SuaraJawaTengah.id - Pernahkah Anda mendengar mitos bahwa orang Sunda tidak boleh menikah dengan orang Jawa? Mitos ini sudah ada sejak lama dan dipercaya oleh sebagian orang. Bahkan jangan-jangan hubungan asmara Anda terhalang akibat mitos ini?
Namun, apakah benar ada alasan yang sah di balik larangan ini? Mari kita telusuri asal-usul mitos ini dalam sejarah. Sebagaimana dikutip dari YouTube Maskipirasi, berikut ini 5 mitos larangan orang Sunda menikah dengan orang Jawa.
1. Awal Mula Mitos dari Perang Bubat (1357)
Mitos larangan pernikahan antara orang Sunda dan Jawa bermula dari sebuah peristiwa tragis di abad ke-14. Pada masa kejayaan Kerajaan Majapahit dan Kerajaan Galuh, Raja Hayam Murug dari Majapahit jatuh cinta pada Pitaloka Citraresmi, putri Raja Sunda. Sayangnya, pernikahan ini tidak berlangsung mulus.
Perang Bubat terjadi pada tahun 1357, yang dipicu oleh perbedaan pendapat antara Pati Gajah Mada dari Majapahit dan Raja Sunda, Prabu Maharaja.
Prabu Maharaja ingin mengadakan pernikahan besar antara putrinya, Pitaloka, dan Raja Hayam Murug, tetapi Pati Gajah Mada menginginkan pernikahan sederhana, yang lebih menunjukkan kekuasaan Majapahit atas Sunda.
Perbedaan pandangan ini akhirnya berujung pada pertempuran besar di Bubat. Tragedi ini berakhir dengan tewasnya Prabu Maharaja, dan Pitaloka memilih mengakhiri hidupnya sebagai bentuk kesetiaan kepada ayahnya.
2. Dampak Tragedi Perang Bubat
Perang Bubat menjadi peristiwa bersejarah yang menorehkan luka dalam hubungan antara Kerajaan Majapahit dan Kerajaan Sunda. Konflik ini membawa dampak panjang yang mempengaruhi hubungan kedua bangsa, dan akhirnya berkembang menjadi mitos tentang larangan orang Sunda menikah dengan orang Jawa.
Baca Juga: 7 Fakta Medis di Balik Mitos 'Lebam Karena Dijilat Setan'
Bagi orang Jawa, pernikahan dengan orang Sunda dianggap membawa malapetaka dan kesulitan dalam kehidupan rumah tangga. Mitos ini berkembang pesat di masyarakat dan menjadi bagian dari cerita sejarah yang terus diwariskan dari generasi ke generasi.
3. Mitos Tanpa Dasar Sejarah yang Kuat
Meskipun mitos ini terus berkembang, penting untuk dicatat bahwa tidak ada dasar sejarah yang kuat yang membuktikan bahwa menikah dengan orang Sunda akan membawa kesulitan atau malapetaka.
Mitos ini lebih berakar pada kejadian tragis Perang Bubat, yang tidak boleh dipandang sebagai alasan untuk membatasi hubungan antar suku atau budaya.
Pakar sejarah menyarankan agar kita lebih memahami konteks sejarah tersebut, bukan hanya mempercayai mitos tanpa melihat fakta sejarah yang ada. Saat ini, banyak pasangan dari suku Jawa dan Sunda yang menikah bahagia tanpa terikat oleh mitos ini.
4. Pentingnya Memahami Sejarah untuk Mencegah Ketegangan Antar Budaya
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Motor Matic Paling Nyaman & Kuat Nanjak untuk Liburan Naik Gunung Berboncengan
- 4 Rekomendasi Cushion dengan Hasil Akhir Dewy, Diperkaya Skincare Infused
- 5 HP RAM 8 GB Memori 256 GB Harga Rp1 Jutaan, Terbaik untuk Pelajar dan Pekerja
- Diminta Selawat di Depan Jamaah Majelis Rasulullah, Ruben Onsu: Kaki Saya Gemetar
- Daftar Promo Alfamart Akhir Tahun 2025, Banyak yang Beli 2 Gratis 1
Pilihan
-
Cerita 1.000 UMKM Banyuasin: Dapat Modal, Kini Usaha Naik Kelas Berkat Bank Sumsel Babel
-
Seni Perang Unai Emery: Mengupas Transformasi Radikal Aston Villa
-
Senjakala di Molineux: Nestapa Wolves yang Menulis Ulang Rekor Terburuk Liga Inggris
-
Live Sore Ini! Sriwijaya FC vs PSMS Medan di Jakabaring
-
Strategi Ngawur atau Pasar yang Lesu? Mengurai Misteri Rp2.509 Triliun Kredit Nganggur
Terkini
-
Lelang on The Street, BRI Sapa Warga di CFD Blora, Kenalkan Peluang Investasi dan Kemudahan BRImo
-
La Suntu Tastio: Layanan Digital BRI Membuat Pengelolaan Keuangan Usaha Jadi lebih Praktis
-
Kolaborasi Lintas Budaya, BRI dan PSMTI Jawa Tengah Gelar Pengajian Kebangsaan di MAJT Semarang
-
Konektivitas Aceh Pulih, Kementerian PU Janjikan Jembatan Permanen
-
Urat Nadi Aceh Pulih! Jembatan Krueng Tingkeum Dibuka, Mobilitas Kembali Normal