Ronald Seger Prabowo
Sabtu, 24 Mei 2025 | 18:18 WIB
Direktur Utama PUDAM Tirta Lawu, Prihanto telah mengubah wajah perusahaan air milik daerah itu menjadi mesin pendapatan daerah yang tangguh dan inovatif. [Dok Pribadi]

SuaraJawaTengah.id - Di balik derasnya aliran air bersih yang kini dinikmati lebih dari 81 ribu pelanggan di Karanganyar, ada tangan dingin seorang pemimpin yang bekerja dalam diam bernama Prihanto.

Dalam satu dekade kepemimpinannya, Direktur Utama PUDAM Tirta Lawu ini telah mengubah wajah perusahaan air milik daerah itu menjadi mesin pendapatan daerah yang tangguh dan inovatif.

Mengawali kepemimpinannya pada tahun 2016, Prihanto dihadapkan pada tantangan besar: membenahi sistem yang stagnan dan membangun kepercayaan dari nol.

Kala itu, pria yang pernah dipercaya memegang Askab PSSI ini dihadapkan dengan jumlah pelanggan hanya sekitar 37 ribu, dan banyak infrastruktur pipanisasi belum memadai.

Namun berkat visi dan strategi tim yang solid, kini Tirta Lawu tak hanya bertransformasi secara layanan, tapi juga menyumbang signifikan terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD) Karanganyar.

“Prinsip saya sederhana: lebih banyak kerja daripada bicara,” ujar Prihanto yang hingga kini dipercaya menjadi Komandan SAR Karanganyar, Sabtu (24/5/2025).

Prinsip itu terbukti manjur. Dalam waktu delapan tahun, Tirta Lawu mencatatkan lonjakan pelanggan hingga dua kali lipat dan mampu menyabet predikat sebagai PDAM terbesar se Solo Raya.

Namun capaian ini bukan semata angka. Prihanto juga memprioritaskan peningkatan layanan—semua jaringan kini sudah memakai sistem double track, mengurangi risiko gangguan dan mempercepat distribusi air.

Tak hanya mengurus air bersih, Tirta Lawu di bawah nahkoda Prihanto juga menjajal inovasi bisnis: produksi es kristal. Ide ini berangkat dari perbandingan sederhana namun jitu. “Satu ton air hanya bernilai Rp5.200, tapi satu ton es kristal bisa menghasilkan Rp500 ribu,” jelasnya.

Baca Juga: Musim Kemarau, Masyarakat di Cilacap Diminta Bijak Gunakan Air Bersih

Keputusan ini ternyata bukan hanya cerdas, tapi juga sangat menguntungkan. Dalam satu tahun, bisnis es kristal mampu mencetak omzet lebih dari Rp778 juta dan laba bersih lebih dari Rp127 juta. Bandingkan dengan bisnis air minum dalam kemasan (AMDK) yang penuh risiko dan persaingan ketat.

“Dengan es kristal, perizinannya lebih mudah, pasar lebih luas, dan harga bisa kita kendalikan,” imbuhnya. Strategi low-cost, low-risk ini terbukti ampuh menjadikan diversifikasi bisnis Tirta Lawu lebih kuat dan berkelanjutan.

Lebih dari sekadar keuntungan, Prihanto juga dikenal sebagai pemimpin yang dekat dengan timnya. Ia bahkan rutin memberangkatkan karyawan dan masyarakat untuk ibadah umrah sebagai bentuk apresiasi atas loyalitas mereka. Program ini tetap berjalan bahkan menjelang akhir masa jabatannya pada Juli 2025.

Kepeduliannya tak berhenti di internal. Ia dikenal sigap menangani gangguan jaringan air, bahkan rela meninggalkan waktu bersama keluarga jika ada laporan darurat.

“Air itu hak dasar masyarakat. Saya berasal dari desa dan tahu betul artinya kekurangan air. Jadi setiap laporan itu harus segera ditangani,” katanya tegas.

Direktur Utama PUDAM Tirta Lawu, Prihanto telah mengubah wajah perusahaan air milik daerah itu menjadi mesin pendapatan daerah yang tangguh dan inovatif. [Dok Pribadi]

Kini, dengan segudang pengalaman, Prihanto digadang-gadang sebagai calon kuat Direktur Utama PDAM Salatiga. Ia menyatakan kesiapan penuh untuk mendukung program prioritas Pemerintah Kota dan membangun pelayanan air bersih yang unggul.

Load More