SuaraJawaTengah.id - Beberapa hari terakhir, suhu udara di Jawa Tengah terasa sangat panas meski memasuki musim hujan. Namun rupanya hal itu akibat dari adanya gerak semu matahari.
Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) pun mengimbau masyarakat khususnya di wilayah Jawa Tengah bagian selatan untuk mewaspadai kenaikan suhu udara tersebut.
"Adanya pergerakan semu matahari dari belahan bumi selatan mendekati garis khatulistiwa atau ekuator merupakan salah satu penyebab suhu udara mengalami peningkatan," kata Kepala Kelompok Teknisi BMKG Stasiun Meteorologi (Stamet) Tunggul Wulung Cilacap, Teguh Wardoyo dikutip dari ANTARA pada Jumat (23/2/2024).
Ia mengatakan berdasarkan hasil pengamatan cuaca yang dilakukan di Stamet Tunggul Wulung Cilacap bahwa suhu udara maksimum pada Februari mengalami kenaikan dibandingkan Januari 2024 yang berada pada kisaran 32 derajat Celcius.
Dalam hal ini, dia mencontohkan suhu udara maksimum di Cilacap dan sekitarnya pada periode 8-20 Februari 2024 tercatat mencapai 33 derajat Celcius.
"Bahkan, suhu udara maksimum yang terpantau di Stamet Tunggul Wulung hari ini 33,8 derajat Celcius. Pada 16 Februari juga tercatat 33,6 derajat Celcius, sehingga udara di sekitar Cilacap terasa sangat panas dan menyengat," katanya.
Kendati demikian, dia mengatakan suhu udara maksimum tersebut masih normal karena berdasarkan data klimatologis selama 30 tahun terakhir, suhu udara maksimum di Cilacap pada Februari 2013 pernah mencapai 34,5 derajat Celcius.
Secara klimatologis, kata dia, bulan Februari mempunyai suhu rata-rata maksimum absolut harian tertinggi dibanding dengan bulan yang lain, yakni mencapai 33,7 derajat Celcius.
"Suhu maksimum yang panas ini diprakirakan masih akan berlangsung hingga bulan Maret, tetapi tentu tidak setiap hari," katanya.
Baca Juga: Jawa Tengah Berpotensi Diguyur Hujan Lebat pada 21 Februari 2024, Ini Penjelasan BMKG
Ia mengatakan secara klimatologis, suhu udara maksimum tertinggi pada bulan Maret pernah terjadi pada tanggal 15 Maret 2012 karena mencapai 35,3 derajat Celcius, sehingga mencatatkan rekor suhu terpanas di Cilacap.
Meskipun masih normal, dia mengimbau masyarakat tetap mewaspadai peningkatan suhu udara maksimum yang berdampak terhadap cuaca panas dan menyengat tersebut.
Menurut dia, antisipasi tersebut dapat dilakukan dengan menggunakan payung atau baju yang bisa menutupi tubuh agar terhindar dari sengatan matahari secara langsung.
"Juga banyak minum air putih dan bila memungkinkan kurangi aktivitas di luar ruangan," kata Teguh.
Berita Terkait
Terpopuler
- Naksir Avanza Tahun 2015? Harga Tinggal Segini, Intip Pajak dan Spesifikasi Lengkap
- 5 Krim Kolagen Terbaik yang Bikin Wajah Kencang, Cocok untuk Usia 30 Tahun ke Atas
- 7 Rekomendasi Ban Motor Anti Slip dan Tidak Cepat Botak, Cocok Buat Ojol
- 5 Mobil Bekas Senyaman Karimun Budget Rp60 Jutaan untuk Anak Kuliah
- 5 Rekomendasi Bedak Waterproof Terbaik, Anti Luntur Saat Musim Hujan
Pilihan
-
Google Munculkan Peringatan saat Pencarian Bencana Banjir dan Longsor
-
Google Year in Search 2025: Dari Budaya Timur hingga AI, Purbaya dan Ahmad Sahroni Ikut Jadi Sorotan
-
Seberapa Kaya Haji Halim? Crazy Rich dengan Kerajaan Kekayaan tapi Didakwa Rp127 Miliar
-
Toba Pulp Lestari Dituding Biang Kerok Bencana, Ini Fakta Perusahaan, Pemilik dan Reaksi Luhut
-
Viral Bupati Bireuen Sebut Tanah Banjir Cocok Ditanami Sawit, Tuai Kecaman Publik
Terkini
-
4 Link Saldo DANA Kaget Jumat Berkah: Raih Kesempatan Rp129 Ribu!
-
Skandal PSSI Jateng Memanas: Johar Lin Eng Diduga Jadi 'Sutradara' Safari Politik Khairul Anwar
-
8 Tempat Camping di Magelang untuk Wisata Akhir Pekan Syahdu Anti Bising Kota
-
Bukan Cuma Sepak Bola! Intip Keseruan dan Kekompakan Jurnalis Semarang di Tiba Tiba Badminton 2025
-
7 Jalur Trek Lari di Purwokerto, Syahdyu untuk Melepas Penat dan Menjaga Kebugaran