Budi Arista Romadhoni
Kamis, 26 Juni 2025 | 08:49 WIB
Foto udara kendaraan bermotor melaju perlahan menembus jalan raya pantura Demak KM Surabaya-Semarang di Kecamatan Sayung, Kabupaten Demak, Jawa Tengah, Rabu (4/6/2025). [ANTARA FOTO/Aji Styawan/rwa

Ia pun mengapresiasi program “Mageri Segoro” yang digagas oleh Gubernur Jateng Ganjar Pranowo dan Wakil Gubernur Taj Yasin yang menargetkan penanaman 1,5 juta mangrove di area 150 hektare sepanjang Pantura Jawa Tengah.

“Program ini bertujuan mengembalikan dan menjaga kesehatan ekosistem pesisir yang rusak akibat abrasi dan perubahan iklim,” ujarnya.

Menurutnya, tanpa melibatkan masyarakat dalam menjaga ekosistem pantai, pembangunan seambisius apapun tidak akan cukup.

Perubahan iklim akan terus berlanjut, dan jika masyarakat hanya menjadi penonton dalam proses adaptasi ini, bukan tidak mungkin pemerintah akan kembali kewalahan di masa mendatang.

Kini, publik dihadapkan pada dua realitas: proyek tanggul laut sebagai solusi jangka pendek-menengah yang ambisius namun belum selesai, dan upaya pelestarian lingkungan yang lebih alami dan partisipatif namun kerap terlupakan. Keduanya tampaknya perlu berjalan beriringan.

Sayung dan wilayah pesisir lainnya di Demak kini menjadi saksi sekaligus bahan refleksi: apakah tanggul laut sungguh-sungguh solusi tunggal, atau hanya bagian dari teka-teki besar yang butuh sinergi kebijakan, pembangunan, dan peran aktif masyarakat?

Jika hanya mengandalkan beton dan proyek raksasa, mungkin rob akan surut sesaat. Tapi tanpa akar kuat dari pelibatan warga dan pelestarian alam, benarkah kita tengah membangun benteng pertahanan atau sekadar menunda kehancuran yang lebih besar?

Load More