SuaraJawaTengah.id - Obyek wisata Gunung Kemukus yang berlokasi di Desa Pendem, Kecamatan Sumber Lawang, Kabupaten Sragen, Jawa Tengah, kembali menjadi sorotan publik. Hal ini terjadi setelah Polda Jawa Tengah, pada Selasa (4/2/2025), membongkar praktik prostitusi terselubung di kawasan tersebut.
Tersangka S alias Tini (44) kini terjerat dalam perkara Tindak Pidana Perdagangan Orang (TPPO), setelah memaksa korban untuk menjadi pemandu karaoke dan melayani pria hidung belang.
Jika korban menolak, mereka harus menebus uang sebesar Rp 1 juta. Pengungkapan kasus ini mengingatkan banyak orang pada kaitan Gunung Kemukus dengan praktik ritual seks yang sudah lama dilarang, serta berbagai mitos yang berkembang seputar tempat ini.
Asal Usul Mitos Ritual Seks
Baca Juga: Densus 88 Tangkap Terduga Teroris di Kabupaten Sragen, Ini Penjelasan Polisi
Mitos mengenai ritual seks di Gunung Kemukus berakar dari legenda lokal yang mengisahkan Pangeran Samudro dan Dewi Ontrowulan. Menurut cerita, Pangeran Samudro adalah putra dari Prabu Brawijaya V, raja terakhir Kerajaan Majapahit, yang lahir dari seorang selir.
Setelah kematiannya, Pangeran Samudro dimakamkan di Gunung Kemukus, dan makamnya menjadi tempat ziarah bagi masyarakat yang ingin mendapatkan berkah atau pesugihan. Namun, tidak ada bukti sejarah yang mendukung bahwa ritual seks merupakan bagian dari tradisi ziarah di sana.
Klarifikasi Mengenai Praktik Ritual Seks
Praktik ritual seks yang dikaitkan dengan Gunung Kemukus sebenarnya merupakan interpretasi keliru yang berkembang seiring waktu. Penelitian menunjukkan bahwa praktik ini tidak memiliki dasar dalam tradisi atau sejarah lokal.
Sebaliknya, ziarah ke Gunung Kemukus lebih berfokus pada doa dan permohonan berkah kepada Pangeran Samudro. Tidak ada syarat atau ritual yang mewajibkan peziarah untuk melakukan hubungan seksual dengan pasangan yang bukan suami atau istri mereka.
Baca Juga: Angin Kencang Hingga Hujan Es di Sragen Gegerkan Warga
Mitos mengenai ritual seks di Gunung Kemukus adalah salah kaprah yang perlu diluruskan. Praktik tersebut tidak memiliki dasar dalam sejarah atau tradisi lokal. Gunung Kemukus lebih dikenal sebagai tempat ziarah untuk memohon berkah dan sebagai destinasi wisata religi yang terus berkembang.
Kontributor : Dinar Oktarini
Berita Terkait
-
Guru Gus Miftah Bukan Sosok Sembarangan, Hingga Dapat Julukan Wali
-
Museum Manusia Purba Sangiran, Destinasi Wisata Edukatif yang Diakui UNESCO
-
Siapa Fandi Ahmad? Bintang Timnas Indonesia U-17 Asal Sragen yang Diseret Pemain Kuwait
-
Tragis! Mendadak Roboh usai Dadanya Dipukul, Remaja Tewas saat Latihan Bela Diri di Halaman SD
-
Sosok Habib Jafar Shodiq, Ulama Kharismatik yang Wafat dalam Kecelakaan Maut Tol Sragen
Terpopuler
- Iwan Fals Diperiksa Polres Jaksel, Kasus Apa?
- Kevin Diks: Saya Tak Dibutuhkan di Sana
- Karyawan PT Timah Hina Honorer Pakai BPJS, Rieke Diah Pitaloka: Kabarnya Masih Ada Sprindik Kasus Korupsi
- Respons Alex Pastoor Lihat Kualitas Pemain Indonesia di Persija vs PSBS Biak: Semua Talenta...
- Bintang Meteor Garden, Barbie Hsu Meninggal Dunia di Usia 48 Tahun
Pilihan
-
MK Putuskan Pilkada Berau Belum Final, Sidang Lanjutan Digelar 7-17 Februari
-
Keunikan Indonesia, Punya 2 Ibu Kota yang Langganan Banjir
-
MK Tolak Gugatan Awang-Ahmad, Sengketa Pilbup Kukar Berlanjut untuk Dendi-Alif
-
Sengketa Pilgub Kaltim Berakhir, MK Tegaskan Tak Ada Politik Uang
-
Dear Fans Kardus! Timnas Indonesia U-20 Butuh Doa Bukan Caci Maki
Terkini
-
Meluruskan Praktik Ritual Seks di Gunung Kemukus: Mitos atau Fakta?
-
BMKG: Waspadai Hujan Ringan di Semarang Hari Ini
-
Stok Beras Jateng Aman! Pj Gubernur Pastikan Cadangan untuk Bencana dan Kebutuhan Mendesak
-
PSIS Semarang Masih Tunggu Pemegang Saham, Lunasi Hutang Rp45 Miliar
-
Praktik Prostitusi di Gunung Kemukus Sragen Terungkap, Ritual Seks Hidup Lagi?