Meskipun dilematis, namun masyarakat sudah cukup peduli terhadap kebutuhan konservasi karena ini untuk kepentingan jangka panjang.
"Masyarakat di sini sudah merasakan manfaatnya, dalam beberapa tahun terakhir yang namanya bencana alam terutama tanah longsor, sudah jarang terjadi," tutur dia.
Upaya konservasi lain adalah mengembangkan bisnis teh lokal, penanaman dan budidaya tanaman herbal seperti jahe merah dan jahe putih, serta mengenalkan jenis tanaman bernilai penting untuk konservasi dan juga pakan ternak yakni tanaman jenis indigofera.
"Nah untuk indigofera ini juga awalnya masyarakat banyak yang tidak tahu manfaatnya. Ternyata bisa untuk pakan ternak, ini sangat mendukung kegiatan ekonomi masyarakat."
Di Mriyan, sedikitnya ada 3.000-an tanaman indigofera yang dibudidayakan. indigofera ditanam mengelilingi tanaman pangan terutama di daerah yang kemiringan. Indigofera diketahui mampu mencegah erosi tanah.
Upaya konservasi oleh Danone-AQUA sejalan dengan pengembangan Kecamatan Konservasi Tamansari di Boyolali.
“Tamansari merupakan kawasan yang menjadi percontohan atau model bagi desa lain di sekitarnya dalam mengembangkan berbagai kegiatan pemberdayaan masyarakat dalam aspek sosial dan lingkungan,” kata Sustainable Development Manager Danone – AQUA, Rama Zakaria, dalam keterangan tertulisnya.
Di sektor infrastruktur penyediaan air, Danone – AQUA terlibat dalam pembangunan embung Tirtamulya di Desa Tegalmulya Kemalang Klaten.
Embung berkapasitas 10.000 meterkubik itu bisa dimanfaatkan oleh sekitar 1.655 jiwa yang tinggal di Tegalmulya dan sekitarnya. Di sini, Danone – AQUA bermitra dengan Arupa untuk mendampingi warga membentuk kelompok sadar wisata (Pokdarwis).
Baca Juga: Kabar Gembira, Besok Pemkab Klaten Kembali Buka Pasar Hewan
Masih di kawasan hulu, untuk meningkatkan ketersediaan air di wilayah ini, upaya konservasi yang dilakukan antara lain pembangunan 70 sumur resapan dan 2.650 lubang biopori juga 930 rorak untuk mengatasi genangan air atau banjir dengan cara meningkatan daya resap air pada tanah, pembuatan instalasi Pemanen Air Hujan (PAH) sebanyak 141 unit, serta mengembangkan Desa Ramah Air Hujan di Desa Pagerjurang, Musuk.
Berita Terkait
-
THR untuk Semua Warga Desa: Kisah Unik dari Klaten yang Bikin Penasaran!
-
6 Kuliner Khas Klaten yang Bikin Ketagihan, Mulai dari Sego Wiwit hingga Jenang Krasikan
-
Unik! Pohon Natal 7 Meter Dihiasi Ratusan Sandal Jepit di Klaten
-
Fungsi Dewan SDA Nasional Tidak Tergantikan, Yuk Ikut Dukung Ketahanan Air, dan Menangkan Kuis Berhadiah
-
Jadi Salah Satu Prioritas, Jokowi Bangun 53 Bendungan Sepanjang 10 Tahun Terakhir
Terpopuler
- Menguak Sisi Gelap Mobil Listrik: Pembelajaran Penting dari Tragedi Ioniq 5 N di Tol JORR
- Kode Redeem FF SG2 Gurun Pasir yang Aktif, Langsung Klaim Sekarang Hadiahnya
- Dibanderol Setara Yamaha NMAX Turbo, Motor Adventure Suzuki Ini Siap Temani Petualangan
- Daftar Lengkap HP Xiaomi yang Memenuhi Syarat Dapat HyperOS 3 Android 16
- Xiaomi 15 Ultra Bawa Performa Jempolan dan Kamera Leica, Segini Harga Jual di Indonesia
Pilihan
-
Link Live Streaming AC Milan vs Inter Milan: Duel Panas Derby Della Madonnina
-
FULL TIME! Yuran Fernandes Pahlawan, PSM Makassar Kalahkan CAHN FC
-
Libur Lebaran, Polresta Solo Siagakan Pengamanan di Solo Safari
-
Dipermak Nottingham Forest, Statistik Ruben Amorim Bersama MU Memprihatinkan
-
Partai Hidup Mati Timnas Indonesia vs China: Kalah, Branko Ivankovic Dipecat!
Terkini
-
Pemudik Lokal Dominasi Arus Mudik di Tol Jateng, H+1 Lebaran Masih Ramai
-
Koneksi Tanpa Batas: Peran Vital Jaringan Telekomunikasi di Momen Lebaran 2025
-
Hindari Bahaya, Polda Jateng Tegaskan Aturan dalam Penerbangan Balon Udara
-
Wapres Gibran Mudik, Langsung Gercep Tampung Aspirasi Warga Solo!
-
Tragedi Pohon Tumbang di Alun-Alun Pemalang: Tiga Jamaah Salat Id Meninggal, Belasan Terluka