SuaraJawaTengah.id - Kesaksian Wa Aweng di tahun 2010 menjadi awal dari kisah yang mengguncang logika dan hati nurani. Saat itu, ia tak menyangka bahwa pertemuannya kembali dengan seorang teman lama bernama Joko yang kemudian akrab disapa Cokok akan menyeretnya ke dalam peristiwa mistis penuh teror.
Cokok meminta Wa Aweng untuk mengantarnya melakukan ritual pesugihan di sebuah tempat keramat, yang ternyata dijaga oleh juru kunci bernama Pak Karto, kenalan lama Wa Aweng.
Dilansir dari kanal YouTube Malam Mencekam pada Jumat 2 Mei 2025, Wa Aweng menceritakan bahwa ia awalnya hanya berniat mengantar Cokok membeli motor.
Namun tanpa diduga, tujuan Cokok ternyata adalah untuk menjaro atau bahasa lokal untuk melakukan pesugihan. Dengan bimbingan Pak Karto, Cokok diminta melakukan serangkaian ritual selama tiga hari di sebuah tempat yang dianggap sakral.
Pada hari ketiga, Cokok mengaku bertemu dengan sosok perempuan cantik yang mengaku sebagai "anak buah" dari Nyai Lorok atau Nyai Langsa, sang penunggu pantai selatan.
Wanita gaib itu menawarkan kesuksesan duniawi dengan syarat: Cokok harus menyerahkan persembahan setiap malam Jumat Kliwon ke Gunung Ijul, termasuk kepala kambing dan bunga kantil.
"Kalau mas Joko pengen sukses, nggak apa-apa sama saya. Tapi setiap minggu kliwon harus kasih saya sesajen," ucap sosok itu dalam mimpinya, menurut penuturan Cokok kepada Wa Aweng.
Setelah melakukan hubungan intim dengan makhluk tersebut yang menjadi bagian dari syarat mistis kehidupan Cokok langsung berubah drastis.
Dari seorang pemula di dunia otomotif, ia menjadi karyawan kepercayaan di showroom, kemudian berkembang menjadi pemilik showroom sendiri, dan tak lama kemudian merambah bisnis ekspedisi truk antarpulau.
Baca Juga: Kisah Pesugihan Kepala Desa di Jawa Tengah, Endingnya Menyeramkan!
Keberuntungan seperti tidak ada habisnya. Ia bahkan sempat mengelola lahan bawang seluas 4 hektare.
Namun, titik balik tragis muncul ketika ia lupa akan janjinya kepada Nyai Langsa. Cokok melewatkan jadwal persembahan Jumat Kliwon karena panen bawangnya gagal dan truk-truknya mulai disita.
Dalam waktu singkat, semua yang dibangunnya runtuh. Gangguan mental mulai terlihat: paranoia, ketakutan irasional, hingga akhirnya kabur dari rumah dan tak diketahui keberadaannya.
Beberapa bulan kemudian, ia ditemukan dalam kondisi mengenaskan berambut gimbal, berpakaian lusuh, dan mengumpulkan besi karatan yang ia klaim sebagai "emas gaib."
Cokok tak mengenali teman maupun keluarganya. Setiap hari hanya berjalan keliling desa dengan sarung tergerai, berbicara sendiri, dan sesekali menangis sambil menyebut nama Nyai Langsa.
"Saya sudah ingatkan. Tapi dia sombong. Katanya nggak sempat, lupa. Padahal itu perjanjian. Jin kalau nggak dikasih, dia ambil lebih besar lagi," ujar Wa Aweng dengan getir.
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 HP RAM 8 GB Memori 256 GB Harga Rp1 Jutaan, Terbaik untuk Pelajar dan Pekerja
- 7 Sepatu Adidas Diskon hingga 60% di Sneakers Dept, Cocok Buat Tahun Baru
- 5 Mobil Bekas yang Anti-Rugi: Pemakaian Jangka Panjang Tetap Aman Sentosa
- Diminta Selawat di Depan Jamaah Majelis Rasulullah, Ruben Onsu: Kaki Saya Gemetar
- Kencang bak Ninja, Harga Rasa Vario: Segini Harga dan Konsumsi BBM Yamaha MT-25 Bekas
Pilihan
-
Mengungkap Gaji John Herdman dari PSSI, Setara Harga Rumah Pinggiran Tangsel?
-
Aksi Adik Kandung Prabowo yang Makin Mencengkeram Bisnis Telekomunikasi
-
Sesaat Lagi! Ini Link Live Streaming Final Futsal ASEAN 2025 Indonesia vs Thailand
-
Cerita 1.000 UMKM Banyuasin: Dapat Modal, Kini Usaha Naik Kelas Berkat Bank Sumsel Babel
-
Seni Perang Unai Emery: Mengupas Transformasi Radikal Aston Villa
Terkini
-
Tahun Pertama Pimpin Jateng, Rapor Kinerja Ahmad Luthfi Diapresiasi Budayawan
-
Fortuner 2024 vs Pajero 2024? Ini 7 Perbandingan Kedua Mobil Tersebut
-
BRI Diapresiasi atas Peran Strategis dalam Pemberdayaan Ekonomi Kerakyatan
-
Dari Reruntuhan Menuju Harapan, Kementerian PU Bangun Kembali Ponpes Darul Mukhlisin Pascabanjir
-
10 Wisata Jepara Terpopuler yang Wajib Kamu Kunjungi Saat Libur Akhir Tahun 2025