Budi Arista Romadhoni
Senin, 28 April 2025 | 15:49 WIB
Ilustrasi penampakan hantu pocong di hutan (Freepik/EyeEM)

SuaraJawaTengah.id - Perjalanan malam di jalur selatan Jawa Tengah sering dianggap berbahaya bukan hanya karena kondisi jalannya yang menantang, tapi juga karena kisah-kisah mistis yang menyelimutinya. Hal itu dibuktikan sendiri kejadian tak masuk akal saat melintasi hutan dalam perjalanan pulang.

Kisah ini dikisahkan langsung oleh narasumber bernama Wahyu dan dikutip dari channel YouTube Badru Capslock, sebuah kanal yang kerap mengangkat kisah horor berdasarkan pengalaman nyata.

Malam itu sekitar pukul 11.30, Wahyu dan istrinya melintas di kawasan hutan yang berada di jalur selatan, antara Cilacap dan Kebumen. Mereka memilih jalur alternatif setelah salah satu temannya menyarankan untuk menghindari kepadatan lalu lintas. Katanya, jalur ini lebih cepat. Tapi sejak masuk ke kawasan tersebut, Wahyu merasa ada yang tidak beres.

“Saya yakin itu bukan jalur utama. Jalanananya sempit, gelap, dan sunyi. Saya juga mulai kehilangan jejak teman saya,” cerita Wahyu.

Saat motor mulai masuk lebih dalam ke hutan, hawa di sekitarnya berubah drastis. Semula hangat menjadi dingin menusuk tulang. Wahyu tetap melaju sambil menahan rasa gelisah. Ia tak berani mengutarakan rasa takutnya kepada sang istri.

Namun, ketegangan meledak saat istrinya mendadak menoleh ke belakang dengan wajah pucat dan bibir gemetar. Dengan suara pelan ia berbisik, “Mas... barusan ada pocong kecil di belakangku.”

Wahyu sontak menoleh ke kaca spion. Sekilas, ia melihat bayangan putih melompat-lompat perlahan di belakang mereka. Bukan hanya sekali, tapi beberapa kali. Yang paling menyeramkan adalah bentuknya yang tidak seperti cerita pocong biasa. Sosok ini kecil, namun bagian kepalanya terlihat jelas mengambang, sejajar dengan pundak istrinya.

“Kalau pocong tinggi, saya pasti lihat bagian bawahnya. Tapi ini malah bagian atasnya yang kelihatan. Tepat di belakang istri saya,” ujarnya dengan nada serius.

Wahyu mencoba mempercepat laju motor, namun hawa dingin justru semakin menusuk. Jalanan di depannya menjadi gelap total. Hanya sorot lampu motor yang bergetar yang menjadi penunjuk arah. Ia sempat mencoba membuka ponsel untuk melihat GPS, tapi sinyal hilang total. Itu makin membuatnya panik.

Baca Juga: Cerita Horor Radio Semarang: Dari Wanita Pucat hingga Suara Misterius

“Saya masih sempat lihat HP, tapi sinyalnya hilang. Rasanya saya kayak nyasar ke tempat yang nggak seharusnya dilewati,” ucap Wahyu.

Setelah menempuh sekitar 20 menit dalam kondisi mencekam, Wahyu akhirnya melihat cahaya lampu rumah penduduk dari kejauhan. Ketika motor mereka mulai mendekat ke pemukiman, suasana langsung berubah. Hawa dingin menghilang, berganti dengan rasa panas dan lembap. Sampai di rumah, tubuhnya masih gemetar dan istrinya memilih diam selama berjam-jam.

Kini Wahyu mengaku tidak pernah mau lewat jalur tersebut lagi, meskipun katanya lebih cepat. Ia percaya ada jalan-jalan yang memang bukan untuk dilewati sembarangan, apalagi di malam hari.

“Saya nggak tahu itu apa. Tapi bukan halusinasi. Saya dan istri lihat hal yang sama. Sejak itu saya nggak pernah ambil jalan pintas lagi kalau malam,” tutupnya.

Kisah Wahyu mengingatkan kita bahwa tidak semua jalan pintas membawa kita ke tempat yang lebih baik. Terkadang, keinginan untuk sampai lebih cepat bisa membawa kita ke jalur yang justru penuh bahaya baik secara fisik maupun spiritual. Ada tempat-tempat yang tidak seharusnya dilewati sembarangan, apalagi jika kita lupa memohon perlindungan dan izin kepada Yang Maha Kuasa.

Jangan remehkan firasat dan rasa was-was di perjalanan. Kadang, itu adalah bentuk peringatan yang halus agar kita kembali berhati-hati. Dan yang terpenting, jagalah adab di mana pun kaki kita melangkah, terutama di tempat asing yang tidak kita kenal.

Load More