Scroll untuk membaca artikel
Ronald Seger Prabowo
Senin, 29 Januari 2024 | 14:16 WIB
Potret guru politik Presiden Jokowi, Seno Gedhe di Kota Semarang. Minggu (28/1/24) malam. [Suara.com/Ikhsan]

SuaraJawaTengah.id - Politikus senior PDIP Boyolali Seno Kusumoharjo atau akrab disapa Seno Gedhe buka suara terkait pernyataan Joko Widodo yang memperbolehkan presiden berkampanye.

Lelaki yang dijuluki sebagai guru politik Jokowi menyebut ada kekhawatiran dalam diri suami Iriana tersebut.

Sebagai orang yang berpengalaman memenangkan pemilu dua tahun 2014 dan 2019, Presiden Jokowi tidak perlu melakukan hal tersebut.

"Saya membacanya Jokowi sudah merasa kalau anaknya (Gibran) akan kalah. Jadi kegelisahan Jokowi bela-belain pasangan Prabowo-Gibran. Nggak ada alasan lain," kata Seno Gedhe saat ditemui di Rumah Bersama Relawan Ganjar Pranowo Jawa Tengah, Minggu (28/1/24).

Baca Juga: Ganjar Pranowo Blak-blakan Soal Hubungannya dengan Presiden Jokowi Jelang Pilpres 2024: Setau Saya Beliau PDI Perjuangan

Seno Gedhe juga tidak masalah dengan sudut pandang Presiden Jokowi tersebut. Karena menang ada aturan dan undang-undangnya.

Akan tetapi Seno Gedhe meminta Presiden Jokowi untuk tegas dan harus secara terbuka menyampaikan ke publik semisal dia kunjungan kerja ke wilayah tertentu untuk kampanye. Bukan memanfaatkan jabatan dan menggunakan fasilitas negara.

"Tolong dong didikler bahwa saya datang ke Jawa Tengah, Yogyakarta atau NTT  datang untuk kampanye. Jangan pakai fasilitas negara dong," ungkapnya.

Jadi dengan cara seperti itu setidaknya Presiden Jokowi masih memiliki etika. Sebab bagi Seno Gedhe seorang pemimpin itu dinilai dari kepribadiannya.

"Ini bukan masalah benar atau tidak benar. Melainkan pantas atau tidak pantas. Salah satu tugas utama pemimpin siapapun orangnya harus memberikan suri tauladan," imbuhnya.

Baca Juga: Tak Janjian, Gibran Tanggapi Kedatangannya ke Pabrik Sritex dengan Ganjar Pranowo

Boyolali Sulit Ditaklutkan Lawan

Selain itu, Seno Gedhe juga menyinggung soal suara PDIP di Boyolali sangat kuat. Bahkan ada anggapan Kota Susu itu sebagai pusatnya kandang banteng di Jawa Tengah

Hal itu kemudian diresahkan oleh tim pemenangan pasangan Prabowo-Gibran. Sebab suara mereka di Boyolali cukup rendah.

"Di Boyolali nggak sehebat itu artinya wah sulit ditembus. Mereka aja yang nggak sungguh-sunguh," tuturnya.

Seno Gedhe lantas membeberkan sedikit rahasia Boyolali jadi lumbung untuk PDIP. Salah satunya dengan melakukan pendekatan yang berbeda dari tempat lain.

"Disana nggak bisa sesuatu yang instan beli suara dengan ngasih sembako. Itu nggak bisa. Mereka cerdas kok, karena pemimpin di Boyolali memberi contoh bupati dan wakil bupati tidak korupsi, anggota DPR jangan jadikan beban rakyat," bebernya.

Jika ada politikus yang masih melakukan cara kuno tersebut. Diyakini Seno Gedhe orang-orang Boyolali tidak akan memilih dia.

"Sembako dan uang tetap mereka diterima. Tapi orang Boyolali akan senyum-senyum untuk milihnya nanti dulu," tukasnya.

Kontributor : Ikhsan

Load More