SuaraJawaTengah.id - Produksi sentra pengasapan ikan di Banjarharjo, Semarang Utara mengalami penurunan signifikan. Kesulitan pemasaran, regenerasi dan banyaknya pesaing jadi faktor penyebab pengusaha pengasapan ikan satu per satu bertumbangan.
Semenjak dialokasikan di satu tempat sekitar tahun 1980an terdapat 70 sentra pengasapan ikan. Usaha pengasapan ikan jadi roda ekonomi warga Bangunharjo.
Namun seiring perkembangan zaman, satu per satu setra-sentea pengasapan ikan itu bertumbangan. Pandemi Covid-19 turut menghantam beberapa usaha mereka dalam sekejap.
"Sebisa mungkin kita jaga kualitas. Target produksi sehari tiga kuintal," ucap pemilik sentral pengasapan ikan Bu Tun, Iskandar pada Suara.com, Rabu (15/5/24).
Iskandar adalah generasi kedua yang mengelola usaha pengasapan ikan. Dari 70 sentra, yang masih bertahan sampai sekarang sekitar 23 sentra saja.
"Pemasokkan ikan lancar, tapi pemasaran turun. Dinamika industri pengasapan ikan sering gitu," imbuhnya.
Saban hari Iskandar dibantu empat orang dalam mengelola usahanya tersebut. Ikan-ikan asap di tempatnya biasa disalurkan ke pedagang-pedang pasar seperti di Karangayu sampai Kabupaten Demak dan Kabupaten Pati.
Di sentra pengasapan ikan Bandarharjo lebih banyak memproduksi ikan manyung, pari, dan tongkol. Untuk harganya sering kali naik-turun mengikuti hasil produksi dan permintaan di pasar.
Sementara itu, Rukini seorang pegawai di salah satu sentra pengasapan ikan Bangunharjo mengakui jumlah produksi di tempatnya bekerja mengalami penurun.
Baca Juga: Anggarkan Rp76 Miliar, Pemkot Semarang akan Segera Lakukan Revitalisasi Kawasan Pecinan
Ketika lagi ramai-ramainya permintaan, di tempatnya bisa memproduksi ikan asap sebanyak 1 ton. Setelah melewati pandemi Covid-19 tempatnya paling mentok memproduksi ikan sebanyak 5-7 kuintal.
"Ibu-ibu disini diperdayakan semua. Nggak ada orang luar yang kerja di sentra pengasapan ikan Bangunharjo," jelasnya.
Berkat menekuni profesi itu dari remaja sampai sekarang. Rukini pun mampu menyekolahkan anak-anaknya sampai Perguruan Tinggi.
Rukini menceritakan sebelum di sekitar Bangunharjo terdapat pabrik-pabrik. Mayoritas laki-laki berprofesi sebagai nelayan. Sehingga sentra-sentra pengasapan ikan tidak kesulitan mencari bahan baku.
Karena banyak yang alih profesi, nyari bahan baku ketika musim-musim badai sedikit lebih susah. Paling jauh pihaknya menerima kiriman ikan dari Jakarta.
"Banyak sentra yang gulung tikar itu karena nggak ada yang nerusin. Yang dulu buka sendiri sekarang ikut orang lagi juga ada," tukasnya.
Kontributor : Ikhsan
Berita Terkait
-
BRI Liga 1: Pelatih PSM Makassar Usung Misi Khusus ke Markas PSIS Semarang
-
Pos Indonesia Salurkan Bantuan Sembako dan PKH ke 18 Ribu Penerima di Semarang
-
KPK Bakal Lakukan Pemanggilan Kelima untuk Mbak Ita dan Suaminya Pekan Depan
-
Kiper Timnas Indonesia Cedera Jelang Lawan Australia
-
Pahlawan Persib Nick Kuipers: Saya Merasa Luar Biasa
Terpopuler
- Ragnar Oratmangoen: Saya Mau Keluar dari...
- Rusuh Lagi! Indonesia Siap-siap Sanksi FIFA, Piala Dunia 2026 Pupus?
- Apa Sanksi Pakai Ijazah Palsu? Razman Arif dan Firdaus Oiwobo Diduga Tak Diakui Universitas Ibnu Chaldun
- Aset Disita gegara Harvey Moeis, Doa Sandra Dewi Terkabul? 'Tuhan Ambil Semua yang Kita Punya...'
- Lolly Kembali Main TikTok, Penampilannya Jadi Sorotan: Aura Kemiskinan Vadel Badjideh Terhempas
Pilihan
-
Dukungan Penuh Pemerintah, IKN Tetap Dibangun dengan Skema Alternatif
-
Perjuangan 83 Petani Kutim: Lahan Bertahun-tahun Dikelola, Kini Diklaim Pihak Lain
-
Persija vs Persib Bandung, Ridwan Kamil Dukung Siapa?
-
Jordi Amat Bongkar Dugaan Kasus Pencurian Umur: Delapan Pemain..
-
Sejarah dan Makna Tradisi Nyekar Makam Sebelum Puasa Ramadan
Terkini
-
Tanpa Anggaran Daerah, Retret Kepala Daerah di Akmil Magelang Ditanggung APBN
-
BRI Semarang dan PSMTI Jateng Gelar Aksi Donor Darah
-
Waspadai Leptospirosis di Musim Hujan: Gejala dan Tips Pencegahan
-
SDN Klepu 03 Cetak Sejarah, Pertahankan Gelar Juara di MilkLife Soccer Challenge Semarang 2025
-
PSIS vs PSM: Mahesa Jenar Siap Bangkit di Jatidiri, Akhiri Tren Negatif!