SuaraJawaTengah.id - Sejumlah Guru Besar Universitas Negeri Semarang (Unnes) yang terlibat menyampaikan aksi 'Seruan Moral dari Kampus Sekaran' pada 7 Februari lalu disurati oleh Lembaga Dewan Ketahanan Nasional.
Berdasarkan edaran surat yang diterima Suara.com, surat itu berisikan undangan untuk menghadiri acara dengan tema "Strategi Penanganan Terpadu Potensi Resiko Pasca Pemungutan Suara Pasca Guna Menjaga Kelancaran Pemilu 2024 Dalam Rangka Menjaga Stabilitas Keamanan Nasional".
Para Guru Besar tersebut diundang pada hari Rabu (28/2/24) berlokasi di markas Mapolda Jawa Tengah. Diketahui surat undangan tersebut ditandatangani langsung oleh Pembantu Deputi Bidang Politik Nasional Wantannas RI Brigadir Jenderal Nazirwan Adji Wibowo.
Salah satu Guru Besar Unnes, Tri Marhaeni Pudji Astuti yang mendapat surat tersebut mengaku tidak akan memenuhi undangan. Bahkan seluruh Guru Besar yang disurati secara kompak tidak akan menghadiri kegiatan diatas.
"Betul, para Guru Besar yang kemarin ikut seruan moral dapat surat undangan seperti itu. Tapi kami semua sudah sepakat tidak akan hadir," ucap Tri Marhaeni Pudji Astuti saat dikonfirmasi Suara.com melalui saluran telpon, Senin (26/2/24).
Perempuan yang akrab disapa Tri lalu membeberkan alasan mereka tidak menghadiri undangan bukan tanpa sebab. Pasalnya ada beberapa kejanggalan atau ketidakjelasan kegiatan yang melibatkan mereka.
Tri lalu menuturkan kejanggalan yang dimaksud diantaranya tidak ada lampiran kegiatan, siapa yang diundang tidak ada, status Guru Besar diundang sebagai peserta atau narasumber tidak ada, dan terakhir surat tersebut tidak dikirim secara langsung oleh Dewan Ketahanan Nasional.
"Setelah ditelusuri yang ngirim surat undangan itu staf administrasi MBS Unnes. Saya tanya terus dapat surat itu dari mana? Katanya dapat dari Polda Jateng," imbuhnya.
"Jadi surat itu nggak langsung dari lembaga terkait. Kan aneh, kenapa dari Polda. Ini kan lembaga pertahanan RI," lanjutnya.
Baca Juga: Suhu Udara di Jawa Tengah Memanas, Ternyata Ini Penyebabnya
Adanya kejanggalan-kejanggalan diatas, Tri dan Guru Besar lainnya lalu menaruh kecurigaan adanya intimidasi pasca mereka melakukan kegiatan seruan moral.
"Kalau merasa intimidasi ya, suratnya kan aneh. Kami kan sudah biasa diundang kegiatan. Jadi kami udah hafal suratnya seperti apa. Temanya menyusun pasca pemilu juga tidak ada hubungan dengan kita," tuturnya.
Padahal menurut Tri kegiatan seruan moral kemarin bertujuan untuk menjaga demokrasi negara. Bukan untuk membela kepentingan kelompok tertentu.
"Seruan kemarin kan isinya umum banget. Isi tuntutan poin satu sama enam itu isinya untuk kepentingan negara," tandasnya.
Kontributor : Ikhsan
Berita Terkait
Terpopuler
- Naksir Avanza Tahun 2015? Harga Tinggal Segini, Intip Pajak dan Spesifikasi Lengkap
- 5 Krim Kolagen Terbaik yang Bikin Wajah Kencang, Cocok untuk Usia 30 Tahun ke Atas
- 7 Rekomendasi Ban Motor Anti Slip dan Tidak Cepat Botak, Cocok Buat Ojol
- 5 Mobil Bekas Senyaman Karimun Budget Rp60 Jutaan untuk Anak Kuliah
- 5 Rekomendasi Bedak Waterproof Terbaik, Anti Luntur Saat Musim Hujan
Pilihan
-
Google Munculkan Peringatan saat Pencarian Bencana Banjir dan Longsor
-
Google Year in Search 2025: Dari Budaya Timur hingga AI, Purbaya dan Ahmad Sahroni Ikut Jadi Sorotan
-
Seberapa Kaya Haji Halim? Crazy Rich dengan Kerajaan Kekayaan tapi Didakwa Rp127 Miliar
-
Toba Pulp Lestari Dituding Biang Kerok Bencana, Ini Fakta Perusahaan, Pemilik dan Reaksi Luhut
-
Viral Bupati Bireuen Sebut Tanah Banjir Cocok Ditanami Sawit, Tuai Kecaman Publik
Terkini
-
4 Link Saldo DANA Kaget Jumat Berkah: Raih Kesempatan Rp129 Ribu!
-
Skandal PSSI Jateng Memanas: Johar Lin Eng Diduga Jadi 'Sutradara' Safari Politik Khairul Anwar
-
8 Tempat Camping di Magelang untuk Wisata Akhir Pekan Syahdu Anti Bising Kota
-
Bukan Cuma Sepak Bola! Intip Keseruan dan Kekompakan Jurnalis Semarang di Tiba Tiba Badminton 2025
-
7 Jalur Trek Lari di Purwokerto, Syahdyu untuk Melepas Penat dan Menjaga Kebugaran