Scroll untuk membaca artikel
Budi Arista Romadhoni
Selasa, 12 Maret 2024 | 18:59 WIB
Ilustrasi berdoa saat Tarawih dan Witir di Bulan Ramadan. (Freepik)

SuaraJawaTengah.id - Bulan Ramadan 1445 Hijriah atau 2024 telah tiba, membawa serta limpahan rahmat dan berkah bagi umat Islam di seluruh dunia. Di antara keistimewaan bulan Ramadan, terdapat fase-fase yang penuh kemuliaan, salah satunya adalah Fase Rahmat.

Fase Rahmat adalah fase pertama di bulan Ramadan yang berlangsung selama 10 hari pertama. Fase ini diibaratkan sebagai masa penyucian diri di mana Allah SWT membuka pintu rahmat-Nya selebar-lebarnya bagi hamba-Nya yang ingin kembali ke jalan yang benar.

Keistimewaan Fase Rahmat di Ramadan 1445 Hijriah 

Fase Rahmat memiliki beberapa keistimewaan, di antaranya:

Baca Juga: Berperan Sebagai Kanjeng Mas Ayu Tumenggung Probodiningrum, Mbak Ita: Semoga Ramadan Memberi Berkah

1. Ampunan Allah SWT: 

Di fase ini, Allah SWT memberikan kesempatan bagi hamba-Nya untuk memohon ampunan atas dosa-dosa yang telah dilakukan.

2. Pintu Taubat Terbuka Lebar

Sesuai namanya, di Fase Rahmat bulan Ramadan 1445 Hijriah atau 2024 ini, Allah SWT memudahkan hamba-Nya untuk bertaubat dan kembali ke jalan yang benar.

3. Keberkahan Berlipat Ganda

Baca Juga: 3 Bekal Sebelum Memasuki Bulan Ramadan Menurut Para Ulama, Sudah Siap?

Pada Fase Rahmat di bulan Ramadan 1445 Hijriah, setiap amalan kebaikan yang dilakukan di fase ini pahal anya dilipatgandakan.

Ilustrasi Ramadan.[john1cse/Pixabay.com]

Selain ketiga keistimewaan tersebut terdapat beberapa amalan yang Dianjurkan di Fase Rahmat. Misalnya memperbanyak istighfar dan memohon ampunan Allah SWT. Memperbanyak membaca Al-Quran. Melaksanakan sholat sunnah, seperti sholat tarawih dan sholat tahajud. Bersedekah dan membantu sesama. Serta, menjaga diri dari perbuatan dosa dan maksiat.

Fase Rahmat merupakan kesempatan emas untuk meraih rahmat dan ampunan Allah SWT. Mari manfaatkan fase ini dengan sebaik-baiknya dengan memperbanyak amalan kebaikan dan mendekatkan diri kepada Allah SWT.

Kontributor : Dinar Oktarini

Load More