Scroll untuk membaca artikel
Budi Arista Romadhoni
Rabu, 07 Agustus 2024 | 08:53 WIB
Yoyok Sukaei, Kaesang Pangarep, dan Dico Ganinduto saat bertemu bersama di Kantor PSI. [Istimewa]

SuaraJawaTengah.id - Lembaga survei Indo Barometer melakukan simulasi head to head dua kandidat calon wali kota Semarang 2024 antara Anggota DPR RI AS Sukawijaya alias Yoyok Sukawi melawan Bupati Kendal Dico M Ganinduto.

Hasilnya, ketika dibuat simulasi dua nama calon wali kota pada Pemlihan Wali Kota (Pilwakot) Semarang 2024, elektabilitas Dico Ganinduto kalah telak dari Yoyok Sukawi. Tingkat keterpilihan Yoyok sebesar 59,3 persen, berada jauh di atas Dico yang hanya 13,5 persen.

Tidak hanya itu, Yoyok Sukawi juga menang dalam simulasi head to head melawan Wali Kota Semarang Hevearita Gunaryanti Rahayu (Mbak Ita) dan Sekretaris Daerah Kota Semarang Iswar Aminuddin.

Jika simulasi melawan calon petahana, elektabilitas Yoyok Sukawi sebesar 59,3 persen dan Mbak Ita 17,0 persen. Jika head to head melawan Iswar, tingkat keterpihan Yoyok 64,8 persen dan Iswar Aminuddin 3,0 persen.

Baca Juga: Viral! Momen Yoyok Sukawi Bersama Elite Gerindra, Kode Keras Pilwalkot Semarang?

Hasil survei ini dipaparkan oleh peneliti lembaga survei Indo Barometer, M Qodari dalam FGD “Membaca Peta Politik Jelang Pilwakot Semarang 2024 Jilid 3” Forum Media Online Kota Semarang (FOMOS) di Hotel Neo Candi, Selasa (6/8/2024). Qodari hadir secara online melalui Zoom Meeting.

"Dari 3 simulasi head to head calon Walikota, A.S. Sukawijaya (Yoyok Sukawi) unggul dengan keterpilihan (59.3% -64.8%) jika disimulasikan dengan Hevearita Gunaryanti Rahayu (Mbak Ita) (17%), Dico M. Ganinduto (13.5%) dan Iswar Aminuddin (3%)," ujarnya.

Qodari mengatakan, alasan utama publik memilih calon wali kota adalah karena berpengalaman, kinerjanya bagus/terbukti, dekat dengan rakyat/merakyat, hanya nama calon tersebut yang saya tahu dan orangnya baik.

Dijelaskan, survei Indo Barometer tersebut dilakukan pada 18 hingga 23 Juli 2024 di 16 kecamatan di Kota Semarang. Adapun metode penarikan sampel yang digunakan adalah multistage random sampling.

"Jumlah sampel pada survei ini sebanyak 400 responden, dengan margin of error sebesar ±4.90% pada tingkat kepercayaan 95%. Teknik pengumpulan data wawancara tatap muka responden menggunakan kuesioner," tandas Qodari.

Baca Juga: Whistleblowing System: Bisa Jadi Senjata Baru Lawan Korupsi di Semarang?

Load More