SuaraJawaTengah.id - Dewan Pertahanan Nasional buka suara terkait penjelasan surat undangan yang mereka kirim untuk para Guru Besar Universitas Negeri Semarang (Unnes) yang terlibat aksi "Seruan Moral dari Kampus Sekaran".
Namun, surat undangan itu kemudian dicurigai oleh para Guru Besar Unnes sebagai bentuk psywar atau intimidasi lantaran mereka ikut meresahkan kondisi demokrasi di Indonesia awal Februari lalu.
Salah satu anggota Sekretariat Jenderal Dewan Ketahanan Nasional Negara Letnan Kolonel Laut (TNI) Eko Erys Hidayanto, membantah anggapan negatif tersebut. Dia justru mengundang para profesor untuk ikut mendiskukan kerawanan politik pasca pemilu 2024.
"Mereka (Guru Besar Unnes) kami undang sebagai narasumber. Mereka pasti tau kerawanan pemilu dan peta geopolitiknya. Sehingga mau kita gali dan kalau ada solusi akan kami wadahi," ucap Eko saat dikonfirmasi Suara.com, Senin (26/2/24).
Eko lantas menegaskan surat undangan tersebut bukan untuk mengintimidasi. Sebab acara itu akan dihadiri 50 peserta yang didominasi para Guru Besar.
Perihal pendistribusian surat, Eko mengakui minta pihak lain untuk menyampaikan surat undangan tersebut pada Guru Besar. Meski begitu, dirinya tetap menghubungi para Guru Besar secara langsung melalui whatsApp.
"Mohon tidak berpikiran negatif, mari kita lihat hasilnya nanti apakah mereka terintimidasi atau nggak," jelasnya.
Karena surat undangan itu ditanggapi negatif. Eko lantas memindahkan lokasi acara yang semula di Aula Mapolda Jateng ke sebuah hotel.
"Saya juga udah kontak dengan beliau-beliaunya. Dengan bu Tri udah kontak, bahkan beliau bersedia jadi narasumber di kegiatan-kegitan berikutnya," paparnya.
Baca Juga: Isi Surat Terakhir Mahasiswi Unnes yang Tewas di Mall Paragon
Sebelumnya, seluruh Guru Besar Unnes yang mendapat surat undangan telah sepakat untuk tidak menghadiri acara yang diadakan oleh Dewan Pertahanan Nasional.
Salah satu Guru Besar Unnes, Tri Marhaeni Pudji Astuti, memaparkan alasan mereka enggan memenuhi undangan diatas karena ada beberapa kejanggalan perihal isi surat sampai acaranya.
"Kalau merasa intimidasi ya, suratnya kan aneh. Kami kan sudah biasa diundang kegiatan. Jadi kami udah hafal suratnya seperti apa. Temanya menyusun pasca pemilu juga tidak ada hubungan dengan kita," tuturnya.
Tri juga sudah mengkonfirmasi secara langsung ke nomor kontak yang tertera dalam surat undangan tersebut. Tapi dia tidak mendapat jawaban secara jelas mengenai susunan acaranya.
"Saya tanya kegiatannya apa ya? Prof datang aja bilangnya gitu. Ya nggak bisa pak, ini posisi saya lagi di Jakarta. Semoga lain kali bisa datang ya Prof, saya iyakan saja," tandasnya.
Kontributor : Ikhsan
Berita Terkait
Terpopuler
- Naksir Avanza Tahun 2015? Harga Tinggal Segini, Intip Pajak dan Spesifikasi Lengkap
- 5 Krim Kolagen Terbaik yang Bikin Wajah Kencang, Cocok untuk Usia 30 Tahun ke Atas
- 7 Rekomendasi Ban Motor Anti Slip dan Tidak Cepat Botak, Cocok Buat Ojol
- 5 Mobil Bekas Senyaman Karimun Budget Rp60 Jutaan untuk Anak Kuliah
- 5 Rekomendasi Bedak Waterproof Terbaik, Anti Luntur Saat Musim Hujan
Pilihan
-
Google Munculkan Peringatan saat Pencarian Bencana Banjir dan Longsor
-
Google Year in Search 2025: Dari Budaya Timur hingga AI, Purbaya dan Ahmad Sahroni Ikut Jadi Sorotan
-
Seberapa Kaya Haji Halim? Crazy Rich dengan Kerajaan Kekayaan tapi Didakwa Rp127 Miliar
-
Toba Pulp Lestari Dituding Biang Kerok Bencana, Ini Fakta Perusahaan, Pemilik dan Reaksi Luhut
-
Viral Bupati Bireuen Sebut Tanah Banjir Cocok Ditanami Sawit, Tuai Kecaman Publik
Terkini
-
4 Link Saldo DANA Kaget Jumat Berkah: Raih Kesempatan Rp129 Ribu!
-
Skandal PSSI Jateng Memanas: Johar Lin Eng Diduga Jadi 'Sutradara' Safari Politik Khairul Anwar
-
8 Tempat Camping di Magelang untuk Wisata Akhir Pekan Syahdu Anti Bising Kota
-
Bukan Cuma Sepak Bola! Intip Keseruan dan Kekompakan Jurnalis Semarang di Tiba Tiba Badminton 2025
-
7 Jalur Trek Lari di Purwokerto, Syahdyu untuk Melepas Penat dan Menjaga Kebugaran