SuaraJawaTengah.id - Di balik gemerlap kota Semarang, kisah-kisah horor seringkali tersembunyi dalam aktivitas sehari-hari. Salah satunya dialami oleh Tirta, seorang pria asal Jakarta yang pada awal tahun 2000-an mencari nafkah sebagai tukang ojek keliling di Kota Lumpia.
Kejadian yang ia alami malam itu menjadi salah satu pengalaman paling menyeramkan dalam hidupnya.
Cerita ini dibagikan langsung oleh Pak Tirta melalui channel Riam Biru. Ia menceritakan pengalamannya yang terjadi sekitar tahun 2003 atau 2004, saat dirinya baru satu tahun tinggal di Semarang setelah menikah.
Menjadi tukang ojek keliling, Tirta sudah terbiasa berkeliling hingga larut malam. Namun suatu malam, setelah mengantarkan penumpang terakhir sekitar pukul 10 malam, ia memutuskan untuk pulang.
Sebelum beranjak, Tirta berhenti sejenak di trotoar untuk menghabiskan sebatang rokok. Di saat itulah, seorang anak laki-laki berusia sekitar 12-13 tahun datang menghampiri dan meminta diantar pulang ke daerah Semarang atas.
Awalnya Tirta ragu, mengingat waktu sudah larut dan daerah tersebut cukup jauh. Namun rasa iba membuatnya mengiyakan permintaan si anak.
Perjalanan Menuju Semarang Atas yang Sarat Kejanggalan
Saat dibonceng, Tirta mulai merasa ada keanehan. Anak itu memeluknya erat—terlalu erat hingga membuat Tirta kesulitan bernapas. Bau busuk seperti bangkai juga mulai tercium sepanjang perjalanan, meskipun tidak ada sumber bau yang terlihat.
Yang lebih aneh, si anak mengaku berjalan kaki sendirian dari atas Semarang hingga ke bawah kota setiap hari, tanpa diantar siapapun. Ketika Tirta mengajaknya berbincang, jawabannya selalu datar dan terkesan tidak wajar.
Baca Juga: Semarang Unjuk Gigi sebagai Tuan Rumah Kejurnas Golf Junior 2025, PGI Perkuat Pembinaan Atlet Muda
Bau bangkai semakin menyengat ketika motor memasuki daerah yang lebih sepi. Di tengah kegelapan malam, tawa kecil si anak justru membuat suasana semakin mencekam.
Sosok Menghantui di Depan Rumah Kosong
Setibanya di tujuan, anak tersebut menunjuk sebuah rumah kecil bercat putih. Ia turun dari motor dan menghampiri rumah tersebut. Namun saat pintu rumah dibuka dari dalam, bukan pemandangan biasa yang dilihat Tirta.
Seorang perempuan berwajah pucat dengan rambut panjang terurai keluar dari rumah. Ia mengenakan baju putih panjang menyerupai daster, dengan gerakan yang tidak wajar, seolah melayang di atas tanah.
Dalam ketakutan, Tirta menolak ajakan si anak untuk diantar pulang oleh "ibunya". Ia segera menyalakan motor dan melaju meninggalkan tempat tersebut. Namun keanehan belum berakhir.
Sepanjang perjalanan pulang, Tirta kembali melihat sosok perempuan itu berdiri di trotoar, duduk di pinggir jalan, bahkan berbaring di tengah jalan. Aroma bau busuk bercampur wangi semakin kuat, membuat bulu kuduknya berdiri.
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Rekomendasi Ban Motor Anti Slip dan Tidak Cepat Botak, Cocok Buat Ojol
- 5 Shio yang Diprediksi Paling Beruntung di Tahun 2026, Ada Naga dan Anjing!
- Jordi Cruyff Sudah Tinggalkan Indonesia, Tinggal Tandatangan Kontrak dengan Ajax
- 5 Mobil Bekas Senyaman Karimun Budget Rp60 Jutaan untuk Anak Kuliah
- 5 Sabun Cuci Muka Wardah untuk Usia 50-an, Bikin Kulit Sehat dan Awet Muda
Pilihan
-
Orang Pintar Ramal Kans Argentina Masuk Grup Neraka di Piala Dunia 2026, Begini Hasilnya
-
6 Rekomendasi HP Rp 3 Jutaan Terbaik Desember 2025, Siap Gaming Berat Tanpa Ngelag
-
Listrik Aceh, Sumut, Sumbar Dipulihkan Bertahap Usai Banjir dan Longsor: Berikut Progresnya!
-
Google Munculkan Peringatan saat Pencarian Bencana Banjir dan Longsor
-
Google Year in Search 2025: Dari Budaya Timur hingga AI, Purbaya dan Ahmad Sahroni Ikut Jadi Sorotan
Terkini
-
SIG Dukung Batam Jadi Percontohan Pengembangan Fondasi Mobilitas & Pertumbuhan Ekonomi Berkelanjutan
-
Pertamina Patra Niaga Regional Jawa Bagian Tengah Kirim 29 AMT untuk Pemulihan Suplai di Sumatera
-
4 Link Saldo DANA Kaget Jumat Berkah: Raih Kesempatan Rp129 Ribu!
-
Skandal PSSI Jateng Memanas: Johar Lin Eng Diduga Jadi 'Sutradara' Safari Politik Khairul Anwar
-
8 Tempat Camping di Magelang untuk Wisata Akhir Pekan Syahdu Anti Bising Kota