Budi Arista Romadhoni
Sabtu, 16 Maret 2024 | 12:22 WIB
Pelaku UMKM asal Kota Semarang Titi Lestari tengah mengemas produknya bawang hitam atau black garlic. [Suara.com/Budi Arista Romadhoni]

"Ibu saya dulu itu pedagang, saya kerja di bank, krismon itu saya keluar. Kemdian ya buat kursus. Saya pengen punya usaha untuk menambah penghasilan keluarga," ucapnya.

"Yang penting saya ada kegiatan dan menghasilkan," imbuhnya.

Namun demikian, Titi menyebut diusianya yang tidak lagi muda cukup sulit untuk bersaing saat era serba digital saat ini.

"Ya mungkin dibilang saya dianggap terlambat membuat usaha. Tapi tidak menyerah, meski diusia sekarang," ucapnya.

Ia mengakui untuk pemasaran bawang hitam masih belar. Untung saja produknya itu bisa awet sampai dua tahun.

"Ini masih mengembangkan lagi produk2 fermentasi. Pengennya ya nanti titip di tempat oleh-oleh," ucap Titi.

Diketahui, Black garlic merupakan bawang putih yang difermentasi pada suhu tertentu dalam waktu yang cukup lama. Black garlic dapat digunakan untuk antidiabetes, antihipertensi, antioksidan dan antifungi.

Sementara itu Koordinator Rumah BUMN Semarang, Endang Sulistiawati mengungkapkan kini sudah ada 7.000 UMKM yang bergabung.

Rumah BUMN Semarang sampai saat ini telah memfasilitasi usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) dengan menggelar berbagai pelatihan yang dibutuhkan untuk pengembangan usaha.

Baca Juga: Gara-gara Venue, PSIS Semarang vs Persis Solo Terancam Ditunda, Panpel Serahkan ke PT LIB

Rumah BUMN Sendiri didirikan pada 2017 oleh BRI. Pelaku UMKM dipersilakan bergabung dengan Rumah Kreatif BUMN secara gratis. Persyaratan memiliki usaha dan cukup menunjukkan Kartu Tanda Penduduk (KTP).

"Kita tujuan akhirnya adalah go global, bisa ekspor," ujar Koordinator Rumah BUMN BRI Semarang tersebut.

Load More