musim Hujan: Gejala dan Tips Pencegahan
-
SDN Klepu 03 Cetak Sejarah, Pertahankan Gelar Juara di MilkLife Soccer Challenge Semarang 2025
-
PSIS vs PSM: Mahesa Jenar Siap Bangkit di Jatidiri, Akhiri Tren Negatif!