Budi Arista Romadhoni
Rabu, 04 Juni 2025 | 15:49 WIB
Vikram Sinha (CEO & President Director Indosat Ooredoo Hutchison), Meutya Hafid (Menteri Komunikasi dan Digital Indonesia), Nezar Patria (Wakil Menteri Komunikasi dan Digital Indonesia), dan Patrick Walujo (Direktur Utama GoTo Group) pada peluncuran Sahabat-AI dengan kapasitas 70 miliar parameter (02/06/2025) di Jakarta. [Dok Indosat]

Menurutnya, keberadaan model ini adalah awal dari demokratisasi teknologi: AI harus bisa diakses, dimanfaatkan, dan dikembangkan oleh siapa saja di tanah air.

Dukungan dari pemerintah pun menguatkan legitimasi proyek ini. Menteri Komunikasi dan Digital, Meutya Hafid, memberikan apresiasi tinggi atas inisiatif ini. Ia menegaskan pentingnya membentuk karakter AI yang mencerminkan identitas bangsa.

“Pemerintah meminta agar pengembangan chatbot berbasis Sahabat-AI dapat menjawab pertanyaan masyarakat kepada lembaga pemerintah dengan bahasa yang sopan, konteks yang relevan, dan kecepatan yang bisa diandalkan,” jelas Meutya.

Peluncuran Sahabat-AI menjadi tonggak sejarah bahwa transformasi digital di Indonesia tidak hanya terjadi lewat adopsi teknologi luar negeri, melainkan lewat pembangunan kapasitas dalam negeri yang strategis dan berkelanjutan.

Infrastruktur GPU Merdeka yang sepenuhnya berdiri di atas tanah Indonesia adalah pernyataan tegas bahwa negeri ini tidak hanya ingin ikut serta dalam revolusi AI global, tetapi juga memimpin di dalamnya.

Dengan dukungan sumber daya alam, potensi talenta digital yang besar, serta kolaborasi antar-sektor yang kuat, Indonesia memiliki modal kuat untuk menjadi pusat pengembangan AI dunia.

Vikram menutup dengan pesan inspiratif: “Sahabat-AI adalah perjalanan kolektif. Ini tentang Indonesia. Kita tidak akan berhenti sampai kita benar-benar memberdayakan seluruh masyarakat dengan teknologi.”

Load More