Budi Arista Romadhoni
Selasa, 10 Juni 2025 | 08:45 WIB
Wakil Ketua DPRD Jawa Tengah, Sarif Abdillah. [Istimewa]

“Karena kalau pemerintah sendiri, misalnya Dinas Pariwisata tidak akan bisa. Karena hal yang sifatnya spesifik, butuh skill yang fokus,” tegas politikus Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) tersebut.

Sarif menilai, dengan pendampingan yang terstruktur, desa wisata bisa menjadi penggerak utama peningkatan taraf hidup masyarakat desa.

Selain menciptakan lapangan kerja baru, sektor ini juga mampu mendorong perbaikan kualitas pendidikan dan penurunan angka kemiskinan.

“Efeknya paling tidak di bidang pendidikan dan kemiskinan itu pasti. Masyarakat bisa nyekolahkan anak. Kedua, pendapatan naik, maka kemiskinan akan hilang,” kata Sarif Abdillah.

Dengan kondisi geografis yang kaya akan keindahan alam dan budaya, desa-desa di Jawa Tengah sebenarnya memiliki daya tarik pariwisata yang sangat besar. Namun tanpa perencanaan matang, banyak desa wisata yang stagnan setelah sempat populer sesaat.

Karena itu, Sarif menekankan kembali pentingnya peran pendampingan dalam membangun desa wisata yang tidak hanya menarik secara visual, tetapi juga kuat dalam manajemen, promosi, dan inovasi.

Jika dikelola dengan baik, desa wisata di Jawa Tengah diyakini mampu menjadi motor penggerak ekonomi lokal yang berdampak luas.

Pendampingan bukan hanya sekadar pendukung, melainkan pilar utama dalam memastikan desa wisata bertahan dan berkembang di tengah tantangan zaman.

Baca Juga: TPST Desa Penggarit Jadi Inspirasi Solusi Pengelolaan Sampah Tingkat Lokal di Jawa Tengah

Load More