Scroll untuk membaca artikel
Budi Arista Romadhoni
Kamis, 28 November 2024 | 10:02 WIB
Paslon Gubernur Jawa Tengah, Ahmad Luthfi dan Taj Yasin. [Istimewa]

SuaraJawaTengah.id - Pasangan calon Ahmad Luthfi dan Taj Yasin berhasil memenangkan Pemilihan Gubernur Jawa Tengah (Pilgub Jateng) 2024 versi hitung cepat (Quick Count). Kemenangan ini sesuai prediksi banyak pihak, didukung oleh sejumlah faktor strategis yang menjadikan mereka unggul di tengah persaingan politik yang ketat.

Menurut pengamat politik dari UIN Walisongo Semarang, Kholidul Adib, kemenangan pasangan ini tak lepas dari koalisi besar yang mendukungnya.

Koalisi Indonesia Maju Plus (KIM Plus) yang terdiri dari partai-partai di luar PDIP memberikan landasan politik yang solid.

Selain itu, dukungan langsung dari mantan Presiden Joko Widodo, yang bahkan terjun langsung ke wilayah-wilayah basis PDIP seperti Solo Raya, Semarang Raya, Banyumas, Brebes, dan Grobogan, menjadi salah satu faktor penting.

Baca Juga: Usai Nyoblos, Gus Yasin: Siapa pun yang Menang, Insya Allah Pemenangnya Rakyat Jawa Tengah

Selain dukungan politik, kemampuan Ahmad Luthfi dan Taj Yasin dalam meyakinkan masyarakat melalui debat publik juga menjadi kunci keberhasilan mereka.

“Keunggulan mereka dalam menyampaikan visi-misi dan memikat hati masyarakat Jateng melalui debat membuktikan kualitas mereka sebagai pasangan yang kompeten,” ujar Kholidul Adib dikonfirmasi pada Kamis (28/11/2024).

Pengamat Politik UIN Walisongo Semarang, Dr M Kholidul Adib. [Istimewa]

Dukungan Nahdliyin dan NU yang Solid

Faktor lain yang sangat menentukan adalah dukungan besar dari warga Nahdlatul Ulama (NU) sebagai kelompok agamis dominan di Jawa Tengah.

Ahmad Luthfi yang merupakan alumni Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) di Universitas Airlangga, sekaligus rekan satu angkatan dengan Khofifah Indar Parawansa, serta Taj Yasin yang merupakan putra KH Maemun Zubair, ulama besar NU, berhasil merepresentasikan kepentingan warga Nahdliyin.

Baca Juga: Misteri Kematian Siswa SMK di Semarang: Diduga Ada Luka Tembak, 2 Saksi Menghilang

Pertemuan sejumlah tokoh NU dengan Joko Widodo di Solo juga disinyalir sebagai bentuk koordinasi strategis dalam mendukung pasangan ini. Hasilnya, suara dari basis NU mengalir deras untuk Luthfi-Yasin.

Di sisi lain, pasangan Andika-Hendi yang diusung PDIP tak mampu menembus dominasi suara NU meskipun sudah berusaha keras.

Prospek Dinamika Politik Jateng

Ke depan, Jawa Tengah diprediksi akan menjadi medan politik yang dinamis. Dengan perubahan dominasi partai di tingkat eksekutif, ada kemungkinan partai-partai dalam KIM Plus berupaya menggoyang dominasi PDIP sebagai partai penguasa di provinsi ini.

“Jika pemerintahan provinsi tidak lagi didominasi PDIP, tetapi Ketua DPRD tetap berasal dari kader PDIP, maka hubungan eksekutif dan legislatif akan berjalan dinamis. Mekanisme check and balances akan terbentuk dengan baik,” ungkap Kholidul Adib.

Namun, mayoritas parlemen yang dikuasai KIM Plus diyakini akan mendukung program Luthfi-Yasin, sehingga roda pemerintahan tetap berjalan lancar.

Kemenangan ini sekaligus membuka peluang bagi partai-partai di KIM Plus untuk mengkonsolidasikan kekuatan mereka menuju Pemilu Legislatif 2029. Jika strategi ini berhasil, PDIP harus bekerja keras untuk mempertahankan pengaruhnya di Jawa Tengah.

Dengan komposisi politik yang berubah, Pilgub Jateng 2024 menjadi momentum penting dalam peta politik nasional, khususnya di wilayah yang selama ini dikenal sebagai lumbung suara PDIP.

Load More