Budi Arista Romadhoni
Selasa, 03 Juni 2025 | 14:43 WIB
Ilustrasi hewan kurban jadi tunggangan ke akhirat. [ Freepik.com/Freepik AI]

Dalam penjelasan lanjutan, UAS mengingatkan bahwa gambaran tentang akhirat bukanlah sesuatu yang bisa dipahami sepenuhnya oleh nalar manusia.

Mengutip sabda Nabi Muhammad SAW, beliau menyatakan bahwa apa yang akan dialami manusia di akhirat adalah sesuatu yang “tak pernah dilihat oleh mata, tak pernah didengar oleh telinga, dan tak pernah terlintas di hati manusia.”

Karena itu, semua gambaran tentang akhirat, termasuk soal tunggangan dari hewan kurban, sebaiknya dipahami sebagai bentuk penggambaran simbolik. Bukan berarti tidak benar, tapi kebenarannya tidak bisa dipahami seperti memahami fakta duniawi.

“Dalam perjalanan dunia saja kita tak mau berjalan kaki, apalagi nanti di akhirat,” ujar UAS, menyampaikan analogi yang menyentuh.

Bahwa manusia di dunia selalu mencari kemudahan dan kenyamanan, maka di akhirat pun keinginan serupa akan muncul. Maka, kisah hewan kurban menjadi tunggangan bisa menjadi bentuk simbolis dari kemudahan yang Allah berikan bagi mereka yang ikhlas berkorban.

UAS juga menyampaikan bahwa jangan sampai pemahaman ini malah menjadi sumber perdebatan atau pertentangan antarumat. Karena jika dipaksakan menjadi dalil hukum yang kaku, justru bisa memecah belah.

Ia mengajak umat untuk kembali ke semangat utama dari ibadah kurban, yaitu keikhlasan, kepedulian terhadap sesama, dan ketaatan kepada perintah Allah SWT.

Penjelasan Ustadz Abdul Somad menjadi penyeimbang penting dalam memahami hadis-hadis yang seringkali dibawakan secara literal. Keyakinan bahwa hewan kurban menjadi tunggangan di akhirat, menurutnya, adalah bentuk motivasi agar umat Islam giat berkurban dan tidak pelit dalam beramal.

Namun, kebenaran akhirat bukan untuk dibahas secara teknis dan hitam-putih. Yang lebih penting dari itu semua adalah semangat dan niat di balik ibadah kurban itu sendiri.

Baca Juga: Tradisi Unik di Dieng: Warga Dusun Krajan Kumpulkan Uang Setahun untuk Sembelih Hewan Kurban

Maka, alih-alih memperdebatkan apakah hewan kurban bisa jadi kendaraan atau tidak, marilah kita fokus pada bagaimana menjadikan kurban sebagai bukti cinta dan ketaatan kepada Allah SWT.

Kontributor : Dinar Oktarini

Load More