Budi Arista Romadhoni
Rabu, 08 Oktober 2025 | 08:53 WIB
Ilustrasi psikotes saat melamar pekerjaan. [Freepik.com/EyeEM]
Baca 10 detik
  • Tes psikotes menilai logika, kepribadian, dan ketahanan mental agar sesuai dengan posisi kerja.
  • Ada 11 jenis tes umum seperti logika, gambar, kepemimpinan, hingga konsistensi kerja.
  • Kunci sukses psikotes: latihan rutin, jujur menjawab, dan tampil percaya diri saat ujian.

SuaraJawaTengah.id - Dalam proses seleksi kerja, tes psikotes menjadi tahap penting yang tidak bisa diabaikan. Tes ini bukan hanya untuk menilai kemampuan berpikir, tetapi juga kepribadian, ketahanan mental, dan kecocokan seseorang dengan posisi yang dilamar.

Bagi banyak pelamar kerja, tahap ini sering kali menjadi momok. Padahal, dengan memahami jenis-jenis tes yang biasanya digunakan HRD, Anda bisa mempersiapkan diri dengan jauh lebih baik.

Berikut 11 jenis tes psikotes kerja yang paling sering digunakan HRD, sebagaimana dikutip dari lengkap dengan penjelasan dan tips singkatnya.

1. Tes Logika Aritmatika

Tes ini mengukur kemampuan berpikir logis melalui angka. Peserta akan diberikan deret angka tertentu, misalnya 2, 4, 6, 8, 10, lalu diminta menebak pola atau angka berikutnya.

Tujuannya untuk menilai kemampuan analisis dan pemahaman pola matematis dasar. Tipsnya, seringlah berlatih mengenali pola penjumlahan, pengurangan, kelipatan, dan kombinasi angka agar terbiasa berpikir cepat dan tepat.

2. Tes Logika Penalaran Gambar

Tes ini menilai kemampuan memahami pola visual. Peserta akan melihat rangkaian gambar dengan bentuk berbeda, kemudian menentukan gambar apa yang seharusnya muncul selanjutnya.

HRD menggunakan tes ini untuk melihat cara seseorang berpikir sistematis dan mengidentifikasi pola. Semakin cepat dan akurat Anda mengenali pola, semakin tinggi nilai konsistensi dan fokus Anda.

Baca Juga: 5 Tanaman Paling Cepat Menghasilkan Uang dengan Modal Kecil

3. Tes Analog Verbal

Tes analog verbal biasanya berisi 40 soal yang berhubungan dengan sinonim, antonim, dan padanan kata.

Tes ini mengukur kemampuan seseorang memahami hubungan antar kata serta logika bahasa.

Contoh: Langit – Biru, Daun – ? Peserta harus mengaitkan hubungan yang serupa.

Kuncinya adalah memperbanyak kosakata dan sering berlatih soal verbal untuk melatih logika bahasa.

4. Tes Wartegg

Tes Wartegg terdiri dari delapan kotak kecil berisi pola sederhana seperti titik, garis, atau kurva. Peserta diminta melanjutkan gambar sesuai imajinasi masing-masing.

Hasil tes ini digunakan untuk menilai emosi, kreativitas, hingga kestabilan kepribadian.

Tipsnya, gambar dengan percaya diri dan hindari coretan yang ragu-ragu. Gambar yang seimbang antara kiri dan kanan menunjukkan kestabilan emosi.

5. Tes Papikostik

Papikostik adalah tes kepribadian berisi 90 pasang pernyataan. Peserta diminta memilih pernyataan yang paling menggambarkan dirinya.

Tes ini membantu HRD mengenali gaya kerja, kemampuan kepemimpinan, hingga relasi sosial seseorang.

Misalnya, apakah Anda tipe yang suka bekerja sama atau lebih nyaman bekerja mandiri.

Kunci menghadapi tes ini adalah menjawab dengan jujur dan konsisten agar hasilnya mencerminkan karakter asli Anda.

6. Tes Menggambar Manusia

Tes ini tampak sederhana, tetapi maknanya dalam. Peserta diminta menggambar sosok manusia, lalu menuliskan deskripsi seperti usia, jenis kelamin, dan aktivitasnya.

Dari hasilnya, psikolog bisa menilai tingkat kepercayaan diri, tanggung jawab, serta cara seseorang memandang dirinya.

Tipsnya, gambar manusia dengan proporsi yang wajar dan ekspresi positif, seperti sedang bekerja atau beraktivitas produktif.

7. Tes Menggambar Pohon

Tes ini sering dikombinasikan dengan tes menggambar manusia. Peserta diminta menggambar pohon berkambium seperti jambu atau mangga, bukan bambu atau pisang.

Pohon dianggap simbol kehidupan dan kekuatan batin. Akar menggambarkan prinsip hidup, batang menunjukkan ketegasan, dan cabang mencerminkan relasi sosial.

Tes ini digunakan untuk menilai kestabilan emosi dan kematangan pribadi seseorang.

8. Tes Kepemimpinan

Tes ini dirancang untuk menilai kemampuan memimpin dan membuat keputusan. Peserta akan dihadapkan pada sejumlah pernyataan situasional dan diminta memilih tanggapan yang paling sesuai.

Hasilnya mencerminkan kemampuan mengambil keputusan, memotivasi tim, dan menghadapi konflik.

Tes ini banyak digunakan untuk posisi supervisor, kepala tim, atau calon manajer.

9. Tes Edward Personal Preference Schedule (EPPS)

Tes EPPS digunakan untuk menilai kebutuhan dan motivasi seseorang di tempat kerja.

Terdiri dari serangkaian pernyataan yang menyoroti kebutuhan sosial, rasa tanggung jawab, serta dorongan berprestasi.

HRD menggunakan tes ini untuk memastikan apakah motivasi pribadi kandidat sejalan dengan nilai perusahaan.

Kunci suksesnya adalah menjawab sesuai kepribadian asli tanpa berusaha terlihat sempurna.

10. Tes Army Alpha Intelligence

Tes ini menilai kemampuan memahami perintah dengan cepat. Peserta akan diminta mengikuti instruksi tertentu seperti “coret semua angka genap di bawah 8” atau “lingkari angka ganjil di atas 5”.

Tujuannya untuk mengukur konsentrasi, daya tangkap, dan kecepatan berpikir.

Tes ini sering digunakan untuk posisi yang menuntut ketelitian tinggi, seperti staf administrasi, analis data, atau operator produksi.

11. Tes Kraepelin atau Pauli (Tes Koran)

Inilah salah satu tes paling menantang dalam psikotes. Peserta harus menjumlahkan deretan angka panjang secara vertikal selama waktu tertentu.

Hasilnya bukan dinilai dari banyaknya jawaban benar, melainkan dari konsistensi, ritme kerja, dan daya tahan.

Tes ini cocok untuk menilai kemampuan seseorang bekerja di bawah tekanan waktu dan beban tinggi.

Tipsnya, jangan terburu-buru. Fokuslah menjaga ritme agar hasil tetap stabil dari awal sampai akhir.

Tes psikotes kerja dirancang bukan untuk menjatuhkan pelamar, tetapi untuk mencari kecocokan antara karakter dan posisi kerja.

Setiap jenis tes memiliki tujuan berbeda, mulai dari menilai logika, kepribadian, hingga daya tahan kerja.

Dengan berlatih dan memahami pola tes, Anda bisa tampil lebih percaya diri dan menunjukkan potensi terbaik di hadapan HRD.

Jadi, jangan takut menghadapi psikotes. Anggap saja ini sebagai peluang untuk menunjukkan siapa diri Anda sebenarnya di dunia kerja.

Kontributor : Dinar Oktarini

Load More