Budi Arista Romadhoni
Rabu, 09 Juli 2025 | 16:49 WIB
Suasana Bimtek dan Silaturahmi Nasional Sopir Kiai Nusantara di Ponpes API Syubbanul Wathon, Girikulon, Secang. (Suara.com/ Angga Haksoro A).

“Kadang pekewuh yang justru membahayakan diri. Seperti capek tapi tidak dirasakan capek. Padahal sopir nderek kiai sampai larut malam.”

Standar Kerja Sopir Kiai

Ilustrasi sopir Kiai [Foto: ANTARA]

Pertemuan ini nantinya menghasilkan sejumlah aturan kerja yang harus ditaati sopir dan dipahami oleh para kiai. Misal soal aturan sopir beristirahat setiap 3 jam sekali dalam perjalanan panjang.

Sopir tidak boleh memaksakan diri melanjutkan perjalanan jika merasa lelah atau mengantuk. Juga menyediakan sopir cadangan untuk kiai yang memiliki jadwal dakwah yang padat.   

“Kadang nderek kiai sampai larut malam, pagi harus istirahat. Berarti harus ada sopir kedua. Nanti baru berangkat yang sore atau malam lagi. Termasuk kesehatan sopir juga harus diperhatikan,” ujar Yusuf Chudlori.

Dalam Bimtek dan Silaturahmi Nasional Sopir Kiai hadir juga para kiai muda sebagai penghubung komunikasi dengan para kiai lainnya. Sebab standar operasional sopir kiai harus atas kesepahaman kedua pihak.   

“Agar ngertilah kahanan para sopir. Dari forum ini kita akan mencoba merumuskan bareng. Pergi malam acara kiai, sopir ora leren. Kita harapkan sopir ini mbok yo leren, turu. Mangsane mangkat maneh, malah durung istirahat. Tapi kiai juga harus tahu perasaannya.”

Antara Takzim dan Keselamatan

Sudah hampir 10 tahun Zakaria Ahmad, nderek nyopiri Kiai Usman Ali, pengasuh Pondok Pesantren API Al Huda di Nepak, Bulurejo, Mertoyudan. Menurut dia, masing-masing sopir harus memahami karakter para kiai yang dilayani.

Baca Juga: Jelang Nataru, Polisi Batasi Operasional Truk di Jateng

Dalam kultur pondok pesantren, sopir kiai biasanya adalah orang-orang terpercaya. Mereka memiliki hubungan dekat dengan kiai karena menghabiskan banyak waktu bersama di perjalanan.

Tidak hanya dekat dengan sang kiai, sopir—sebagaimana juga para santri ndalem—juga akrab dengan keluarganya. Mereka sering dianggap sudah menjadi bagian dari keluarga inti.   

Masalahnya, kedekatan itu yang justru sering membuat para sopir sungkan. Mereka kerap memaksakan diri dalam membawa kendaraan agar kiai dapat tiba di rumah atau tempat acara tepat waktu.  

“Kita sering dikejar waktu. Sering ada keterbatasan waktu perjalanan dari rumah menuju lokasi pengajian. Waktunya pendek, jadi harus cepat-cepat,” kata Zakaria.

Menurut Zakaria, ada banyak penyebab sopir kelelahan dan mengantuk dalam perjalanan. Bisa karena tidak tersedia tempat istirahat yang memadai di lokasi pengajian.

“Sering juga ketika sopir sampai di lokasi, bertemu dengan teman atau panitia yang kenal. Terus mengobrol sampai tiba waktunya perjalanan kembali atau berpindah tempat. Jadi kondisi sopir belum fit lagi.”

Load More