Scroll untuk membaca artikel
Budi Arista Romadhoni
Sabtu, 16 Maret 2024 | 12:22 WIB
Pelaku UMKM asal Kota Semarang Titi Lestari tengah mengemas produknya bawang hitam atau black garlic. [Suara.com/Budi Arista Romadhoni]

"Gabung ke rumah BUMN BRI Semarang 2019 waktu itu masih belajar membatik, jualan batik, kemudian berkembang agen wisata. Saat Covid yaudah kita tutup, pindah jalur mencoba inovasi jualan Bawang Hitam," ujarnya.

Dari Rumah BUMN BRI itu ia mengaku dibantu untuk mendapatkan hak cipta merek, perizinan, sertifikat halal, hingga modal usaha.

Titi mengungkapkan, usahanya yang sekarang memang jarang dilakukan oleh UMKM di Kota Semarang. Namun baginya, mengolah bawang hitam adalah bukan hal yang sulit.

"Bahan bakunya ya dari bawang lanang. Prosesnya tidak memakan waktu dan tenaga. Pengolahannya saya rendam starter untuk melarutkan kimia pupuk ya, dijemur dan di open. Black Garlic ini masuknya ya makanan olahan," ujarnya.

Baca Juga: Gara-gara Venue, PSIS Semarang vs Persis Solo Terancam Ditunda, Panpel Serahkan ke PT LIB

Titi mengaku, berdagang bukanlah pekerjaan yang mudah baginya. Namun, semangat untuk bisa membrikan penghasilan keluarga menjadi alasannya.

"Ibu saya dulu itu pedagang, saya kerja di bank, krismon itu saya keluar. Kemdian ya buat kursus. Saya pengen punya usaha untuk menambah penghasilan keluarga," ucapnya.

"Yang penting saya ada kegiatan dan menghasilkan," imbuhnya.

Namun demikian, Titi menyebut diusianya yang tidak lagi muda cukup sulit untuk bersaing saat era serba digital saat ini.

"Ya mungkin dibilang saya dianggap terlambat membuat usaha. Tapi tidak menyerah, meski diusia sekarang," ucapnya.

Baca Juga: Jelang Ramadan, Rumah BUMN BRI Semarang Gelar Pelatihan Bisnis Kuliner, Cocok Untuk Usaha Takjil

Ia mengakui untuk pemasaran bawang hitam masih belar. Untung saja produknya itu bisa awet sampai dua tahun.

Load More