SuaraJawaTengah.id - Pembangunan infrastruktur jalan tol Semarang-Demak Seksi 1 bukan hanya menjadi penghubung strategis antarwilayah, melainkan juga menjadi solusi menyeluruh dalam menghadapi ancaman rob dan banjir yang selama ini membayangi kawasan pesisir timur Kota Semarang dan sekitarnya.
Proyek senilai Rp10,9 triliun ini ditargetkan rampung pada tahun 2027.
Dikembangkan secara terintegrasi dengan sistem pertahanan pesisir, proyek ini menggabungkan fungsi jalan tol dengan tanggul laut raksasa (giant sea wall) sepanjang 6,7 kilometer yang membentang dari Kaligawe hingga Sayung.
Jalan tol ini merupakan bagian dari Jalan Tol Semarang-Demak sepanjang total 10,63 kilometer untuk Seksi 1, yang terbagi ke dalam tiga paket pekerjaan: 1A, 1B, dan 1C.
Kepala Satuan Kerja (Satker) Pembangunan Jalan Tol Semarang-Demak, Wandi Saputra, menjelaskan bahwa proyek ini menjadi percontohan infrastruktur multi-fungsi yang tidak hanya mendorong konektivitas tetapi juga meningkatkan ketahanan wilayah pesisir terhadap bencana iklim.
“Proyek ini bukan sekadar jalan tol, tapi juga sistem tanggul laut. Terutama pada paket 1B yang terintegrasi dengan tanggul, ini yang menjadikan fungsinya jauh lebih luas. Dampaknya sangat signifikan bagi kawasan Kaligawe sampai Sayung yang selama ini menjadi langganan rob,” kata Wandi saat ditemui di Semarang, Rabu (4/6/2025).
Tercatat, anggaran yang dikucurkan untuk setiap paket pekerjaan yakni Rp2,02 triliun untuk paket 1A, Rp6,84 triliun untuk paket 1B, dan Rp2,11 triliun untuk paket 1C.
Total biaya sebesar Rp10,9 triliun sudah termasuk Pajak Pertambahan Nilai (PPN), sedangkan nilai murni konstruksi mencapai Rp10,05 triliun.
Fungsi Ganda Infrastruktur: Tanggul Laut dan Kolam Retensi
Baca Juga: Jalan Tol Semarang-Demak Diresmikan Presiden Jokowi, Ganjar; Semoga Bisa Urai Kemacetan dan Rob
Keistimewaan proyek ini tidak hanya terletak pada kombinasi jalan tol dan tanggul laut, tetapi juga pada pembangunan dua kolam retensi berkapasitas besar di Terboyo dan Sriwulan.
Kolam retensi ini didesain untuk menampung limpasan air hujan dan mencegah banjir non-rob di kawasan utara Semarang yang padat penduduk dan aktivitas industri.
“Kolam retensi Terboyo yang luasnya mencapai 189 hektare dapat menampung 6,7 juta meter kubik air, sedangkan Kolam Sriwulan dengan luas 28 hektare mampu menampung hingga 1,2 juta meter kubik,” jelas Wandi.
Kedua kolam tersebut juga dilengkapi dengan 10 unit pompa air berkapasitas masing-masing 5 meter kubik per detik. Ini menjadi fasilitas penting dalam mendukung sistem drainase terpadu di kawasan pesisir.
Progres Pembangunan Mencapai 42 Persen
Hingga Juni 2025, progres pembangunan secara keseluruhan telah mencapai 42,81 persen.
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Rekomendasi Sepatu New Balance Diskon 70% Jelang Natal di Sports Station
- Ingin Miliki Rumah Baru di Tahun Baru? Yuk, Cek BRI dengan KPR Suku Bunga Spesial 1,30%
- Analisis Roy Suryo Soal Ijazah Jokowi: Pasfoto Terlalu Baru dan Logo UGM Tidak Lazim
- Meskipun Pensiun, Bisa Tetap Cuan dan Tenang Bersama BRIFINE
- Kebutuhan Mendesak? Atasi Saja dengan BRI Multiguna, Proses Cepat dan Mudah
Pilihan
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
-
Samsung PD Pasar Tablet 2026 Tetap Tumbuh, Harga Dipastikan Aman
-
Breaking News! John Herdman Jadi Pelatih Timnas Indonesia, Tunggu Diumumkan
Terkini
-
Pertamina Patra Niaga Gelar Khitan Massal di Cilacap, Wujud Syukur HUT ke-68 Pertamina
-
5 MPV Diesel Pilihan Rp150 Jutaan yang Worth It untuk Keluarga di Akhir 2025
-
BRI Perkuat Aksi Tanggap Bencana Alam, 70 Ribu Jiwa Terdampak Beroleh Bantuan
-
PSIS Semarang Gegerkan Bursa Transfer: Borong Tiga Pemain Naturalisasi Sekaligus
-
8 Wisata Terbaru dan Populer di Batang untuk Libur Sekolah Akhir 2025