Scroll untuk membaca artikel
Budi Arista Romadhoni
Kamis, 23 November 2023 | 07:49 WIB
Gambaran Panembahan Senopati. [YouTube Embara Lensa]

Meski sempat ragu, Ki Juru Martani mengatakan bahwa hal itu merupakan kesempatan untuk mendapat tanah dan berkuasa. Ki Juru Martani meyakinkan keduanya dengan taktik dan strategi yang kuat.

Dalam perjalanannya, Ki Juru Martani mengusulkan agar putra Ki Ageng Pemanahan yang juga anak angkat Sultan Hadiwijaya, yakni Danag Sutowijoyo turut serta. Sebab, Danang Sutowijoyo dianggap masih muda, pemberani, dan tidak diperhitungkan oleh Arya Penangsang.

Hal itu dilakukan Ki Juru Martani lantaran mengetahui perangai Arya Penangsang yang pemarah dan emosional. Mereka kemudian mendatangi tukang rumput yang menangani kuda Arya Penangsang. .Mereka memotong telinga orang tersebut dan menggantungkan surat tantangan duel pada Arya Penangsang di daun telinga yang lain.

Surat tantangan duel tersebut atas nama Sultan Hadiwijaya. Hal itu membuat Arya Penangsang kalap dan segera mengambil kuda jantannya menuju tantangan tersebut, yakni di Bengawan Sore. Dalam penyerangan tersebut, terdapat pamali, bahwa siapa yang menyebrang sungai lebih dulu, maka akan kalah.

Baca Juga: Asal-Usul Pusaka Tombak Baru Klinting Milik Ki Ageng Mangir Wonoboyo, Pemberontak Mataram Islam

Ki Juru Martani kemudian memprovokasi Arya Panangsang dan kudanya dengan mengeluarkan kuda betina agar mereka menyebrangi Bengawan Sore. Di situlah Arya Penangsang dikeroyok pasukan Pajang dan diserang oleh Danang Sutowijoyo dengan tombak Kiai Pleret.

Singkatnya, Arya Penangsang tewas dalam penyerangan tersebut lantaran menyepelekan kemampuan Danang Sutowijoyo yang masih muda. Tak berhenti sampai di situ, Ki Juru Martani kemudian mengeluarkan taktik baru.

Ia meminta laporan pada Sultan Hadiwijaya dimanipulasi. Ki Juru Martani meminta agar dilaporkan bahwa yang membunuh Arya Penangsang adalah Ki Ageng Pemanahan dan Ki Penjawi. Karena laporan itu, akhirnya mereka mendapatkan tanah yang mereka inginkan.

Tanah Mataram tersebut kemudian dibabat. Merek mendirikan Kadipaten yang dipimpin oleh Ki Ageng Pemanahan dengan nama Ki Ageng Mataram.

Kontributor : Dinnatul Lailiyah

Baca Juga: Waspada! Hujan Lebat Disertai Petir Berpotensi Terjadi di Jawa Tengah pada Jumat 17 November 2023

Load More