Scroll untuk membaca artikel
Budi Arista Romadhoni
Kamis, 27 Maret 2025 | 21:19 WIB
Kendaraan antre memasuki Gerbang Tol Kalikangkung di Semarang, Jawa Tengah, Rabu (26/3/2025). [ANTARA FOTO/Aprillio Akbar/tom]

SuaraJawaTengah.id - Kepolisian Daerah Jawa Tengah masih menunggu instruksi lebih lanjut terkait perluasan sistem satu arah (one way) hingga Gerbang Tol Kalikangkung, Semarang, seiring dengan meningkatnya arus kendaraan dari arah barat menuju Jawa Tengah dan sekitarnya menjelang libur panjang akhir pekan.

Direktur Lalu Lintas Polda Jateng, Komisaris Besar Polisi Sonny Irawan, menyatakan bahwa hingga saat ini Korlantas Polri masih melakukan evaluasi terhadap kondisi lalu lintas sebelum memutuskan pemberlakuan one way secara penuh hingga Semarang.

"Korlantas Polri masih melihat perhitungan arus dari arah barat, sementara ini diberlakukan one way parsial," ujar Sonny di Semarang, Kamis (27/3/2025).

Menurutnya, kebijakan one way saat ini masih diterapkan terbatas, yakni mulai KM 70 hingga KM 188 Tol Cikopo-Palimanan (Cipali).

Baca Juga: Duh! 1.416 Kendaraan Pemudik Melanggar Lalu Lintas di Gerbang Tol Kalikangkung

Adapun perluasan hingga Kalikangkung masih ditunda, mengingat kepadatan arus kendaraan di gerbang tol tersebut hingga pukul 13.00 WIB masih dalam skala ramai, dengan rata-rata dua ribu kendaraan per jam.

Kondisi Arus Lalu Lintas di Kalikangkung

Meski arus kendaraan masih terpantau ramai lancar, Polda Jawa Tengah tetap melakukan pemantauan ketat terhadap potensi lonjakan kendaraan, terutama dari arah Gerbang Tol Cikampek Utama.

Jika volume kendaraan dari arah barat mencapai 6.000 hingga 8.000 per jam, pihak kepolisian akan menerapkan strategi pengendalian arus guna mencegah kepadatan yang berlebihan di ruas jalan tol wilayah Semarang.

Sonny menjelaskan bahwa skenario antisipasi telah disiapkan apabila sistem one way akhirnya diperpanjang hingga Gerbang Tol Kalikangkung.

Baca Juga: Gerbang Tol Kalikangkung Kembali Dinormalkan Jadi Dua Arah, Begini Kondisinya

Salah satu strategi yang dirancang adalah pengaturan arus di dalam Kota Semarang, terutama di ruas jalan yang berpotensi terkena dampak dari lonjakan kendaraan.

“Arus yang akan masuk tol dalam Kota Semarang tentu akan lebih berat. Oleh karena itu, kami menyiapkan skenario untuk mengalihkan kendaraan ke jalur alternatif serta mengatur lalu lintas di tol Semarang-Solo guna mengurangi kepadatan,” jelasnya.

Antisipasi dan Pengaturan Arus Lalu Lintas

Untuk mengantisipasi lonjakan arus mudik dan balik selama periode liburan, Ditlantas Polda Jateng telah menyiapkan berbagai skenario rekayasa lalu lintas, termasuk penerapan contra flow dan pengalihan kendaraan ke jalur-jalur alternatif di beberapa titik rawan kemacetan.

Selain itu, koordinasi intensif dilakukan dengan Dinas Perhubungan serta pengelola jalan tol guna memastikan kelancaran arus lalu lintas. Personel kepolisian juga disiagakan di titik-titik strategis guna mengurai kemacetan serta memberikan informasi terkini kepada para pengendara.

Sebelumnya, Korlantas Polri merencanakan pemberlakuan sistem satu arah nasional mulai Gerbang Tol Cikampek Utama hingga Kalikangkung, Semarang, yang dijadwalkan berlangsung mulai Kamis, 27 Maret 2025 pukul 14.00 WIB hingga Sabtu, 29 Maret 2025 pukul 24.00 WIB.

Namun, hingga saat ini kebijakan tersebut masih terbatas pada jalur Tol Cipali, dengan kemungkinan evaluasi lebih lanjut jika terjadi peningkatan volume kendaraan secara signifikan.

Masyarakat diimbau untuk selalu memperbarui informasi lalu lintas sebelum melakukan perjalanan dan mematuhi arahan petugas di lapangan agar perjalanan tetap aman dan lancar.

Dampak terhadap Pemudik dan Ekonomi Lokal

Kebijakan rekayasa lalu lintas ini tentu berdampak bagi para pemudik yang melintasi jalur tol Jawa Tengah. Beberapa pengendara yang sudah merencanakan perjalanan mereka mungkin harus menyesuaikan rencana jika sistem one way diperluas secara mendadak.

Selain itu, sektor ekonomi lokal di sekitar jalur tol juga merasakan dampaknya. Rest area, warung makan, dan usaha kecil lainnya di sepanjang jalur yang terdampak rekayasa lalu lintas harus beradaptasi dengan perubahan pola perjalanan pemudik.

Sejumlah pengusaha di rest area Tol Cipali mengungkapkan bahwa pemberlakuan one way sering kali meningkatkan kunjungan, namun juga menyebabkan penurunan arus pelanggan di jalur sebaliknya.

Oleh karena itu, mereka berharap adanya sosialisasi lebih awal dari pemerintah terkait kebijakan ini agar mereka dapat menyesuaikan persiapan logistik dan pelayanan bagi pemudik.

Pihak kepolisian juga telah berkoordinasi dengan operator jalan tol untuk memastikan fasilitas di rest area mencukupi bagi pemudik, termasuk ketersediaan bahan bakar, tempat istirahat, serta fasilitas kesehatan darurat.

Dengan persiapan yang matang dan koordinasi yang baik, diharapkan arus mudik tahun ini dapat berjalan dengan lancar meskipun ada kebijakan rekayasa lalu lintas yang diterapkan.

Load More