SuaraJawaTengah.id - Serangan jantung bisa datang kapan saja. Bahkan, penyakit tersebut terkadang datang saat kita tengah melakukan olahraga.
Namun demikian, Dokter spesialis jantung dan pembuluh darah lulusan Universitas Indonesia dr. Teuku Istia Muda Perdan Sp J.P FIHA mengatakan orang yang melakukan olahraga harus memperhatikan denyut nadi agar terhindar dari serangan jantung mendadak saat beraktivitas dan bukan dari rasa lelah.
"Jadi bukan dari rasa lelah, keringat banyak, nafas ngos-ngosan tapi dari detak jantung maksimal, itu harus tahu sebelum melakukan olahraga yang cukup berat," kata dokter yang disapa Dani dikutip dari ANTARA pada Selasa (14/5/2024).
Dani mengatakan berdasarkan Asosiasi Jantung Amerika, detak jantung maksimal bisa dirasakan dari denyut nadi di pergelangan tangan atau leher dengan rumus 220 (detak jantung maksimal) dikurangi usia saat ini.
Dari hasil tersebut bisa dibagi menjadi dua kategori, yakni jika melakukan olahraga intensitas sedang denyut jantung harus diantara 50-70 persen dari denyut maksimal. Sedangkan jika melakukan intensitas latihan yang kuat, denyut jantung harus di angka antara 70-85 persen dari denyut maksimal.
"Dianjurkan tidak melewati zona tersebut, pelan-plan ditingkatkan baru bisa memperoleh kebugaran fisik tanpa faktor risiko kematian jantung, ini berlaku saat warming up dan cooling down," jelas Dani.
Untuk menghindari kematian mendadak karena serangan jantung, disarankan juga untuk melakukan pemanasan sebelum berolahraga dan berhenti berolahraga selama 10 menit. Hitung juga denyut nadi dengan cara meletakkan dua jari di pergelangan tangan atau leher selama 15 detik kemudian di kalikan 4 untuk mendapatkan denyut per menit.
Hal ini juga bisa dilakukan dengan penggunaan alat pengukur detak jantung, yang berguna untuk menyesuaikan level olahraga yang bisa dilakukan untuk mencegah hal yang tidak diinginkan.
Cara lain yang bisa dilakukan adalah dengan tes bicara, jika sudah tidak bisa berbicara dengan kata-kata yang jelas artinya olahraga sudah mencapai intensitas maksimal dan harus berhenti.
Dani memberikan kiat untuk berolahraga dengan aman bagi yang memiliki riwayat jantung agar terhindar dari serangan mendadak adalah dengan rutin melakukan check up kesehatan terutama jantung.
Selain itu terapkan pola latihan yang teratur dan terukur, istirahat dan tidur yang cukup, makan makanan sehat serta kelola stres.
"Kalau ada tanda masalah jantung jangan dibaikan, kalau punya masalah jantung bawa obat yang rutin dikonsumsi, pakai tanda pengenal agar orang sekitar tahu masalah kesehatan anda, dan konsultasi dengan dokter jika ingin ikut kegiatan olahraga," ucap Dani.
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Motor Matic Paling Nyaman Buat Touring di 2026: Badan Anti Pegal, Pas Buat Bapak-bapak
- Ingin Miliki Rumah Baru di Tahun Baru? Yuk, Cek BRI dengan KPR Suku Bunga Spesial 1,30%
- Sambut HUT ke-130 BRI: Nikmati Promo Hemat Hingga Rp1,3 Juta untuk Upgrade Gaya dan Hobi Cerdas Anda
- Meskipun Pensiun, Bisa Tetap Cuan dan Tenang Bersama BRIFINE
- 3 Pilihan Mobil Bekas Rp60 Jutaan: Irit BBM, Nyaman untuk Perjalanan Luar Kota
Pilihan
-
Dampingi Presiden, Bahlil Ungkap BBM hingga Listrik di Sumbar Tertangani Pasca-Bencana
-
UPDATE Klasemen SEA Games 2025: Indonesia Selangkah Lagi Kunci Runner-up
-
6 Mobil Bekas Paling Cocok untuk Wanita: Lincah, Irit, dan Punya Bagasi Cukup
-
OJK Awasi Ketat Pembayaran Pinjol Dana Syariah Indonesia yang Gagal Bayar
-
Jejak Emas Rakyat Aceh Bagi RI: Patungan Beli Pesawat, Penghasil Devisa & Lahirnya Garuda Indonesia
Terkini
-
Pertamina Patra Niaga Gelar Khitan Massal di Cilacap, Wujud Syukur HUT ke-68 Pertamina
-
5 MPV Diesel Pilihan Rp150 Jutaan yang Worth It untuk Keluarga di Akhir 2025
-
BRI Perkuat Aksi Tanggap Bencana Alam, 70 Ribu Jiwa Terdampak Beroleh Bantuan
-
PSIS Semarang Gegerkan Bursa Transfer: Borong Tiga Pemain Naturalisasi Sekaligus
-
8 Wisata Terbaru dan Populer di Batang untuk Libur Sekolah Akhir 2025