Budi Arista Romadhoni
Jum'at, 30 Mei 2025 | 10:08 WIB
Ilustrasi orang membaca Al Qur-an saat Dzulhijjah. [Freepik.com/heruanggara]

Dalam ceramahnya, Ustaz Adi juga menguraikan berbagai bentuk amal yang dapat dilakukan selama 10 hari pertama Dzulhijjah:

Puasa Sunnah, khususnya pada tanggal 9 Dzulhijjah atau hari Arafah, yang disebutkan dapat menghapus dosa setahun yang lalu dan setahun yang akan datang.

Shalat dan Tilawah, yaitu memperbanyak ibadah harian seperti qiyamul lail, membaca Al-Qur’an, dan dzikir.

Sedekah dan Infaq, baik dengan jumlah besar maupun kecil, dengan niat ikhlas karena Allah.

Berkurban, bagi yang mampu secara finansial, dengan memilih hewan terbaik sebagai bentuk ketundukan dan pengorbanan kepada Allah.

Amal dengan Ilmu dan Akal, seperti menulis kebaikan, berdakwah, atau memberi nasihat yang membangun.

"Yang punya tenaga, gunakan fisikmu untuk amal saleh. Yang punya harta, berinfaklah. Yang punya ilmu, ajarkan. Semua beramal sesuai potensinya, itulah semangat muamalah dalam Dzulhijjah," ujar Ustaz Adi.

Tidak Semua Harus Berhaji

Ia juga mengingatkan bahwa meskipun tidak semua Muslim bisa menunaikan ibadah haji, bukan berarti mereka tidak bisa mendapatkan keutamaan bulan ini. Dengan amal yang ikhlas dan konsisten, semua umat bisa mendapatkan derajat yang tinggi di sisi Allah.

Baca Juga: Tri Ibadah, Pilihan Tepat untuk Tetap Terhubung dan Nyaman Beribadah di Tanah Suci

"Orang yang belum berhaji tetap bisa dapat keutamaan dengan puasa Arafah, dzikir, dan amal saleh lainnya. Bahkan, bisa melebihi orang yang berhaji jika niat dan kualitas amalnya lebih baik," tegasnya.

Menuju Pribadi Mabrur

Di akhir ceramahnya, Ustaz Adi menegaskan bahwa tujuan akhir dari semua amalan di Dzulhijjah adalah lahirnya pribadi yang bertakwa. Pribadi yang tidak hanya taat secara ritual, tapi juga membawa dampak sosial yang nyata.

"Kalau pejabat ikut proses ini dengan benar, dia tidak akan korupsi. Kalau ustaz ikut sungguh-sungguh, dia tidak akan menipu. Kalau pengusaha mengikuti amalan ini, dia akan menjadi pengusaha yang amanah. Karena dari sinilah lahir pribadi mabrur," pungkasnya.

Ustaz Adi mengajak umat untuk menjadikan 10 hari pertama Dzulhijjah bukan hanya sebagai waktu beribadah, tapi juga sebagai waktu membangun versi terbaik dari diri sendiri.

Kontributor : Dinar Oktarini

Load More