SuaraJawaTengah.id - Masyarakat diimbau tak menyepelekan adanya penyakit Lupus di Indonesia. Sebab bisa menyerang anak-anak.
Diketahui, Lupus adalah penyakit autoimun sistemik yang ditandai dengan adanya autoantibodi terhadap autoantigen, pembentukan kompleks imun, dan disregulasi sistem imun, menyebabkan kerusakan pada beberapa organ tubuh. Lupus dapat menyerang satu atau lebih sistem organ.
Anggota Unit Kerja Koordinasi (UKK) Alergi Imunologi Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), DR Dr Reni Ghrahani Majangsari, SpA(K), MKes, mengatakan bahwa gejala penyakit lupus pada anak umumnya lebih gawat dibandingkan gejala penyakit yang sama pada orang dewasa.
“Penyakit lupus pada anak, biasanya gejalanya akan lebih berat dibanding lupus pada dewasa. Juga, keterlibatan organnya lebih banyak,” kata dia dikutip dari ANTARA pada Rabu (8/5/2024).
Selain itu, Reni mengatakan, penyakit lupus mayoritas dialami anak perempuan, perbandingannya signifikan dibandingkan anak laki-laki, yakni sembilan banding satu. Lupus paling banyak dialami remaja berusia 11-12 tahun.
Penyakit lupus pada anak dapat ditandai dengan anak sering demam, salah satunya. Demam biasanya hilang timbul, dapat tidak terlalu tinggi hingga demam tinggi.
Selain itu, anak sering tampak pucat, dan sering dirawat karena menderita demam yang berkepanjangan juga bisa jadi ciri lupus.
“Anak juga tampak lelah tanpa sebab yang jelas, bisa mengalami penurunan berat badan, dan kerontokan rambut,” ujar Reni.
Morning stiffness, atau nyeri sendi dan otot, serta badan kaku di pagi hari mungkin sering dialami anak dengan penyakit lupus.
Baca Juga: Sumatera Media Summit 2024, Pertemukan Ratusan Media Lokal untuk Naik Kelas
Lupus adalah penyakit yang dapat melibatkan seluruh sistem organ. Maka, lanjut Reni, penyakit lupus dapat mengenai sistem saraf, paru-paru, sel-sel darah, baik sel darah merah maupun sel darah putih, sehingga dampaknya akan dapat terjadi penurunan sel-sel darah merah, putih, juga trombosit, hingga pembesaran kelenjar getah bening.
“Kemudian juga mungkin dapat terjadi perlambatan pertumbuhan keremajaan, atau pubernya terlambat,” jelasnya.
Penyakit lupus juga dapat dicirkan dengan timbulnya gangguan kulit, biasanya berupa ruam di wajah atau berbagai bagian tubuh.
Tidak hanya itu, lupus juga sangat mungkin untuk menimbulkan gangguan ginjal, penumpukan cairan di berbagai selaput dinding perut, paru-paru, jantung, dan bisa menyebabkan perendangan pada sendi.
“Dan yang paling sering pada anak adalah gejala lupus pada ginjal. Penampilannya adalah mungkin berupa tekanan darah yang tinggi dan anak dapat terlihat bengkak terutama pada wajah, perut, dan jantung. Lokasi perut tampak lebih sering, dan ini memang lebih sering terjadi pada lupus anak dibandingkan dewasa,” kata Reni.
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 HP RAM 8 GB Memori 256 GB Harga Rp1 Jutaan, Terbaik untuk Pelajar dan Pekerja
- 7 Sepatu Adidas Diskon hingga 60% di Sneakers Dept, Cocok Buat Tahun Baru
- 5 Mobil Bekas yang Anti-Rugi: Pemakaian Jangka Panjang Tetap Aman Sentosa
- Diminta Selawat di Depan Jamaah Majelis Rasulullah, Ruben Onsu: Kaki Saya Gemetar
- Kencang bak Ninja, Harga Rasa Vario: Segini Harga dan Konsumsi BBM Yamaha MT-25 Bekas
Pilihan
-
Kaleidoskop Sumsel 2025: Menjemput Investasi Asing, Melawan Kepungan Asap dan Banjir
-
Mengungkap Gaji John Herdman dari PSSI, Setara Harga Rumah Pinggiran Tangsel?
-
Aksi Adik Kandung Prabowo yang Makin Mencengkeram Bisnis Telekomunikasi
-
Sesaat Lagi! Ini Link Live Streaming Final Futsal ASEAN 2025 Indonesia vs Thailand
-
Cerita 1.000 UMKM Banyuasin: Dapat Modal, Kini Usaha Naik Kelas Berkat Bank Sumsel Babel
Terkini
-
Tahun Pertama Pimpin Jateng, Rapor Kinerja Ahmad Luthfi Diapresiasi Budayawan
-
Fortuner 2024 vs Pajero 2024? Ini 7 Perbandingan Kedua Mobil Tersebut
-
BRI Diapresiasi atas Peran Strategis dalam Pemberdayaan Ekonomi Kerakyatan
-
Dari Reruntuhan Menuju Harapan, Kementerian PU Bangun Kembali Ponpes Darul Mukhlisin Pascabanjir
-
10 Wisata Jepara Terpopuler yang Wajib Kamu Kunjungi Saat Libur Akhir Tahun 2025