Scroll untuk membaca artikel
Budi Arista Romadhoni
Sabtu, 02 Maret 2024 | 07:08 WIB
Sejumlah siswa menunjukkan makanan gratis saat simulasi program makan siang gratis di SMP Negeri 2 Curug, Kabupaten Tangerang, Banten, Kamis (29/2/2024). (ANTARA FOTO/Sulthony Hasanuddin)

SuaraJawaTengah.id - Program makan siang gratis tentu kini tengah menjadi sorotan publik. Apalagi bakal direalisasikan pada pemerintahan baru Prabowo-Gibran. 

Namun demikian, kandungan gizi pada program makan siang gratis harus diperhatikan secara detail. 

Dokter spesialis gizi klinik Dr. dr. Gaga Irawan Nugraha, M. Gizi., Sp.GK(K) menyarankan agar dalam menu makan siang gratis mengandung lauk berprotein hewani dan sayur.

Gaga, menilai protein harus berupa hewani karena dua alasan, pertama yaitu bioavailabilitas (BA) atau ketersediaan hayati lebih tinggi.

Baca Juga: Jawa Tengah Berpotensi Diguyur Hujan Lebat pada 29 Februari 2024, Ini Penjelasan BMKG

"Protein hewani memiliki bioavailabilitas lebih tinggi, lebih mudah diserap, lebih mudah menjadi bagian dari tubuh," kata Gaga dikutip dari ANTARA pada Sabtu (2/3/2024).

Kedua, protein hewani mengandung asam amino esensial yang lebih lengkap dibanding protein nabati. Dengan asam amino esensial, anak bisa cepat tumbuh tinggi karena sel baru cepat terbentuk dan sel yang rusak cepat diperbaiki.

Asam amino esensial juga mendukung perkembangan otak. Pada perempuan yang sedang hamil, asam amino esensial bisa menghasilkan sel-sel reproduksi yang berkualitas, termasuk ketika menyusui.

"Jadi, sangat penting protein hewani itu untuk menunjang pertumbuhan anak dan memenuhi kebutuhan asam amino esensial," kata Gaga.

Jika menggunakan protein nabati, dia menilai pilihan yang baik adalah tempe, yang terbuat dari kedelai.

Baca Juga: Stabilkan Inflasi, Pemprov Jateng Gelar Gerakan Pangan Murah hingga Perayaan Idul Fitri

"Itu yang paling bagus, lebih mudah dicerna karena sudah ada proses fermentasi," kata Gaga.

Program makan siang gratis diuji coba di Sekolah Menengah Pertama Negeri (SMPN) 2 Curug, Kabupaten Tangerang, Banten pada Kamis (29/2). Uji coba itu terdiri dari empat menu makan siang, yaitu nasi ayam, nasi semur telur, siomay dan gado-gado, yang ditaksir seharga Rp15.000 per porsi.

Gaga menilai menu siomay mengandung karbohidrat sederhana dan sedikit protein dari bumbu kacang. Menu nasi ayam dan nasi telur yang utuh, menurut Gaga, sudah lumayan bergizi, tapi, kurang lengkap karena tidak ada sayur.

Gado-gado, yang terdiri dari sayuran, bumbu kacang dan telur, mengandung vitamin dan protein. Jika telur tidak utuh, maka kandungan protein dalam menu juga berkurang.

Dia menyarankan pada usia anak-anak, sebaiknya dalam sekali makan terdapat minimal 50 gram protein hewani.

"Misalnya satu potong ayam 50 gram atau telurnya satu, jangan setengah karena kurang," ujar Gaga.

Load More