"Tentunya kami berharap bisa lancar semua proses dari Balai Kota kemudian Masjid Agung Semarang kemudian Masjid Agung Jawa Tengah. Pembagian kue ganjel rel dan kue keranjang ini juga menjadi wujud akulturasi budaya antara masyarakat Jawa, keturunan Arab, keturunan Tionghoa, dan keturunan Melayu. Tentunya akan menjadi satu rangkaian yang sangat dinantikan masyarakat," paparnya.
Dengan prosesi Dugderan ini, lanjut Mbak Ita, merupakan perayaan bersama dalam menyambut bulan Ramadan dengan keikhlasan hingga menyongsong Idul Fitri.
Sementara itu, Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Semarang, Wing Wiyarso mengatakan, kirab prosesi Dugderan digelar rutin setiap tahun.
Menurut Wing, dulu prosesi Dugderan diinisiasi oleh Kanjeng Bupati Raden Mas Tumenggung Aryo Purboningrat pada tahun 1881.
"Beliau mewujudkan satu kolaborasi akulturasi budaya. Ketika masyarakat Muslim menjelang Ramadan, antara umara dengan ulama bersama-sama mengumumkan kepada masyarakat untuk menyambut bulan suci Ramadan," kata dia.
Ia menyebut, prosesi ini diawali dengan adanya Pasar Dugderan di sekitar Alun-alun Semarang yang dimeriahkan berbagai permainan.
Warak Ngendog sebagai simbol Dugderan merupakan, binatang imajiner yang menunjukkan akulturasi budaya Kota Semarang sejak zaman dahulu kala. Acara kebudayaan ini juga bentuk toleransi tinggi antarumat beragama, antar etnis yang ada di Kota Semarang. Apalagi kala itu, Semarang menjadi lokasi strategis dalam melakukan syiar agama Islam.
Menurut Wing, ini kedua kalinya prosesi Dugderan yang dilakukan setelah revitalisasi Alun-alun Kauman.
"Acara pertama ada penyerahan suhuf halaqah. Dari Balai Kota, rombongan Ibu Wali Kota yang memerankan tokoh Kanjeng Mas Ayu Tumenggung Probodiningrum, nama lain kami izin kepada Keraton Surakarta karena Kanjeng Bupati Raden Mas Tumenggung Aryo Purboningrat adalah putra. Ini dilakukan karena pimpinan kami putri, maka kami minta arahan kemudian diberikan nama tersebut," kata dia.
Baca Juga: PKS Kota Semarang Klaim Suara Pada Pemilu 2024 Naik dan Amankan 6 Kursi DPRD
Mbak Ita, memimpin prosesi kirab sampai Masjid Agung Semarang Kauman, di sana akan diterima oleh Tafsir Anom bersama Alim Ulama yang hadir. Di Masjid Kauman, kata Wing, akan diumumkan kepada masyarakat tentang penentuan hari datangnya bulan suci Ramadan 1445 H.
Berita Terkait
-
Meriahnya Kirab Budaya Dugderan Sambut Ramadan di Semarang
-
Korupsi Meja Kursi SD, Wali Kota Semarang dan Suami Diciduk KPK
-
Dibui Bareng Suami Gegara Korupsi, Mbak Ita Raih Upeti Rp2,4 M dari Iuran Sukarela Pegawai Bapenda Semarang
-
Ditahan KPK, Ini Potret Mbak Ita dan Suami Pakai Rompi Oranye dan Tangan Diborgol
-
Kompak Tersangka, Walkot Semarang Mbak Ita dan Suami Resmi Ditahan KPK
Terpopuler
- Ditahan Atas Dugaan Pemerasan, Beredar Rekaman Suara Reza Gladys Sebut Mail Syahputra Tolak Transferan
- Full Ngakak, Bio One Komentari Pengangkatan Ifan Seventeen Jadi Dirut PT Produksi Film Negara
- 3 Alasan yang Bikin Ustaz Derry Sulaiman Yakin Denny Sumargo, Hotman Paris dan Willie Salim Bakal Mualaf
- Jebloskan Nikita Mirzani ke Penjara Reza Gladys Sempat Disebut Cocok Gabung Gen Halilintar
- Ifan Seventeen Tiba-Tiba Jadi Dirut PFN, Pandji Pragiwaksono Respons dengan Dua Kata Menohok
Pilihan
-
Driver Ojol Dapat 'Tunjangan Hari Raya (THR)' 2025, Ini Kriteria dan Syaratnya
-
Komunitas Milenial Bergerak Sukses Gelar Aksi Sosial BERMANJA di Yogyakarta
-
Emas Antam Tembus Harga Tertinggi Sepanjang Masa Hari Ini, Jadi Rp1.742.000/Gram
-
Alasan Koster Naikkan Tunjangan DPRD Bali Karena Kasihan Bebannya Berat
-
Biasa Blak-blakan, Ahok Takut Bicara soal BBM Oplosan Pertamina: Ada yang Saya Enggak Bisa Ngomong
Terkini
-
BRI Peduli Salurkan 5.000 Paket Sembako untuk Warga Grobogan
-
Semarang Jadi Tuan Rumah Pembuka Superchallenge Super Prix 2025
-
BRI Purwodadi Bagi-bagi Takjil, Wujud Kepedulian di Bulan Ramadan
-
Berkat Program Speling, Banyak Penyakit Terdeteksi Secara Dini
-
BRI Peduli Bagikan 1.500 Paket Sembako untuk Warga Jatingaleh