Scroll untuk membaca artikel
Budi Arista Romadhoni
Jum'at, 24 November 2023 | 08:30 WIB
Para pengendara terjebak lampu merah di salah satu persimpangan kalibanteng. Kamis (23/11/2023) [Suara.com/Ikhsan)

SuaraJawaTengah.id - Arif Rohman, pekerja swasta yang tinggal di Kecamatan Ngaliyan cukup sering kejebak di bangjo alias lampu rambu lalu lintas (traffic light) di persimpangan kalibanteng.

Bangjo di persimpangan kalibanteng memang terkenal dengan durasinya cukup lama. Bahkan beberapa bulan yang lalu bangjo di kalibanteng sempat ramai jadi perbincangan di sosial media.

Ketika berangkat bekerja setiap pagi, Arif menuturkan hal yang paling menyebalkan adalah kejebak macet di bangjo saat melintasi Jalan Pantura Siliwangi.

Bahkan menurut Arif, kemacetan di Jalan Siliwangi bisa mengurai panjang sampai persimpangan Jalan Hanoman. Hal itu disebabkan durasi bangjo di Jalan Pantura Siliwangi cukup lama.

Baca Juga: Kerasan di Indonesia, Pelatih PSIS Semarang Tonton Langsung Piala Dunia U-17 2023

"Siang hari juga sering kejebak macet. Udah mah kepanasan, banyak polusi kendaraan. Penderitaan tuh kayak lengkap banget," kata Arif pada Suara.com, Kamis (23/11/2023).

Lelaki asal Pati ini lalu mengusulkan untuk mengurai kemacetan di persimpangan kalibanteng. Dinas Perhubungan Kota Semarang perlu bikin satu jalan layang lagi menuju arah kota.

"Saya yakin para pengendara lain juga ketika ditanya terkait keluh kesah di bagjo kalibanteng. Jawaban mereka pasti sama," paparnya.

Demi terhindar dari polusi udara dari asap kendaraan saat melintas di jalan tersebut. Arif selalu mengenakan masker untuk menutupi hidungnya.

Berangkat Lebih Awal

Baca Juga: Musim Hujan Datang, Warga Kota Semarang Diminta Waspadai Terjadinya Potensi Banjir

Koordinator Area Traffic Control System (ATCS) Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Semarang, Abdul Sukroni menjelaskan persimpangan kalibanteng merupakan persimpangan paling besar di Kota Semarang.

Sehingga sangat berpengaruh terhadap lamanya durasi bangjo disana. Sebab di persimpangan kalibanteng terdapat enam titik bangjo dengan durasi tunggu yang berbeda-beda.

"Simpang kalibanteng memiliki empat kaki simpang jalan nasional. Dimana dua diantanya adalah jalur utama pantura sehingga arus dijalur tersebut sangat padat dan dilalui oleh kendaraan-kendaraan besar," ungkap Sukron.

Diakuinya, satu jalan layang yang ada sekarang baru bisa mengakomodir jalur pantura dari arah kota dan Tanjung Mas. Sedangkan arus pantura dari arah barat menuju kota yang juga volume kendaraan cukup padat belum terakomodir jalan layang.

"Dari arah tersebut tentu membutuhkan waktu cukup panjang agar tidak terjadi penumpukan kendaraan," tuturnya.

Untuk mengurangi jumlah kendaraan di persimpangan kalibanteng. Dishub Kota Semarang sebenarnya sudah punya rencana untuk membangunan Outer Ring Roud dari Mangkang sampai Jalan Arteri Martadinata.

"Kami selalu mengimbau kepada pengendara semisal berangkat kerja lebih awal. Jangan mepet-mepet," pesannya.

Kontributor : Ikhsan

Load More