Budi Arista Romadhoni
Jum'at, 02 Mei 2025 | 18:53 WIB
Para siswi SDN 02 Purwokerto Wetan Jumat pagi, 2 Mei 2025. [Dok PCO]

SuaraJawaTengah.id - Derap langkah siswa SDN 02 Purwokerto Wetan pagi ini terasa berbeda. Di balik semangat menyambut Hari Pendidikan Nasional, mereka menerima kabar yang selama ini hanya jadi harapan: sekolah mereka akan diperbaiki.

Namun revitalisasi ini bukan sekadar pembenahan bangunan fisik. Ia menjadi bagian dari strategi besar membangun Sumber Daya Manusia (SDM) unggul menuju Indonesia Emas 2045.

Seperti Embun (11), siswi kelas lima yang selama ini belajar di tengah kekhawatiran. Hujan deras dan angin kencang sering membuatnya pindah duduk mendekati pintu, khawatir atap bocor menimpa kepala.

“Kalau hujan deras, saya suka pindah duduk ke dekat pintu. Takut atapnya bocor kena kepala,” ujarnya pada Jumat 2 Mei 2025.

Cerita Embun adalah potret nyata krisis infrastruktur pendidikan yang dihadapi banyak anak di Indonesia. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2024, hanya 40,76 persen ruang kelas SD yang dalam kondisi baik.

Selebihnya memprihatinkan, menjadi tantangan nyata bagi pemerintah dalam menyusun kebijakan pendidikan yang berkeadilan dan berkelanjutan.

Merespons tantangan ini, Presiden Prabowo Subianto meluncurkan Program Hasil Terbaik Cepat (PHTC) keempat yang berfokus pada revitalisasi sarana-prasarana pendidikan (PSPP) dan digitalisasi pembelajaran.

Dalam pidatonya di SDN Cimahar 5 Bogor pada 1 Mei 2025, Presiden menyatakan pentingnya kecepatan dalam pembenahan sektor pendidikan.

“Kita harus memperbaiki sebanyak-banyaknya sekolah di seluruh Indonesia dalam waktu secepat-cepatnya,” ujar Presiden.

Baca Juga: Meriahkan Hardiknas 2025! Klaim Saldo DANA Kaget Sekarang, Saatnya Berbagi Semangat Belajar!

Pemerintah pun mengalokasikan anggaran sebesar Rp17,1 triliun untuk membenahi 10.440 sekolah secara bertahap. PSPP tak sekadar membangun ruang kelas baru, tetapi menciptakan ruang aman dan nyaman untuk tumbuh kembang anak-anak Indonesia.

Hariqo Satria, Tenaga Ahli Utama Kantor Komunikasi Kepresidenan, menekankan bahwa pendidikan yang bermutu hanya bisa terjadi jika siswa merasa aman saat belajar.

Indonesia Emas 2045 dicapai lewat proses belajar yang aman dan nyaman. Berharap prestasi banyak terukir dalam situasi ketakutan adalah hal yang mustahil,” ujar Hariqo saat meninjau SDN 02 Purwokerto Wetan.

Widyaprada Ahli Utama Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah, Jumeri, menjelaskan PSPP tahap satu dimulai dari Kabupaten Banyumas dengan dua SD sebagai pilot project.

Salah satunya adalah SDN 02 Purwokerto Wetan, sekolah yang telah berdiri sejak 1980-an dan mengalami kerusakan parah: atap berlubang, ventilasi berkarat, dan plafon lapuk.

Meski proses revitalisasi memakan waktu, Kepala Sekolah SDN 2 Purwokerto Wetan, Suryani, memastikan kegiatan belajar-mengajar tetap berjalan. Ia bekerja sama dengan SD Negeri 1 Banyumas untuk meminjam sembilan ruang kelas selama empat bulan ke depan.

Load More